Perikanan Darat Peranan SDM dalam Pengelolaan Sumber Daya Kelautan

Cory Pasaribu : Analisis Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Melalui Tpi Terhadap Pad Desa Bagan Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, 2009. USU Repository © 2009 4 Peningkatan pengadaan sarana-sarana pemasaran perikanan. 5 Peningkatan prasarana pelabuhan perikanan dan jaringan irigasi untuk pertambakan. Reksohadiprodjo dan Pradono, 1998

2.6. Perikanan Darat

Perikanan darat merupakan perikanan air tawar dan air payau. Air payau adalah percampuran antara air tawar dan air laut. Tempat yang dipergunakan untuk perikanan darat meliputi sungai, danau, bendungan, rawa, empang, kolam, sawah, serta tambak di tepi pantai. Usaha perikanan darat pada umumnya diusahakan oleh petani sebagai mata pencaharian tambahan. Perikanan darat yang merupakan milik umum adalah perikanan darat non budi daya. Ikan di sini tidak dipelihara dan tidak dikembangkan, terdapat di sungai, danau, dan rawa. Jika dahulu danau dan rawa dibiarkan begitu saja oleh penduduk dan ikan hidup di dalamnya bukan sengaja dipelihara, sekarang tempat itu dapat diusahakan untuk memelihara ikan secara besar- besaran. Perikanan darat yang merupakan milik perseorangan adalah perikanan darat budidaya. Ikan ini dipelihara, diberi makan, dan dikembangkan. Terdapat di empang, kolam, sawah, dan tambak. Jenis ikan yang dikembangkan adalah ikan mujair, tawes, sepat, mas, gabus, lele, bandeng, dan udang. Evy, 2001 Cory Pasaribu : Analisis Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Melalui Tpi Terhadap Pad Desa Bagan Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, 2009. USU Repository © 2009 2.7. Nelayan dan Kemiskinan 2.7.1. Pengertian dan Penggolongan Nelayan Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal di pinggir pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya Mulyadi, 2005. Nelayan merupakan salah satu golongan terbesar dalam kelompok petani dunia, dengan ciri- ciri sebagai berikut : a Menangkap ikan dalam lingkungan tekanan penduduk lokal yang meningkat. b Mempunyai sumber daya yang terbatas sehingga menciptakan tingkat kehidupan yang rendah. c Bergantung seluruhnya atau sebahagian kepada produksi yang dihasilkan. d Kurang memperoleh layanan kesehatan, pendidikan dan pelayanan lainnya. Soekartiwi, 1986. Sesungguhnya, nelayan bukanlah suatu entititas tunggal, mereka terdiri dari beberapa kelompok. Dilihat dari segi pemilikan alat tangkap, nelayan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan juragan, dan nelayan perorangan. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain. Sebaliknya, nelayan juragan adalah nelayan yang memiliki alat tangkap yang dioperasikan oleh orang lain. Adapun nelayan perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri, dan dalam pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain. Mulyadi, 2005 Cory Pasaribu : Analisis Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Melalui Tpi Terhadap Pad Desa Bagan Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, 2009. USU Repository © 2009

