75
• Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang air limbah, drainase
dan persampahan; dan • Pelaksanaan tata usaha direktorat
3.4.3.1 Program dan Kegiatan
Masalah sanitasi di Indonesia masih relatif tertinggal, masih banyak penduduk yang belum mendapatkan akses sanitasi layak. Perlu pendekatan
paradigma baru untuk mengejar ketertinggalan sanitasi. Hal ini dilakukan dengan menjadikan masyarakat pengguna sebagai subyek utama dan kelestarian
lingkungan sebagai prinsip utama. Berikut adalah paradigma baru yang diterapkan untuk masing-masing sektor yaitu :
1. Sektor Air Limbah
Pendekatan melalui paradigma baru ini dilakukan dengan mendorong kesadaran masyarakat untuk merubah perilaku buang air besar BAB dari BAB
sembarangan ke BAB yang aman dan sehat. Hal ini dilakukan dengan pendekatan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat SANIMAS. Sanitasi Berbasis
Masyarakat atau SANIMAS merupakan salah satu opsi program untuk peningkatan kualitas dibidang sanitasi khususnya pengelolaan air limbah yang
diperuntukkan bagi masyarakat yang tinggal di kawasan padat kumuh miskin perkotaan dengan menerapkan pendekatan berbasis masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
76
SANIMAS menggunakan prinsip Demand Responsive Approach DRA atau Pendekatan yang Tanggap Terhadap Kebutuhan. Apabila kotakabupaten
tidak menyampaikan minat maka tidak akan difasilitasi. Minat tersebut salah satunya dicerminkan dengan kemauan untuk mengalokasikan dana dari APBD.
Oleh karena itu, SANIMAS juga menekankan prinsip pendanaan multi sumber multisource of fund. SANIMAS juga menggunakan prinsip seleksi-sendiri self
selection, opsi teknologi sanitasi, partisipatif dan pemberdayaan. Pola penyelenggaraan SANIMAS dilakukan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat
KSM dengan difasiitasi oleh Tenaga Fasilitator Lapangan TFL yang memiliki kemampuan teknis dan social kemasyarakatan, mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi.
2. Sektor Persampahan
Untuk pengelolaan sampah, dulunya hanya kumpul-angkut-buang hingga TPA kelebihan beban dan tidak mampu lagi menampung sampah. Kini
pengurangan timbulan sampah dilakukan semaksimal mungkin dari sumbernya melalui pendekatan program 3R yaitu Reduce, Reuse dan Recycle dengan
dukungan peran serta masyarakat, dunia usaha dan swasta untuk meminimalkan jumlah dan komposisi sampah.
3. Sektor Drainase Perkotaan
Demikian juga halnya dengan pengelolaan drainase, dulunya mengalirkan limpasan air hujan kebadan air penerima secepatnya, kini pembangunan
infrastruktur drainase dilakukan dengan pendekatan drainase berwawasan
Universitas Sumatera Utara
77
lingkungan dengan berupaya memperlambat limpasan air hujan agar lebih banyak yang meresap ke dalam tanah melalui bangunan resapan baik buatan atau alamiah
sesuai dengan kaidah konservasi dan keseimbangan lingkungan. Pengelolaan drainase dengan konsep baru ini dilakukan dengan
pendekatan konservasi, bukan semata membuang kelebihan air secepat dan sebanyak-banyaknya, namun penyaluran kelebihan air hanya dilakukan jika usaha
mengendalikan menahan dan memanfaatkan air hujan telah dilakukan secara optimal. Inilah yang dinamakan pengelolaan drainase berwawasan lingkungan.
Konsep ini ingin mengubah paradigma lama dalam pembangunan drainase khususnya di perkotaan. Selama ini drainase difungsikan untuk mengalirkan air
hujan yan mengalirkan air hujan yang berupa limpasan run-off secepat-cepatnya ke penerima airbadan air terdekat.
3.5 Gambaran Umum Program Sanitasi Berbasis Masyarakat