Menilai Problem Identifikasi Analisis Dengan SEM

5.2.2.5. Menilai Problem Identifikasi

Setelah itu di uji normalitas datanya, untuk melihat apakah ada data yang tidak berdistribusi normal, evaluasi normalitas dilakukan dengan menggunakan kriteria critical ratop skewness value sebesar ± 2,58 pada tingkat signifikansi 0.001. data dapat disimpulkan mempunyai distribusi normal jika nilai critical ratio skewness value di bawah harga mutlak ±2.58. Dengan perhitungan manual dapat dihitung dengan rumus Nilai minimum pada variabel X5 = 0 Nilai maksimum pada variabel X5 = 158,730 Untuk nilai skewness dapat dihitung dengan rumus 3 1 3 1 s N Y Y skewness N i i −       − = ∑ = dimana Yi adalah setiap data variabel dan Y adalah rata-rata dari setiap data, dan N adalah jumlah data: Y = 112 9 . 8 12 ... 9 . 1 4 . 10 3 . 22 + + + + + = 9,43 S= 1 112 9 , 8 43 , 9 ... 4 , 10 43 , 9 3 , 22 43 , 9 2 2 2 − − + + − + − =7,95 3 1 3 1 s N Y Y skewness N i i −       − = ∑ = = 3 1 3 95 , 7 1 112 43 , 9 3 , 22 − − ∑ = N i = 3,526 4 1 4 1 s N Y Y kurtosis N i i − − = ∑ = − = 3 1 3 95 , 7 1 112 43 , 9 3 , 22 − − ∑ = N i = 21,426 Untuk nilai critical rasio dapat diperoleh untuk skewness dan kurtosis dapat dihitung dengan rumus: Menghitung standar error dari skewness: N e s 6 . = = 112 6 =0,231 e s Sampel skewness cr . _ = = 235 , 15 231 , 526 , 3 = Menghitung standar error dari skewness: N e s 24 . = = 112 24 = 0.463 e s Sampel kurtosis cr . _ = = 286 , 46 463 , 426 , 21 = Untuk keseluruhan data dapat diolah melalui program AMOS, sehingga didapatkan hasil output normalitas yang dapat dilihat pada Tabel 5.8 Tabel 5.8. Assesment of normality Variable min max skew c.r. kurtosis c.r. X5 .000 158.730 3.773 16.301 15.968 34.496 X4 178.400 2676.870 .042 .182 -1.700 -3.673 X3 84.020 1312.140 .090 .388 -1.560 -3.370 X2 3.200 266.500 3.062 13.231 15.637 33.779 X1 1.100 66.200 3.526 15.235 21.426 46.286 Multivariate 79.503 50.282 Sebuah distribusi dikatakan normal jika data tidak miring ke kiri atau ke kanan disebut simetris dengan nilai skweness adalah 0, serta mempunyai keruncingan yang ideal angka kurtosis yang negatif atau positif. Karena itu, yang akan diuji adalah seberapa miring atau seberapa runcing sebuah distribusi, sehingga masih dapat dianggap normal, walaupun tidak benar-benar berdistribusi normal. Angka pembanding adalah angka Z. Angka tersebut didapat dengan melihat tabel z. pada umumnya digunakan tingkat kepercayaan 99. Pada tingkat kepercayaan tersebut, tingkat signifikansi adalah 100-99 = 1, dan angka Z adalah ± 2,58. Dengan demikian sebuah distribusi dikatakan normal jika angka cr skweness atau angka cr kurtosis ada di antara -2,58 sampai +2,58. namun jika angka-angka tersebut ada di bawah -2,58 atau diatas +2,58 distribusi dapat dikatakan tidak normal, dari seluruh nilai cr skweness atau angka cr kurtosis dapat diperhatikan bahwa ada beberapa nilai diatas 2,58 oleh karena itu diperhatikan kembali apakah ada sebaran data yang outlier atau tidak. atau dengan menguji chi squarenya yang didapatkan dengan bantuan program excel, dengan rumus =chiinvprob,df = chiinv0.001,5 = 20,52 angka probabilitas 0.001 yaitu tingkat signifikansi penelitian dan angka 5 yang merupakan jumlah indikator pada variabel laten ,sebelumnya ditampilkan terlebih dahulu ditunjukkan output observations furthest from the centroid dari program AMOS kemudian dihilangkan