2.7.2. Kemiskinan Nelayan

Kemiskinan adalah suatu konsep yang cair, serba tidak pasti serta bersifat multidimensional. Disebut cair karena kemiskinan bisa bersifat subjektif, tetapi sekaligus juga bermakna objektif. Secara objektif bisa saja masyarakat tidak dapat dikatakan miskin karena pendapatannya sudah berada di atas batas garis kemiskinan, yang oleh sementara ahli diukur menurut standar kebutuhan pokok berdasarkan atas kebutuhan beras dan gizi. Akan tetapi, apa yang tampak secara objektif tidak miskin itu, bisa saja dirasakan sebagai kemiskinan oleh pelakunya karena adanya perasaan tidak mampu memenuhi kebutuhan ekonominya, atau bahkan dengan membandingkan dengan kondisi yang dialami oleh orang lain, yang pendapatannya lebih tinggi darinya. Begitu banyak pengertian tentang kemiskinan, tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa istilah kemiskinan selalu menunjuk pada sebuah kondisi yang serba kekurangan. Mulyadi, 2005 Kemiskinan mempunyai bermacam-macam aspek. Aspek-aspek ini berbeda- beda tingkatnya dalam tiap-tiap negara. Baldwin dan Meier mengemukakan 6 sifat ekonomis yang terdapat di negara-negara miskin atau sedang berkembang yaitu negara tersebut merupakan produsen barang-barang primer, menghadapi masalah tekanan penduduk, sumber-sumber alam belum banyak diolah, penduduknya masih terbelakang dari segi ekonomi, kekurangan kapital dan orientasi perdagangan ke luar negeri. Irawan dan Suparmoko, 1992 Di lihat dari segi kepemilikan alat tangkap, nelayan dapat dibedakan dalam tiga kelompok yaitu nelayan buruh, nelayan juragan dan nelayan perorangan. Dari Cory Pasaribu : Analisis Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Melalui Tpi Terhadap Pad Desa Bagan Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, 2009. USU Repository © 2009 ketiga kelompok tersebut, pada umumnya nelayan juragan tidak miskin. Kemiskinan nelayan cenderung dialami oleh nelayan perorangan dan buruh nelayan. Di lihat dari lingkupnya, kemiskinan nelayan terdiri atas kemiskinan prasarana dan kemiskinan keluarga. Kemiskinan prasarana dapat diindikasikan pada ketersediaan prasarana fisik di desa-desa nelayan, yang pada umumnya masih sangat minim, seperti tidak tersedianya air bersih, jauh dari pasar, dan tidak adanya akses untuk mendapatkan bahan bakar yang sesuai dengan harga standar. Kemiskinan prasarana itu secara tidak langsung juga memiliki andil bagi munculnya kemiskinan keluarga. Misalnya, tidak tersedianya air bersih akan memaksa keluarga untuk mengeluarkan uang untuk membeli air bersih, yang berarti mengurangi pendapatan mereka. Kemiskinan prasarana juga dapat mengakibatkan keluarga yang berada di garis kemiskinan bisa merosot ke dalam kelompok keluarga miskin. Mulyadi, 2005

