Cory Pasaribu : Analisis Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Melalui Tpi Terhadap Pad Desa Bagan Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, 2009.
USU Repository © 2009
2.7.2. Kemiskinan Nelayan
Kemiskinan adalah suatu konsep yang cair, serba tidak pasti serta bersifat multidimensional. Disebut cair karena kemiskinan bisa bersifat subjektif, tetapi
sekaligus juga bermakna objektif. Secara objektif bisa saja masyarakat tidak dapat dikatakan miskin karena pendapatannya sudah berada di atas batas garis kemiskinan,
yang oleh sementara ahli diukur menurut standar kebutuhan pokok berdasarkan atas kebutuhan beras dan gizi. Akan tetapi, apa yang tampak secara objektif tidak miskin
itu, bisa saja dirasakan sebagai kemiskinan oleh pelakunya karena adanya perasaan tidak mampu memenuhi kebutuhan ekonominya, atau bahkan dengan
membandingkan dengan kondisi yang dialami oleh orang lain, yang pendapatannya lebih tinggi darinya. Begitu banyak pengertian tentang kemiskinan, tetapi secara
umum dapat dikatakan bahwa istilah kemiskinan selalu menunjuk pada sebuah kondisi yang serba kekurangan. Mulyadi, 2005
Kemiskinan mempunyai bermacam-macam aspek. Aspek-aspek ini berbeda- beda tingkatnya dalam tiap-tiap negara. Baldwin dan Meier mengemukakan 6 sifat
ekonomis yang terdapat di negara-negara miskin atau sedang berkembang yaitu negara tersebut merupakan produsen barang-barang primer, menghadapi masalah
tekanan penduduk, sumber-sumber alam belum banyak diolah, penduduknya masih terbelakang dari segi ekonomi, kekurangan kapital dan orientasi perdagangan ke luar
negeri. Irawan dan Suparmoko, 1992 Di lihat dari segi kepemilikan alat tangkap, nelayan dapat dibedakan dalam
tiga kelompok yaitu nelayan buruh, nelayan juragan dan nelayan perorangan. Dari
Cory Pasaribu : Analisis Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Melalui Tpi Terhadap Pad Desa Bagan Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, 2009.
USU Repository © 2009
ketiga kelompok tersebut, pada umumnya nelayan juragan tidak miskin. Kemiskinan nelayan cenderung dialami oleh nelayan perorangan dan buruh nelayan. Di lihat dari
lingkupnya, kemiskinan nelayan terdiri atas kemiskinan prasarana dan kemiskinan keluarga. Kemiskinan prasarana dapat diindikasikan pada ketersediaan prasarana fisik
di desa-desa nelayan, yang pada umumnya masih sangat minim, seperti tidak tersedianya air bersih, jauh dari pasar, dan tidak adanya akses untuk mendapatkan
bahan bakar yang sesuai dengan harga standar. Kemiskinan prasarana itu secara tidak langsung juga memiliki andil bagi munculnya kemiskinan keluarga. Misalnya, tidak
tersedianya air bersih akan memaksa keluarga untuk mengeluarkan uang untuk membeli air bersih, yang berarti mengurangi pendapatan mereka. Kemiskinan
prasarana juga dapat mengakibatkan keluarga yang berada di garis kemiskinan bisa merosot ke dalam kelompok keluarga miskin. Mulyadi, 2005
2.8. Peranan SDM dalam Pengelolaan Sumber Daya Kelautan