Kebutuhan
Jalur yang efektif Waktu
perjalanan Waktu
BongkarMuat Waktu
Manuver Jarak
Gambar 5.8. Variabel Penentu Rute Kapal
5.2.2. Analisis Dengan SEM
Untuk menentukan hubungan variabel yang berpengaruh kepada jalur yang efektif, maka dapat ditentukan dengan jalur SEM berdasarkan setiap tahapan-tahapan:
5.2.2.1. Pengembangan Model Berbasis Teori
Pada tahap ini disusun setiap variabel yang berpengaruh terhadap penentuan jalur pelayaran kapal, dimana variabel yang disusun adalah variabel yang dapat diukur
langsung dan merupakan variabel-variabel yang berpengaruh langsung secara signifikan terhadap pelayaran kapal yaitu: waktu, jarak, daya tampung pelabuhan asal dan biaya,
tetapi dalam hal ini biaya bukan variabel yang dapat diukur oleh karena itu variabel yang akan dianalisis tingkat hubungannya adalah waktu, jarak dan daya tamping.
Penentuan rute dengan system tramper yang dilakukan perusahaan adalah dengan merima setiap permintaan dari depot yang paling membutuhkan, sehingga pada tahap
pertama variabel yang mempengaruhi jalur yang akan ditempuh kapal adalah
permintaan depot tujuan, dan dimana depot tujuan disini sebanyak 13 tujuan, yaitu Merauke, dobo, tual, Namlea, Saumlaki, Labuha, Ternate, Kaimana, Fak-fak, Sanana,
Masohi, Tobelo dan depot asal hanya satu yaitu Ambon, masing-masing setiap depot ini mempunyai jarak yang berbeda dan jumlah kebutuhan BBM yang berbeda.
Dalam melayani semua depot tujuan, kapal tanker melakukan perjalanan ke setiap depot tujuan, tentunya ada variabel yang mempengaruhi yaitu jumlah muatan yang
dibawa oleh kapal tanker dan lama perjalanan sampai ke tempat tujuan dan kembali ke depot asal. Dalam pengoperasian kapal, memakan waktu untuk perjalanan mulai dari
memuat BBM yang akan diangkut kemudian berangkat dari tempat asal, menuju ke depot tujuan untuk membongkar BBM yang akan diangkut, dapat digambarkan dengan
kecepatan kapal dalam melakukan perjalanan dan kecepatan kapal ketika melakukan bongkar muat merupakan factor yang sangat berpengaruh terhadap keefektifan produksi
kapal, untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada gambar 5.6. faktor kecepatan yang mempengaruhi kapal, kecepatan perjalanan kapal dibagi menjadi dua bagian yaitu
lama menempuh jarak yang dilalui kapal tanker dan waktu yang diperlukan kapal untuk bersandar dan bermanuver. Kecepatan perjalanan kapal, dimana kecepatan kapal
konstan pada saat bermuatam telah Laden atau hanya bermuatan air ballast, untuk kecepatan bongkar muat di pelabuhan depot asal maupun tujuan ditentukan oleh
banyaknya muatan yang dibongkar atau dimuat, dan kecepatan pompa yang dimiliki setiap pompa, karena kecepatan pompa adalah variabel yang mempengaruhi kecepatan
bongkar muat adalah banyak muatan yang dibongkar dan waktu yang diperlukan untuk melakukan bongkar muat. Untuk menentukan bias pengukuran, yaitu variabel-variabel
yang tidak diteliti tetapi ikut berpengaruh terhadap penentuan rute kapal yang efektif dinyatakan dengan variabel eror.
5.2.2.2.Mengkontruksi Diagram Jalur untuk Menunjukkan Hubungan Kausalitas
Analisis SEM dalam prosesnya selalu membutuhkan diagram jalur sebagai patokan atau gambaran suatu system yang akan diukur tingkat interaksi variabel-
variabelnya. Untuk analisis SEM kali ini diagram jalur yang digunakan adalah diagram jalur hasil pemetaan dengan pola level-5. Karena pada level ini sistem telah dijelaskan
dengan rinci hubungan antar variabel-variabel dalam sistem Gambar 5.8, pada jalur ini ditambahkan variabel eror sebagai bias pengukuran yang telah disebutkan pada langkah
sebelumnya, jalur yang sudah dibentuk dengan program AMOS dapat dilihat pada Gambar 5.9, setiap variabel yang mempengaruhi jalur kapal dikonversi menjadi
Y
X1 e1
1 1
X2 e2
1
X3 e3
1
X4 e4
1
X5 e5
1
Gambar 5.9. Diagram Jalur Variabel Kapal
Dimana konversi setiap notasi yang diatas diterangkan sebagai berikut: X1 = Waktu bongkar muat
X2 = Waktu perjalanan X3 = Jarak
X4 = Kebutuhan X5 = Waktu manuver
Y = Jalur yang efektif
5.2.2.3. Konversi Diagram Jalur kedalam Serangkaian Persamaan Struktural dan Spesifikasi Model Pengukuran
Berdasarkan dari kajian teori diatas, dirubah kedalam persamaan struktural dan spesifikasi model pengukuran. Persamaan struktural dari diagram jalur diatas hanya
menggambarkan satu diagram laten dan 5 indikatornya sehingga persamaan dari setiap indikator dimasukkan menjadi model pengukuran. Dengan demikian persamaan model
pengukuran dapat dibuat seperti: X1 = 1Y + e1…………………………1
X2 = 2Y + e2…………………………2 X3 = 3Y + e3…………………………3
X4 = 4Y + e4…………………………4 X5 = 5Y + e5…………………………5
Untuk model struktural dari pengukuran dapat dibuat seperti: Y = bX1 + bX2 + bX3 + bX4 + BX5……………..6
5.2.2.4. Memilih Input Matriks dan Mendapatkan Model Estimate