2.8. Peranan SDM dalam Pengelolaan Sumber Daya Kelautan

Pentingnya wilayah kelautan dalam pengembangan pembangunan berkelanjutan, tidak hanya karena wilayah lautnya yang sangat luas di Indonesia melainkan karena juga banyak terdapatnya sumber daya-sumber daya yang potensial untuk dimanfaatkan. Keanekaragaman sumber daya yang terkandung merupakan modal yang baik bagi masyarakat Indonesia bila dimanfaatkan dan dikelola secara bijaksana. Zen, 1996 Cory Pasaribu : Analisis Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Melalui Tpi Terhadap Pad Desa Bagan Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, 2009. USU Repository © 2009 Pengeloalaan sumber daya alam haruslah mengacu pada strategi konservasi, yaitu: a. Perlindungan terhadap sistem penyangga kehidupan, dengan menjamin terpeliharanya proses ekologi kelangsungan hidup biota dan ekosistemnya. b. Pengawetan keanekaragaman sumber plasma mutlak yaitu menjamin terpeliharanya sumber genetik dan ekosistemnya bagi kepentingan umat manusia. c. Pelestarian di dalam pemanfaatan baik jenis maupun ekosistemnya, yaitu dengan mengendalikan cara-cara pemanfataannya sehingga diharapakan dapat dilakukan secara optimal dan berkesinambungan. Oleh sebab itu, SDM sangat berperan penting dalam pengelolaan sumber- sumber alam yang ada di wilayah pesisir dan laut, yang masih banyak dengan cara tradisional. Para nelayan menangkap ikan tanpa membedakan yang kecil dan yang besar. Dalam kegiatan pengeksploitasian sumber daya tersebut, banyak menyerap tenaga kerja tanpa batasan umur, Artinya semua lapisan umur dapat bekerja dan tidak memerlukan jenjang pendidikan formal dan ketrampilan khusus, yang penting adalah keberanian dalam mengarungi laut lepas dan kekuatan fisik. Puasat Riset Kelautan dan Perikanan, 2000 Ketersediaan lapangan kerja di bidang uasaha kelautan, baik aktivitas yang dilakukan di darat maupun yang di laut yang selalu ada setiap saat, mempunyai dampak yang negatif terhadap masyarakat, khususnya usia sekolah cenderung malas untuk bersekolah atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sebab Cory Pasaribu : Analisis Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Melalui Tpi Terhadap Pad Desa Bagan Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, 2009. USU Repository © 2009 laki-laki dan perempuan dapat bekerja. Bila laki-laki ikut berlaut menjadi nelayan, pekerja tambak, usaha pembuatan kapal dan lain-lain. Sementara wanita berperan dalam industri pembuatan ikan asin, pemisahan ikan hasil tangkapan nelayan berdasarkan jenisnya, yang semua kegiatan tersebut dilakukan di darat. Sementara anak-anak usia sekolah dapat melakukan kegiatan seperti membersihkan kapal ketika mendarat, membersihkan jaring, yang juga mendapat imbalan yang dapat menyenangkan mereka. Asyik dan mudahnya mencari uang membuat mereaka malas dan lupa untuk sekolah. Sebagaimana umumnya, SDM merupakan salah satu faktor penentu dalam pengembangan-pengembangan sektor-sektor lainnya, demikian juga halnya dengan usaha kelautan untuk masa yang akan datang. Oleh sebab itu peningkatan taraf pendidikan dan wawasan masyarakat di wilayah pesisir pantai sangat penting. Karena untuk dapat mengelola secara benar diperlukan pengetahuan yang cukup tentang potensi sumber daya kelautan, wilayah pesisir dan masalah-masalah yang akan dihadapi yang berkaitan dengan pengeksploitasian SDA tersebut maka pendayagunaan yang berlebihan yang dapat merusak lingkungan laut dan wilayah pesisir dapat dihindarkan dan langkah-langkah untuk penaggulanganm masalah dapat terarah dan efektif. 2.9. Pengembangan Masyarakat Nelayan dan Desa Pantai Strategi pada pembangunan masyarakat desa harus diterapkan juga pada pembangunan masyarakat pantai, yaitu membantu masyarakat untuk dapat Cory Pasaribu : Analisis Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Melalui Tpi Terhadap Pad Desa Bagan Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, 2009. USU Repository © 2009 membangun dan berkembang atas kemampuan dan kekuatan sendiri, dengan mendasarkan pada pengembangan potensi alam lingkungan desa. Kebijakan yang didasarkan di dalam melaksanakan pembangunan masyarakat desa meliputi beberapa hal. Pertama, program pembangunan masyarakat desa diarahkan untuk mencegah dan meniadakan kemiskinan dan kesengsaraan yang dapat terjadi di kalangan masyarakat. Kedua, mendorong dan meningkatkan aktivitas, kreativitas, prestasi dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Ketiga, di dalam usaha menghapus kemiskinan di dalam masyarakat perlu diusahakan peningkatan sumber daya alam, swadaya serta produktivitas masyarakat guna dapat menciptakan kehidupan ekonomi yang berdampak pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan dan taraf hidup masyarakat. Keempat, meningkatkan dan memanfaatkan peranan lembaga-lembaga masyarakat yang berfungsi sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Kelima, pembangunan desa diarahkan untuk lebih mengutamakan desa dengan masyarakat yang relatif miskin, masyarakat terpencil, masyarakat di wilayah kritis, wilayah pantai, kepulauan perbatasan, dan sebagainya. Mulyadi, 2005

2.10. Potensi Modal Sosial dalam Komunitas Nelayan