HASIL DATA OBSERVASI DESKRIPSI, ANALISA DATA, INTERPRETASI HASIL

B. HASIL DATA OBSERVASI

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selam Siklus 1 Tabel 2 No Aktivitas Siswa Banyaknya siswa yang melakukan aktivitas pertemuan pada siklus I Total Rata-rata persentase 1 2 3 1 Siswa berada di kelas tepat waktu 78 82,9 87,8 248,7 82,9 2 Siswa bersiap dan berkonsentrasi untuk belajar 73,2 70,7 90,2 234,1 78 3 Guru memberikan kepada siswa kesempatan bertanya tentang pelajaran yang telah dibahasa 63,4 70,7 85,4 219,5 73,7 4 Guru memulai pelajaran baru dan siswa memperhati kan guru menerangkan 82,9 80,4 92,7 256 85,3 5 Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk mencatat materi 75,6 78 90 243,6 81,2 6 Siswa bertanya kepada guru 21,9 100 36,6 158,5 52,8 7 Siswa memperagakan pelajaran tentang keterampilan berbicara dengan tekik bercerita 80,5 87 90 258,4 86,1 8 Siswa aktif dalam peragaan 75,6 78 90 243,8 81,3 9 Siswa menyukai teknik bercerita 70,7 80,5 85,4 236,6 78,9 10 Teknik bercerita membantu siswa dalam materi 78 87,8 92,7 258,5 86,7 11 Review dibahas bersama 75,6 78 87,9 241,5 80,5 12 Siswa diberikan tugas 78 68,10 70,7 216,8 72,3 13 Membahas PR 82,9 87,8 90 260,7 86,9 Jumlah 936,3 1049,9 1089,4 3076,75 1026,6 Rata-rata 72,031 80,76 83,8 236,66 78,969 Dari hasil pengamatan siswa, didapat 78-82,9 siswa sudah berada dalam kelas tepat waktu dan sudah siap untuk menerima pelajaraan. Untuk materi yang diberikan guru, sebagian siswa mempehatikan guru, dan yang lainnya masih asik dengan kesibukannya masing-masing. Penerapan teknik bercerita dilakukan pada saat tes atau uji kemampuan yag diberikan oleh guru atau peneliti. Siswa pun senang dengan penerapan teknik bercerita ini, karena siswa lebih terbantu dan leluasa dalam pengucapannya, yaitu tentang keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara dengan menggunakan teknik bercerita ini siswa diharuskan menggunakan bahasa yang baik, intonasi yang tepat, pelafalan dan ekspresinya. Hal ini terlihat dari perolehan observasi siswa sebanyak 86,84, keterampilan bercerita ini sangat membantu siswa dalam keterampilan berbicara selama belajar, keterampilan berbicara dengan mengunakan teknik bercerita siswa lebih terbantu dan lancar dalam pengucapaanya khususnya dalam keterampilan berbicara.

c. Tahap analisis

Tahap analisis diawali pada pertemuan pertama rabu 19 Oktober 2010. Pada proses pembelajaran kali ini siswa hadir semua, maka materi langsung diberikan kepada siswa dengan materi awal, yaitu mengenal macam-macam keterampilan berbicara dan bagaimana berbicara dengan baik dan benar dalam teknik bercerita. proses pembelajaran peneliti dibantu oleh observer, yaitu guru kelas untuk menilai dan mengamati peneliti selama mengajar. Setelah materi diberikan, peneliti memberitahukan kepada seluruh siswa untuk mempelajari dan mengingat materi yang telah diberikan karena akan diadakan tes atau uji kemampuan siswa. Setiap siswa memperaktikan kedepan kelas satu persatu dengan materi yang telah diberikan, yaitu kemampuan keterampilan berbicara dengan menggunakan teknik bercerita. Penerapan teknik becerita ini dilakukan dengan siswa dalam keterampilan berbicara, setiap siswa berbicara harus menggunakan teknik bercerita dengan baik dalam bahasanaya, intonasi, pelafalan dan ekspresinya. Selama tes uji kemampuan berlangsung setiap siswa yang lainnya memperhatikan temannya masing-masing dan menunggu gilirannya untuk maju ke depan kelas. Pada pertemuan ke dua tanggal 21 Oktober 2010, pada kali ini siswa yang tidak hadir ada 2 orang. Dikarenakan sakit. Sebelum memulai pelajaran baru, peneliti kembali bertanya kepada siswa tentang materi yang sudah diberikan dan dipelajari serta menanyakan kepada siswa hal apa yang belum dimengerti dan dipahami dalam materi yang sudah diberikan kemudian peneliti kembali membahas materi tersebut. Selama pelaksanaan ada beberapa siswa yang masih bingung apa yang harus dilakukan, oleh karena itu peneliti turut membantu siswa tersebut dengan memberikan masukan-masukan dan arahan agar siswa tersebut termotivasi dan berani untuk materi keterampilan berbicara ini. Pembelajaran ini berakhir