setiap data yang outlier, untuk perhitungan manual dapat dilihat: = pXp =ZXZ = σ σ − − − − x x x x x = 95 , 7 696 , 70 43 , 9 95 , 7 696 , 70 43 , 9 − − x = 0.102X0,948 Nilai p adalah nilai probabilitas, yaitu jarak antara tingkat signifikansi dengan probabilitas dari data terhadap chi-square. Untuk keseluruhan data dapat dilihat pada Tabel 5.9. Tabel 5.9. Observations farthest from the centroid Mahalanobis distance Group number 1 Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2 37 70.969 .000 .000 54 59.564 .000 .000 58 41.106 .000 .000 86 26.913 .000 .000 50 16.258 .006 .001 90 12.046 .034 .185 31 9.175 .102 .948 26 8.268 .142 .993 15 7.323 .198 1.000 49 6.584 .253 1.000 77 6.360 .273 1.000 32 6.055 .301 1.000 45 5.992 .307 1.000 33 5.898 .316 1.000 72 5.837 .322 1.000 19 5.443 .364 1.000 9 5.417 .367 1.000 101 5.228 .389 1.000 73 5.182 .394 1.000 51 5.099 .404 1.000 11 4.767 .445 1.000 47 4.658 .459 1.000 79 4.568 .471 1.000 67 4.538 .475 1.000 42 4.494 .481 1.000 76 4.432 .489 1.000 39 4.430 .489 1.000 84 4.401 .493 1.000 23 4.359 .499 1.000 48 4.286 .509 1.000 16 4.141 .529 1.000 70 4.133 .530 1.000 89 3.994 .550 1.000 17 3.974 .553 1.000 4 3.948 .557 1.000 36 3.925 .560 1.000 Tabel 5.9. Observations Farthest………….. Lanjutan Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2 41 3.851 .571 1.000 95 3.789 .580 1.000 91 3.718 .591 1.000 66 3.710 .592 1.000 30 3.690 .595 1.000 61 3.662 .599 1.000 46 3.524 .620 1.000 102 3.516 .621 1.000 62 3.501 .623 1.000 80 3.481 .626 1.000 110 3.446 .632 1.000 2 3.437 .633 1.000 85 3.391 .640 1.000 112 3.385 .641 1.000 1 3.291 .655 1.000 14 3.230 .665 1.000 29 3.175 .673 1.000 74 3.121 .681 1.000 104 3.112 .683 1.000 107 3.099 .685 1.000 28 2.997 .700 1.000 111 2.949 .708 1.000 63 2.949 .708 1.000 82 2.868 .720 1.000 10 2.805 .730 1.000 7 2.759 .737 1.000 99 2.680 .749 1.000 60 2.565 .767 1.000 34 2.548 .769 1.000 96 2.542 .770 1.000 64 2.532 .772 1.000 38 2.531 .772 1.000 92 2.486 .779 1.000 97 2.478 .780 1.000 57 2.455 .783 1.000 103 2.422 .788 .999 93 2.401 .791 .999 Tabel 5.9. Observations Farthest………….. Lanjutan Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2 12 2.392 .793 .998 68 2.367 .796 .998 35 2.367 .796 .996 100 2.354 .798 .993 65 2.352 .799 .988 3 2.333 .801 .983 44 2.330 .802 .972 5 2.309 .805 .962 43 2.183 .823 .981 98 2.180 .824 .969 94 1.934 .858 .997 18 1.930 .859 .993 22 1.916 .861 .989 21 1.813 .874 .994 83 1.632 .897 .999 6 1.628 .898 .998 87 1.539 .909 .999 13 1.526 .910 .998 71 1.451 .919 .998 24 1.451 .919 .996 25 1.442 .920 .992 20 1.427 .921 .986 53 1.423 .922 .972 105 1.296 .935 .986 81 1.263 .939 .980 Angka-angka pada tabel di atas menunjukkan seberapa jauh jarak sebuah data dari titik pusat tertentu; jarak tersebut diukur dengan metode Mahalanobis. Semakin jauh jarak sebuah data dengan titik pusat centroid, semakin ada kemungkinan data masuk dalam kategori outlier, atau data yang sangat berbeda dengan data lainnya. Perhatikan data pada tabel yang menunjukkan urutan besar Mahalanobis Distance, dari yang terbesar sampai terkecil. Sebuah data termasuk outlier jika mempunyai angka p1 dan p2 yang kurang dari 0,05. pada data diatas, angka diurutkan mulai dari nomor data yang mempunyai jarak terbesar. Dari 112 data, data nomor 37, 54, 58, 86 dapat dianggap data outlier, karena pada kolom p1 dan p2 mempunyai nilai yang kurang dari 0,05. sehingga