Operasi Kapal Transportasi 1. Pengertian Transportasi

Dorkas Taruli Manurung : Penentuan Rute Distribusi Bbm Untuk Menentukan Jalur Yang Optimal Dan Biaya Yang Optimum Dengan Metode Structural Equation Modeling DI PT. Burung Laut, 2010. M N t B M P N r J F K . . 2 . . + + + = 1 Jumlah perjalanan pertahun dapat dinyatakan dengan rumus: U B q C V J T N + + = 2 100 2 dan muatan dalam ton yang diangkut per tahun menjadi: N q c M . 100 = atau 3 U B q C V j T q C M + + = 2 100 100 4

3.1.5. Operasi Kapal

Dalam pengoperasian kapal, kita mengenal istilah uang tambang freight, sistem tarif penyewaan kapal chartering, pengangkutan, dan pengiriman barang atau muatan. Hal-hal tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut 9 a. Uang tambang freight : Uang tambang freight adalah uang yang diminta oleh perusahaan pelayaran untuk kompensasi biaya atas jasa mengangkut barang. Uang tambang dapat dipungut berdasarkan jenis barang commidity based, dimana uang tambang akan disesuaikan dengan jenis barangnya. Dengan banyaknya jenis barang, tentunya uang tambang berbeda-beda pula. Untuk memudahkan pemungutan uang tambang maka diberikan 8 R.P Suyono.co. Ibid. h.89 Dorkas Taruli Manurung : Penentuan Rute Distribusi Bbm Untuk Menentukan Jalur Yang Optimal Dan Biaya Yang Optimum Dengan Metode Structural Equation Modeling DI PT. Burung Laut, 2010. alternatif lain, yaitu mengenakan uang tambang berdasarkan satuan per unit. Untuk pungutan seperti itu biasanya banyak dilakukan terhadap peti kemas, Uang tambang berdasarkan jenis barang dapat dibagi lagi menjadi 10 1. Revenue based berdasarkan pendapatan, dimana uang tambang yang dihitung sebagai x persen dari harga barang ad valorem. Misalnya 2 dari ad valorem. : 2. Cost based berdasarkan biaya, dimana biaya yang dikeluarkan sudah diperhitungkan. Misalnya biaya harian kapal ship’s daily cost, biaya operasional, biaya tak langsung dan asuransi, serta biaya lain untuk mengoperasikan kapal. Uang tambang berdasarkan revenue biasanya untuk muatan yang mahal, tapi dapat juga dipergunakan untuk muatan murah yang tidak akan diangkut bila hanya didasarkan biaya cost based. Hasilnya adalah muatan yang mahal memberikan subsidi pada muatan yang murah 11 9 Ibid 11 Ibid.h.90 . Besarnya ton untuk menghitung uang tambang dapat didasarkan ton berat atau ton volumeruangan. Bila 1 long ton mengambil ruangan lebih kecil dari 40 cft atau bila 1.000 Kg lebih kecil dari 1 M 3 maka perhitungannya berdasarkan berat. Sebaliknya, bila 1 long ton mengambil ruangan lebih besar dari 40 cft atau 1.000 Kg lebih besar dari 1 M 3 maka perhitungannya berdasarkan ton volume. Disamping uang tambang, ada surchage atau biaya tambahan lain, tergantung dari bentuk, besar, berat dan lain sebagainya dimana diperlukan peralatan khusus untuk mengerjakan muatan itu. Berikut adalah beberapa istilah uang tambang yang perlu diketahui: Dorkas Taruli Manurung : Penentuan Rute Distribusi Bbm Untuk Menentukan Jalur Yang Optimal Dan Biaya Yang Optimum Dengan Metode Structural Equation Modeling DI PT. Burung Laut, 2010. 1. Advance freight adalah uang tambang yang diminta di muka. Banyak kapal liner untuk muatan umum general cargo akan meminta agar uang tambang dapat dibayar di muka advance freight. Biasanya uang tambang tidak akan diganti bila muatan atau kapal hilang dalam perjalanan 2. Freight Collect, payable at destination, freight forward, atau destination freight adalah uang tambang yang dibayar bilaman muatan akan diserahkan. Carrier dapat menahan barang sebelum uang tambang dilunasi seluruhnya. 