98
perkiraan Bapak Sumarno, anggaran tersebut masih kurang, apalagi untuk merehab.
Selain biaya, peneliti mewawancarai seluruh informan mengenai pendapat mereka terhadap program SANIMAS yang telah dirasakan langsung, khususnya
sudah dua tahun ini. Setiap informan menyatakan melalui program SANIMAS, masyarakat telah merasakan manfaat yang lebih baik dibandingkan kehidupan
mereka sebelumnya. Manfaat tersebut dialami secara merata bagi masyarakat yang turut menikmati hasil program SANIMAS.
Salah satu informan utama, yakni Bapak Zailani sebagai Sekretaris KSM Bunga Tanjung menyatakan manfaat besar yang dialaminya setelah program
SANIMAS ada di Kelurahan Bagan Deli. Ia mengingat kembali sewaktu dahulu masih mengambil air pada orang lain dan sekarang kapan saja ia bebas mengambil
air bahkan sudah punya air sendiri di rumah. Bagi masyarakat, air yang dulunya mahal jadi murah. Dari yang jaraknya jauh, kini jadi dekat.
4.2.5 Indikator Responsivitas
Sebuah kebijakan yang berhasil tampak melalui tanggapan masyarakat yang menanggapi pelaksanaan setelah terlebih dahulu memprediksi pengaruh
yang akan terjadi jika suatu kebijakan akan dilaksanakan. Dan juga tanggapan masyarakat setelah dampak kebijakan sudah mulai dapat dirasakan dalam bentuk
yang positif berupa dukungan ataupun wujud yang negatif berupa penolakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama, peneliti
memperoleh data mengenai responsivitas masyarakat terhadap program
Universitas Sumatera Utara
99
SANIMAS, baik sebelum dilakukan dilakukannya program maupun setelah program sudah dinikmati. Sebelumnya peneliti menanyakan bagaimana respons
informan sewaktu dimintai pendapat terhadap program SANIMAS. Jawaban informan menyatakan persetujuan atau mendukung program SANIMAS
dilaksanakan di Kelurahan Bagan Deli mengingat kebutuhan masyarakat akan MCK dan terutama air sangat terbatas.
Bapak Sumarno, sebagai orang tua yang dipercayai masyarakat dalam hal pengelolaan program-program dari pemerintah di Kelurahan Bagan Deli ikut serta
menanyakan respons positif sekaligus saran masyarakat kala program SANIMAS disosialisasikan di kelurahan tersebut. Masyarakat Bagan Deli kini belajar dari
pengalaman-pengalaman sebelumnya ketika telah menerima bantuan sanitasi juga. Pasalnya, sudah pernah dibangun MCK di Kelurahan Bagan Deli, tetapi tidak ada
air dan itulah yang gagal padahal bangunan MCK-nya besar. Dari pengalaman demikian, masyarakat memberikan usulan. Alangkah baiknya apabila dibuat
sumur bor. Setelah itu, peneliti pun menanyakan respons informan ketika program
SANIMAS telah nyata dialami masyarakat dalam bentuk pembangunan MCK+. Menurut salah satu informan yaitu Bapak Zailani, masyarakat sebagai pengguna
MCK di Lingkungan V cukup senang dengan bantuan sarana yang telah tersedia. Saat ini masyarakat sudah mudah mendapatkan air bersih. Dahulu ada masyarakat
yang biasanya buang air besar ke sungai. Ia bercerita, kalau bulan puasa setelah berbuka jam 6 sore, biasanya usai makan apabila sakit perut masyarakat tidak
Universitas Sumatera Utara
100
perlu lagi nunggu antrian kamar mandi. Karena sudah tersedia beberapa unit kamar mandi.
Sampai hari ini, menurut informan, masyarakat menerima dengan senang hati hasil dari program SANIMAS yang setiap hari dapat dinikmati. Meskipun
dalam setiap penggunaan MCK, masyarakat memberikan uang sebagai pembayaran operasional sehari-hari, namun masyarakat tidak merasa keberatan.
Dari hasil wawancara dengan Bapak Nazaruddin selaku Kepala Lingkungan yang juga bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas MCK+
menyatakan bahwa masyarakat tidak diberikan keharusan membayar jasa penggunaan MCK. Hanya saja masyarakat diberitahu untuk ikut serta
menyumbangkan uang guna membayar biaya operasional seperti beban listrik dan air atau penggantian bola lampu yang rusak maupun lainnya.
Informasi yang peneliti peroleh dari masing-masing informan, masyarakat boleh dengan sekadar saja memberikan uang kepada Bapak Nazaruddin kalau
sudah selesai menggunakan MCK. Ada yang memberikan Rp 1.000 – Rp 2.000 per hari atau Rp 10.000- Rp 20.000 per bulan. Ada pula yang tidak membayar
karena memang tidak sanggup atau tidak memiliki uang untuk membayarkannya. Akan tetapi, peneliti juga memperoleh informasi kalau pemerintah daerah
maksudnya lurah ternyata memberikan bantuan anggaran Rp 50.000 juga per bulannya untuk pembayaran operasionalnya.
Jawaban dari masing-masing informan mengenai pembayaran atas penggunaan MCK ini menyatakan dukungan dan persetujuan. Alasan yang
Universitas Sumatera Utara
101
diberikan oleh informan terhadap dukungan tersebut ialah karena penanggung jawab atau pengelola MCK adalah orang yang telah dipercayai sejak lama
sekaligus Kepala Lingkungan V itu sendiri. Menurut informan, masyarakat juga cukup jeli untuk setiap penggunaan uang tersebut. Masyarakat mau juga bertanya
tentang beban listrik dan air yang ditangguhkan tiap bulannya. Itulah sebabnya masyarakat tidak merasa keberatan mengeluarkan uang dari kantong masing-
masing asalkan uang tersebut memang digunakan untuk kebutuhan operasional dan pengelolaan MCK.
Selanjutnya, peneliti pun menanyakan respons informan terhadap kendala atau kerugian yang dialami dalam menggunakan fasilitas MCK+. Dari tiga belas
informan, sepuluh orang informan menyatakan tidak ada kendala yang dialami sampai sejauh ini. Masyarakat tetap dapat menggunakan fasilitas MCK+ dengan
nyaman. Akan tetapi, ada tiga orang informan yang berpendapat sama mengenai kendala yang dialami yaitu Bapak Sumarno, Ibu Sarah dan Bapak Amat. Ketiga
informan mengatakan kendala yang pernah dialami ialah aliran listrik padam. Menurut Bapak Amat, kalau listrik padam, maka pipa air tidak dapat menyala.
Akibatnya, masyarakat yang hendak menggunakan MCK harus menunggu sampai listrik menyala kembali.
4.2.6 Indikator Ketepatan