data urutan ke 5 dan seterusnya mempunyai angka p2 yang sudah diatas 0,05, sehingga dapat dianggap bukan outlier, sampai pada uji normalitas yang ketiga masih didapatkan data outlier, dan setelah diuji sampai uji normalitas ke 4, kemudian didapatkan data yang tidak terdapat outliernya, Dan data observasi pada uji yang keempat dapat dilihat di tabel 5.10. = σ σ − − − − x x x x x = 9 , 4 581 , 20 43 , 9 9 , 4 581 , 20 43 , 9 − − x = 0.001X0,094 Nilai p adalah nilai probabilitas, yaitu jarak antara tingkat signifikansi dengan probabilitas dari data terhadap chi-square. Untuk keseluruhan data dapat dilihat pada Tabel 5.10. Tabel 5.10.Observations Farthest From The Centroid Mahalanobis distance Group number 1 Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2 75 20.581 .001 .094 100 18.348 .003 .028 13 15.912 .007 .036 30 15.395 .009 .012 38 14.825 .011 .006 24 14.576 .012 .002 75 20.581 .001 .094 100 18.348 .003 .028 13 15.912 .007 .036 30 15.395 .009 .012 38 14.825 .011 .006 Tabel 5.10.Observations Farthest………….Lanjutan Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2 24 14.576 .012 .002 7 12.255 .031 .041 70 11.482 .043 .067 44 10.385 .065 .211 1 9.601 .087 .388 58 9.371 .095 .366 14 8.927 .112 .460 65 8.845 .115 .382 29 8.587 .127 .403 31 8.455 .133 .364 2 8.165 .147 .419 21 8.042 .154 .385 90 7.942 .159 .342 59 7.660 .176 .414 64 7.251 .203 .585 17 6.852 .232 .751 45 6.821 .234 .688 43 6.685 .245 .694 37 6.668 .246 .620 96 5.964 .310 .930 68 5.918 .314 .912 66 5.790 .327 .919 71 5.645 .342 .933 42 5.600 .347 .917 80 5.567 .351 .893 9 5.552 .352 .855 62 5.539 .354 .810 11 5.356 .374 .861 33 5.351 .375 .813 84 5.276 .383 .804 88 5.065 .408 .876 35 4.758 .446 .957 6 4.741 .448 .941 10 4.651 .460 .945 91 4.639 .461 .923 53 4.565 .471 .922 98 4.485 .482 .924 101 4.475 .483 .896 Tabel 5.10.Observations Farthest………….Lanjutan Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2 76 4.466 .484 .860 41 4.299 .507 .910 15 4.173 .525 .932 79 4.156 .527 .910 86 4.127 .531 .890 27 3.937 .559 .943 99 3.933 .559 .918 28 3.884 .566 .910 54 3.865 .569 .884 82 3.824 .575 .869 93 3.790 .580 .847 8 3.698 .594 .865 12 3.659 .599 .847 55 3.622 .605 .826 26 3.436 .633 .907 4 3.338 .648 .925 92 3.311 .652 .907 34 3.308 .653 .870 56 3.146 .678 .928 81 3.076 .688 .932 50 2.829 .726 .984 3 2.810 .729 .977 19 2.763 .737 .975 60 2.732 .741 .969 73 2.711 .744 .957 87 2.680 .749 .947 52 2.674 .750 .923 39 2.611 .760 .924 85 2.562 .767 .918 16 2.548 .769 .888 32 2.544 .770 .843 40 2.541 .770 .786 83 2.506 .776 .754 89 2.446 .785 .751 69 2.397 .792 .733 67 2.385 .794 .666 57 2.304 .806 .688 Tabel 5.10.Observations Farthest………….Lanjutan Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2 18 2.141 .829 .808 20 2.135 .830 .739 63 2.070 .839 .737 77 2.027 .845 .707 23 2.013 .847 .629 47 1.956 .855 .610 94 1.933 .858 .535 22 1.884 .865 .497 74 1.881 .865 .386 72 1.759 .881 .457 5 1.698 .889 .429 48 1.606 .901 .446 97 1.587 .903 .342 49 1.516 .911 .318 61 1.432 .921 .304 36 1.249 .940 .432 78 1.245 .941 .276 95 1.060 .958 .375 46 .942 .967 .350 25 .659 .985 .557 Dari tabel diatas, dapat diperhatikan nilai p1 dan p2 berada diatas 0,001 sehingga tidak perlu dilakukan penghapusan data outlier lagi, dan data sudah dianggap berdistribusi normal, dan dapat melangkah ke tahap selanjutnya

5.2.2.6. Mengevaluasi model dengan kriteria Kesesuaian