3. Dead Freight adalah uang tambang yang dapat diminta oleh pemilik kapal kepada charterer kapalnya bila charterer tidak dapat mengangkut seluruh muatan atau charterer sudah memesan ruangan muatan dan telah disediakan pemilik kapal, akan tetapi kemudian charterer tidak jadi menggunakannya. Oleh karena itu, charterer harus membayar uang ganti rugi dead freight. 4. Back freight adalah uang tambang untuk muatan berlebih overcarried cargo yang tidak dapat dibongkar di tempat tujuan, tetapi terpaksa dibawa kapal untuk dibongkar di tempat lain. 5. Freight all kinds FAK adalah uang tambang, yang tarif atau besarnya sama, yang dikenakan untuk setiap petikemas yang diangkut, dan biasanya untuk jarak yang dekat. Bagi suatu perusahaan pelayaran, agar kapal-kapalnya dapat terus berlayar dengan menguntungkan maka pendapatannnya revenue harus lebih besar dari biaya cost yang dikeluarkan, karena laba profit diperoleh dari selisih revenue dan cost 12 11 Ibid.h.90 Dorkas Taruli Manurung : Penentuan Rute Distribusi Bbm Untuk Menentukan Jalur Yang Optimal Dan Biaya Yang Optimum Dengan Metode Structural Equation Modeling DI PT. Burung Laut, 2010. Agar revenue besar, maka kapal harus dijalankan seefesien dan seekonomis mungkin. Oleh karena itu, koordinasi antar bagian dari suatu perusahaan pelayaran harus baik. Pemakaian bunker harus hemat, karena makin cepat laju kapal, makin banyak pemakaian bahan bakarnya. Dalam mencari muatan untuk kapal diperlukan keahlian khusus mendekati shipper pengirim barang maupun consignee pemilik barang yang potensial Adapun cara menghitung uang tambang adalah sebagai berikut. Keuntungan untuk suatu usaha pelayaran didapat dengan rumus: F- [Cs Ts + Cp Tp + Pc + Cs Tnc + Ac + D Ts + Tp + Tnc] 5 F= freight Cs = biaya satu hari di laut Ts = lama waktu di laut Cp = biaya satu hari dipelabuhan Tp = lama waktu di pelabuhan Pc = biaya pelabuhan Tnc = lama waktu untuk muatan berikut Ac = biaya administrasi per hari D = depresiasi per hari Biaya keseluruhan dalam menjalankan pelayaran adalah 13 1. Fixed Cost: : a. Biaya untuk perwira dan ABK b. Asuransi 12 Ibid.h.91 Dorkas Taruli Manurung : Penentuan Rute Distribusi Bbm Untuk Menentukan Jalur Yang Optimal Dan Biaya Yang Optimum Dengan Metode Structural Equation Modeling DI PT. Burung Laut, 2010. c. Reparasi dan perawatan maintanance d. Perbekalan stores dan perlengkapan e. Biaya administrasi f. Bunga dan depresiasi 2. Beban Variabel a. Beban bahan bakarminyak air dsb. b. Beban muatbongkar barang c. Beban pelabuhan Untuk menetapkan besarnya uang tambang yang akan ditawarkan, pihak pengangkut carrier harus melihat juga faktor yang akan mempengaruhi operasi kapal, yaitu: 1. Faktor muat stowage factor 2. Jarak yang ditempuh 3. Bagian pasar market share dan lalu lintas pelayaran Beban untuk liner dipengaruhi juga oleh berbagai beban tambahan dan penyesuaian yang disebut surchages dan adjusment factors. Disebabkan oleh keadaan yang berubah dengan cepat, misalnya kurs mata uang, kenaikan harga BBM, peperangan, dan keadaan politik yang buruk menyebabkan perusahaan pelayaran harus menanggung variasi beban yang harus ditutup, seperti currency adjustment factor CAF, bunker adjustment factor BAF, dan port congestion surchages agar tidak rugi. Dorkas Taruli Manurung : Penentuan Rute Distribusi Bbm Untuk Menentukan Jalur Yang Optimal Dan Biaya Yang Optimum Dengan Metode Structural Equation Modeling DI PT. Burung Laut, 2010. b. Penyewaan kapal Chartering Dalam pengangkutan barang atau muatan, kita dapat melakkukannya dengan cara menggunakan kapal sendiri atau menyewanya chartering. Ada beberapa cara menyewa kapal, yakni 14 1. BareboatDemise Charter Kapal disewa sebagai badan kapal saja. Penyewa charterer menyediakan nahkoda serta ABK dan mengoperasikan kapal seolah miliknya. 