Penentuan JalurRute Sistem Operasi Kapal 1.

Untuk hasil penelitian diatas, dihasilkan bahwa variabel yang berpengaruh yang sangat mempengaruhi model ini adalah jarak, waktu untuk perjalanan, waktu untuk bongkar muat dan banyaknya muatan yang dibongkar. Sementara untuk waktu manuver menunjukkan bahwa waktunya hampir konstan, menunjukkan bahwa variabel tersebut bukan variabel berubah dari model jalur yang efektif. Sehingga dengan pertimbangan ini, perlu diambil jarak yang paling dekat, waktu perjalanan yang lebih cepat yang dipengaruhi oleh kecepatan berlayar kapal, baik keadaan kapal laden maupun ballast, banyak minyak yang dibongkar muat, sebenarnya hal ini sangat dipengaruhi oleh kecepatan pompa di pelabuhan, sehingga dipikirkan untuk menggunakan lebih dari satu pompa penghisap, dan kecepatan bongkar muat kapal yaitu kegiatan yang berhubungan selain pompa penghisap.

6.3. Penentuan JalurRute

Penentuan jalur atau rute yang baru bagi kapal tanker, disesuaikan dengan hasil pemodelan diatas dimana setiap rute, variabel berubah penentunya adalah jarak, waktu perjalanan, waktu bongkarmuat, waktu manuver dan banyak BBM yang dibongkar muat. Pembatasnya adalah kapasitas kapal, kebutuhan tiap depot tujuan. Didapatkan 5 kluster untuk rute penghantaran tiap bulannya yaitu seperti pada Tabel 6.2. dengan setiap jumlah hari yang didapatkan Tabel 6.2. Jadwal Keseluruhan Klaster Rute Muatan yang diangkut Lama Perjalanan Klaster I Ambon – Merauke - Ambon 2588,46 KL 7,6 hari Klaster II Ambon – Fak-fak – Kaimana – Masohi - Ambon 2193,833 KL 3.91 hari K la A m 2 8 5, 1 st er II I b o n – S au m la ki – T ua l – D o b o – A m b o n 5 4, 7 1 K L 1 ha ri Klaster IV Ambon – Ternate- Tobelo- Ambon 2436,838 KL 4,29 hari Klaster V Ambon – Namlea- Labuha – Wayame – Sanana – Ambon 2532.238 KL 4,02 hari Total Perjalanan 24,93 hari Jumlah hari 24,93 hari merupakan hari efektif penghantaran minyak karena 2 hari ditentukan untuk maintanance kapal

6.4. Sistem Operasi Kapal 1.

Time Charter Pada metode ini, yang menjadi keuntungan adalah, pihak perusahaan akan tetap menerima uang sewa time charter, meskipun waktu untuk melakukan tertunda. Pihak perusahaan hanya menyediakan seluruh operasional kapal kecuali untuk biaya bahan bakar dan pelabuhan. Pelayanan yang terlambat di pelabuhan dan tidak terlayaninya depot-depot yang lain tidak mempengaruhi uang sewa yang diterima oleh pihak perusahaan, dengan kata lain meskipun produktivitas waktu pelayaran sangat rendah tidak akan mempengaruhi pendapatan perusahaan. Kelemahan pada metode ini adalah meskipun ada kemungkinan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dengan meningkatkan keefektifan produktivitas kapal, tetapi hal ini tidak dapat dilakukan,karena seluruh waktu operasional kapal sudah dikendalikan oleh pihak Pertamina, untuk keuntungan yang diraih dari metode ini adalah sebesar Rp.30.337.733,-.

2. Metode Freight

Pada metode ini, kelebihannya adalah pihak perusahaan mampu mendapatkan keuntungan maksimal dengan meningkatkan produktifitas kapal, metode ini memungkinkan pihak perusahaan untuk mengadakan kerjasama dengan pihak perusahaan lain untuk mendapatkan keuntungan, waktu produktifitas kapal akan semakin besar dan seiring dengan keadaan ini, uang tambang yang dikenakan pada setiap muatan pun telah ditetapkan oleh komite pelayaran sehingga mempunyai ketetapan untuk pendapatan yang akan diraup oleh pihak perusahaan, meskipun dalam hal ini, pihak perusahaanlah yang akan menanggung biaya variabel bahan bakar kapal dan biaya pelabuhan. Kelemahan dari metode ini adalah bahwa pihak kapal bertanggungjawab penuh atas operasional kapal dan menanggung seluruh akibat kerugian apabila kapal terlambat memenuhi jadwal yang sudah ditentukan oleh pihak yang mengadakan kerjasama dengan pihak perusahaan, sehingga resiko yang harus diambil pihak perusahaan jauh lebih tinggi, untuk pendapatan yang didapatkan dengan metode ini didapatkan sebesar Rp.94.878.075,-

6.5. Membandingkan Metode Time Charter dengan Metode Freight