dengan pembahasan-pembahasan materi yang telah diberikan kepada siswa kemudian peneliti kembali menanyakan materi yang diberikan dan dipelajari. Pada pembelajaran terakhir ini juga peneliti kembali memerintahkan kepada siswa untuk berlatih dan mengingat kembali materi yang telah diberikan karena akan diadakan tes akhir siklus I. Pada tanggal 25 oktober merupakan pertemuan terakhir pada siklus I. peneliti dibantu observer melakukan tes akhir siklus I dengan melakukan tes kemampuan siswa secara individu setiap siswa untuk maju kedepan kelas memperaktikan atau meragakan bagaimana berbicara dengan mengunakan teknik bercerita yang baik dan benar. Tes dilakukan pada jam pertama pukul 06.45- 08.05 WIB. Uji kemampuan yang diberikan siswa adalah tentang keterampilan bericara sesuai dengan materi yang telah diberikan dan dibahas setiap pertemuan pada siklus I. Tabel 3 Distribusi frekuensi siklus I No. Kelas interval Frekuensi relatif 1 50-53 7 18,4 2 54-57 3 7,90 3 58-61 7 18,4 4 62-65 7 18,4 5 66-69 5 13,2 6 70-73 7 18,4 7 74-77 2 5,3 Jumlah 38 100 Berdasarakan hasil tes akhir silklus I, didapat hasil belajar siswa rata-rata 63,3, median 62, modus 50 dan 75 nilai minimum 50, nilai maksimum 70, simpangan baku 271,35, varians 65 dan kemiringan –0,80. Dari tes akhir siklus I siswa sudah mencapai nilai 6. dengan freuensi relative 47 pada interval 74-77, dengan hasil ini yang didapat pada tablel ini, maka siklus I selesai, dan berlanjut ke siklus II. Pada siklus II siswa diharapkan mendapat hasil nilai lebih besar dari siklus I. Setelah tes ini dilakukan maka peneliti melakukan kepada wawancara kepada siswa yang berprestasi tinggi, sedang dan rendah sebanyak 4 orang. Dengan wawancara ini diharapkan diharapkan peneliti akan mendapatkan informasi tentang kualitas pembelajaran keterampilan berbicara bahas Indonesia tentang teknik bercerita.

d. Tahap refleksi.

Pada tahap refleksi siklus I ini masih ditemukan siswa yang tidak aktif mengikuti pelajaran, ketika diberikan pertanyaan masih banyak siswa yang tidak berani untuk menjawab, malu bertanya, oleh karena itu disini peneliti lebih aktif lagi untuk memperhatikan semua siswa agar terjalin interaksi antar guru dan siswa. Berdasarkan pengamatan selama siklus I berlangsung dan hasil evaluasi tentang kemampuan berbicara dengan teknik bercerita, sudah mengalami peningkatan. Namun. Peningkatan siswa belum mengamati peningkatan yang tinggi. Masih ada siswa yang bernilai rendah untuk mencapai nilai sesuai dengan KKM yang ditetapkan di sekolah hanya 7 oarang saja dari 38 orang yang lulus. Pada siklus II peneliti harus lebih serius dan memperhatikan siswa serta dapat menguasai ruangan kelas agar terjalin interaksi antara guru dan siswa serta dapat mencapai nilai sesuai dengan KKM yang ditetapkan di sekolah. Siklus II a. Tahap perencanaan Pada siklusI telah dijelaskan tentang bagaimana cara berbicara yang baik dan benar dan komponen apa saja yang mempengaruhi dalam keterampilan berbicara bahasa Indonesia. Maka pada siklus dua ini akan dipelajari faktor apa saja yang mempengaruhi keterampilan berbicara dan hambatan-hambatan dalam berbicara pada pembeajaran kali ini siswa duduk berubah posisi yaitu pada tempat duduknya. b. tahap pelaksanaan. Pada siklus II pelaksanaan dilakukan 3 kali pertemuan dengan materi tentang faktor-faktor penunjang dalam keterampilan berbicara dan faktor pengambat dalam keterampilan berbicara serta penunjang dalam keterampilan berbicara. Adapun uraian proses pembelajaran keterampilan berbicara pada siklus II sebagai berikut. 1. Pertemuan pertama 10 November 2010. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar ini dilakukan pada tanggal 10 November 2010 dengan materi faktor-faktor penunjang dalam keterampilan berbicara dan faktor penghambat dalam keterampilan berbicara. Kegiatan pembelajaran ini dimulai jam pertama pada pukul 06.45 s.d. 08.05 WIB. Pada pertemuan ini 2 siswa tidak hadir karena sakit. Pembelajaran ini dilakukan dengan pembelajaran yang menjelaskan dari yang paling bawah yaitu faktor yang menunjang serta penghambat dalam berbicara sehingga siswa mengetahui dan bisa mempraktikannya dengan benar sesuai dengan pembelajaran yang diajarkannya. Peneliti dibantu oleh guru kelas selama proses pembelajaran berlangsung untuk menilai peneliti selama mengajar dikelas dan membantu mengamati aktifias siswa selama proses belajar berlangsung, yang tujuannya unntuk memberikan perbaikan selama mengajar. Materi awal yaitu materi tentang faktor apa saja sebagai penunjang keterampilan berbicara diajarkan kepada siswa. Dalam pembelajarannya peneliti berperan lansung menjelaskannya sehingga mempermudah siswa lebih mengerti dan paham dalam mempelajarinya dan memberikan motivasi bahwa hambatan dalam berbicara dan penunjnag dalam berbicara itu seperti yang dicontohkan oleh peneliti dan membuat siswa menginginkan dan punya gambaran dalam keterampilan berbicara. Di sini siswa berperan aktif untuk menyebutkan hak apa saja yang harus dipersiapkan dalam keterampilan berbicara, kemudian peneliti menjelaskan didepan kelas tentang materi bebicara. Setelah dijeaskan peneliti meminta siswa memperaktikan keterampilan bebicara dengan teknik bercerita berdasarkan pengalaman pribadi. Disini siswa berperan aktif dalam mempelajari materi keterampilan berbicara. Penerapan teknik bercerita dilakukan pada saat peneliti memberikan latihan tes kemampuan untuk maju kedepan kelas setiap siswa, dan peneliti memberikan waktu 10 menit untuk setiap siswa yang maju untuk melakukan tes berbicara dengan teknik bercerita berdasarkan cerita atau pengalaman yang paling bekesan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah waktu selesai barulah penelti menyampaikan pesan- pesan dan memotivasi kepada siswa untuk lebih giat lagi dalam belajar dan penerapan teknik bercerita ini memudahkan siswa dalam berbicara di depan kelas kepada temannya. Peneliti mengamati selama penerapan teknik bercerita diterapkan kepada siswa. 2. Pertemuan ke dua 14 November 2010 Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan ke dua ini dilaksanakan pada tanggal 14 November 2010. Dimulai pada jam pertama jam 06.45-08.05 WIB. Yang dihadiri 38 siswa yang lainnya tidak hadir dikarenakan sakit. Pertemuan yang kedua ini membahas tentang bercerita dengan baik dalam keterampilan berbicara. Pertemuan ini diawali dengan peneliti bertanya kembali kepada siswa tentang materi yang belum dipahami dalm keterampilan berbicara yang telah dibahas. Pada pembelajaran ini peneliti mengunakan alat peraga dalam berbicara, yaitu alat rekaman. Hal ini mempermudah siswa dalam mengoreksi kemampuannya sehingga menjadi acuan untuk lebih bagus lagi dalam keterampilan berbicara. Sama halnya dalam pertemuan pertama seorang penelti meragakan kemudian siswa memperaktiakan kemampuannya lewat contoh yang telah diberikan dan berperan aktif dalam pembelajaran keterampilan berbicara tersebut. Peneliti kembali dibantu oleh guru observer untuk menilai peneliti selama mengajar dan mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaranberlangsug. Setelah siswa dapat memperagakan dengan memahami materi tentang berbicara maka peneliti kembali melanjutkan dan menjelaskan tentang keterampilan berbicara dengan teknik bercerita itu. Para siswa kembali memperhatikan peneliti menjelaskan materi tentang keterampilan berbicara dengan teknik berceita , sebagian siswa ada yang sudah paham dan ada juga yang belum mengerti dan berani untuk maju mempraktiaknya akan tetapi peneliti terus mencoba memotivasi dan menjelaskan sampai siswanya benar-benar paham dan berani. Materi telah selesai dibahas maka peneliti kembali untuk memberikan latihan tes kemampuan lagi kepada siswa untuk memperagakan kembali tentang materi yang sudah dipelajari, yaitu tentang keterampilan berbicara dengan teknik bercerita. Peneliti kembali memberikan waktu kepada siswa 10 nit untuk maju tes kemampuan. Teknik pembelajaran ini disukai oleh siswa karena mereka lebih terbantu dalm berbicaranya yaitu teknik bercerita yang diambil dari pengalaman yang mereka lakukan sehari hari. Setelah selesai siswa memperaktikan atau melakukan tesnya selesai, peneliti kembali memberikan motivasi dan memberikan arahan kepada siswa untuk percaya pada kemampuan diri bahwa setiap orang pasti bisa asal mau bersungguh-sunguh dan berani memperaktiaknnya. 