2. Time Charter Kapal dapat disewa, seolah oleh suatau badan yang beroperasi dan dipakai untuk suatu waktu tertentu. Si penyewa charterer membayar uang sewa dan bunker serta kapal dioperasikan sesuai kemauan penyewa. Uang sewa dapat dinyatakan sebagai biaya perhari atau biaya perton DWT. Dalam time charter, pembagian biayanya dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Pembagian Biaya Pada Sistem Time Charter Pemilik Kapal Owner Penyewa Kapal Charterer Depresiasi Asuransi Survei Overhead Gaji nahkodaABK Beberapa klaim muatan Brokerage Uang sewa Bunker Uang Pelabuhan Stevedoring Ballast Beberapa klaim muatan Air Sumber :R.P Suyono, Shipping Pengakutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kontrak time charter adalah: a. Tanggal, nama, dan alamat dari pemilik kapal dan penyewa charterer b. Perincian dari kapal, draft, horse power, kekuatan mesin, kecepatan, pemakaian bahan bakar, peralatan bongkarmuat, pompa, heating coil, dsb. 14 Ibid. h.95 Dorkas Taruli Manurung : Penentuan Rute Distribusi Bbm Untuk Menentukan Jalur Yang Optimal Dan Biaya Yang Optimum Dengan Metode Structural Equation Modeling DI PT. Burung Laut, 2010. c. Keadaan kapal dan kelasnya d. Batas Pelayaran e. Uang sewa, cara pembayarannya, dan mata uang yang digunakan f. Kerusakankelambatan yang dapat digunakan off-hire g. Waktu penyewaan chartering dimulai h. Hak penyewa charterer untuk menyatakan keberatan, dan kemungkinan untuk dapat mengganti nahkoda atau chief engineer i. Tindakan yang akan dilakukan pada waktu kerusuhan j. Pelaksanaan arbitrase bila tidak ada kesesuaian pengertian k. Cara kapal mengadakan dok tahunan annual drydocking pada waktu kontrak masih berjalan l. Penyelesaian general average 3. Voyage Charter Kapal disewa untuk memuat barang antara tempat A dan B. Boleh dikatakan bahwa pemilik kpal membayar sebuah biaya, kecuali biaya bongkarmuat dan stevedoring FIOS terms. Penyewa membayar uang tambang yang besarnya tergantung barang diangkut yang dinyatakan dalam jumlah ton atau jumlah tertentu untuk satu pelayaran. Penyewa juga harus membayar biaya tambahan atas kelambatan bongkarmuat dari kapal. Hal ini dinamakan demurrage. Namun bila lebih cepat dalam bongkarmuat maka si penyewa mendapat uang despatch, yakni uang insentif yang diberikan pemilik kapal kepada penyewa karena melakukan bongkar muat kurang dari waktu yang ditetapkan dalam kontrak. Uang despatch biasanya setengah dari demurrage. Dorkas Taruli Manurung : Penentuan Rute Distribusi Bbm Untuk Menentukan Jalur Yang Optimal Dan Biaya Yang Optimum Dengan Metode Structural Equation Modeling DI PT. Burung Laut, 2010. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kontrak voyage charter adalah 15 a. Tanggal, nama, dan alamat dari pemilik kapal dan penyewa charterer : b. Perincian dari kapal, yakni nama, tempat registrasi, tonnage, kapasitas, draft, dan peralatan bongkarmuat sesuai dengan muatan yang akan dimuat c. Jenis muatan yang akan dimuat dan cara pemuatan d. Nama tempat memuat dan membongkar barang e. Tanggal kapal harus tiba di tempat pemuatan dan tanggal bila terlambat, charter party dapat dibatalkan f. Waktu labuh lay time yang diperbolehkan, waktu dimulainya, dan hari besar yang dapat dimasukkan dalam charter party g. Biaya angkut freight rate dan mata uang yang digunakan h. Besarnya demurrage dan despatch, yang dihitung dengan membuat time sheet di pelabuhan muat dan di pelabuhan bongkar i. Agen atau perwakilan yang akan dipakai j. Cara menangani dan menyelesaikan persoalan pemogokan, kongesti pelabuhan, kekurangan muatan dsb. k. Klausul untuk arbitrase dan general average seperti dalam time charter, juga rincian pelayaran dan kemungkinan kapal dapat mengadakan deviasi dalam keadaan tertentu Nahkoda juga harus membuat notice of readiness yang menyatakan kepada charterer bahwa kapal telah siap untuk muatbongkar 14 Ibid.h.97 Dorkas Taruli Manurung : Penentuan Rute Distribusi Bbm Untuk Menentukan Jalur Yang Optimal Dan Biaya Yang Optimum Dengan Metode Structural Equation Modeling DI PT. Burung Laut, 2010. 4. Consecutive Voyage Charter Consecutive voyage charter atau disebut juga contract of affreigtment COA adalah penyewaan kapal untuk beberapa pelayaran voyage secara berturut-turut. Secara operasional, masing-masing voyage berdiri sendiri dan sewa-menyewanya juga diselesaikan per voyage. Persyaratannya sama dengan voyage charter. 3.2.Structral Equation Modelling SEM 3.2.1. Sejarah SEM dan Pengertian Sewal Wright mengembangkan konsep ini pada tahun 1934, pada awalnya teknik ini dikenal dengan analisa jalur dan kemudian dipersempit dalam bentuk analisis structural equation modelling. Dari defenisi beberapa ahli menyebutkan diantaranya, ”analisa jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel bergantung tidak hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung Robert D. Rutherford 1993. Sementara itu, definisi lain mengatakan ’Analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan magnitude dan signifikasi significance hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variabel.” Paul Webley,1997. David Garson dari north Carolina State University mendefenisikan analisis jalur sebagai ’model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti. Modelnya digambarkan dalam bentuk gambar lingkaran dan panah di mana anak panah tunggal menujukkan sebagai penyebab. Regresi dikenakan pada masing-masing variabel dalam Dorkas Taruli Manurung : Penentuan Rute Distribusi Bbm Untuk Menentukan Jalur Yang Optimal Dan Biaya Yang Optimum Dengan Metode Structural Equation Modeling DI PT. Burung Laut, 2010. suatu model sebagai variabel tergantung pemberi respons sedang yang lain sebagai penyebab. Pembobotan regresi diprediksikan dalam suatu model yang dibandingkan dengan matriks korelasi yang diobservasi untuk semua variabel dan dilakukan juga penghitungan uji keselarasan statistik David Garson, 2003 16 Perlu disebutkan disini bahwa teknik SEM dibedakan oleh dua karakteristik, yaitu . Model persamaan struktural SEM meliputi seluruh model yang terkenal dengan banyak nama seperti: covariance structure analysis, latent variabel analysis, confirmatory factor analysis dan sering disebut lisrel analysis merupakan salah satu nama program komputer. 17 1. Estimasi atau perkiraan hubungan depensi berganda dan saling terkait estimation of multiple and interrelated depence relationship : 2. Kemampuan untuk mempresentasikan konsep yang tidak terlihat unobserved consepts dalam hubungan – hubungan ini dan memperhitungkan pengukuran kesalahan di dalam proses estimasi.

3.2.2. Prinsip-Prinsip Dasar