3. Pertemuan ke tiga 18 November 2010 Pada tanggal 18 November pertemuan terakhir siklus II, pada tahap akhir ini peneliti berbicara kepada siswa untuk melakukan tes terakhir dan diharapkan kepada seluruh siswa mampu dan memahami segala materi yang telah diajarkan sehingga setiap siswa mampu berbicara dengan teknik bercerita dengan baik dan benar mencapai nilai yang ditentukan sekolah. Pada tes ini selain peneliti menugaskan kepada siswa untuk maju kedepan, peneleliti juga mengamati aktifitas siswa yang dibantu oleh guru observer dalam menjalani tes siswa. Berikut hasil observer aktifitas siswa selama proses pembelajaran selam suiklus II Tabel 4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Siklus II No Aktivitas Siswa Banyaknya siswa yang melakukan aktivitas pertemuan pada siklus II Total Rata-rata persentase 1 2 3 1 Siswa berada di kelas tepat waktu 85,4 87,8 90 263,2 87,7 2 Siswa bersiap dan berkonsentrasi untuk belajar 78 73,2 87,8 239 79,7 3 Guru 68,10 78 87,8 233,9 77,10 memberikan kepada siswa kesempatan bertanya tentang pelajaran yang telah dibahasa 4 Guru memulai pelajaran baru dan siswa memperhati kan guru menerangkan 87,8 85,4 95,1 268 89,4 5 Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk mencatat materi 90,2 80,5 92,7 263,4 87,8 6 Siswa bertanya kepada guru 26,8 34,1 41,5 102,4 34,1 7 Siswa memperagakan pelajaran tentang keterampilan berbicara dengan tekik bercerita 85,4 90 95,1 270,5 90,2 8 Siswa aktif dalam peragaan 80,5 82,9 87,8 251,2 83,7 9 Siswa menyukai teknik bercerita 75,6 87,8 92,7 256,1 85,4 10 Teknik bercerita membantu siswa dalam materi 90,2 90 95,1 275,3 91,8 11 Review dibahas bersama 75,6 80,5 90 246,1 82 12 Siswa 90,2 73,2 78 241,4 80,5 diberikan tugas 13 Membahas PR 90 92,7 95,1 277,8 92,6 Jumlah 1023,8 1036,1 1128,7 3188,6 1027,9 Rata-rata 78,75 79,7 86,8231 245,271 79,069 Dari hasil pengamatan siswa, didapat 85,4 siswa sudah berada dalam kelas tepat waktu dan sudah siap untuk menerima pelajaraan. Untuk materi ynag diberikan guru, sebagian siswa mempehatikan guru, dan yang lainnya masih asik dengan kesibukannya masing-masing. Penerapan teknik bercerita dilakukan pada saat tes atau uji kemamapuan yag diberikan oleh guru atau peneliti. Siswa pun senag dengan penerapan teknik bercerita ini, karena siswa lebih terbantu dan leluasa dalam pengncapaannya yaitu tentang keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara dengan menggunakan teknik bercerita ini siswa diharuskan menggunakan bahasa yang baik, intonasi yang tepat, pelafalan dan ekspresinya. Hal ini terlihat dari perolehan observasi siswa sebanyak 86,84, keterampilan bercerita ini sangat membantu siswa dalam keterampilan berbicra selama belajar, keterampilan berbicara dengan mengunakan teknik bercerita siswa lebih terbantu dan lancar dalam pengucapaanya khususnya dalam ketrampilan berbicara. c. Tahap analisis Tahap analisis diawali pada pertemuan pertama 10 Novemberr 2010. Pada proses pembelajaran kali ini siswa hadir semua, maka materi langsung diberikan kepada siswa dengan materi awal yaitu mengenal macam-macam keterampilan berbicara dan bagaiman aberbicara dengan baik dan benar dalam teknik bercerita.;proses pembelajaran peneliti dibantu oleh observer yaitu guru kelas untuk menilai dan mengamati peneliti selama mengajar. Setelah materi diberikan, peneliti memberitahukan kepada seluruh siswa untuk mempelajari dan mengingat materi yang telah diberikan karena akan diadakan tes atau uji kemampuan siswa. Setiap siswa mempraktikkan ke depan kelas satu persatu dengan materi yang telah diberikan yaitu kemampuan keterampilan berbicara dengan menggunakan teknik bercerita. Penerapan teknik becerita ini dilakukan dengan siswa dalam keterampilan berbicara, setiap siswa berbicara harus menggunakan teknik bercerita dengan baik dalam bahasanaya, intonasi, pelafalan dan ekspresinya. Selama tes uji kemampuan berlangsung setiap siswa yang lainnya memperhatikan temannya masing-masing dan menunggu gilirannya untuk maju ke depan kelas. Pada pertemuan ke dua tanggal 14 November 2010, pada kali ini siswa yang tidak hadir ada 2 orang. Dikarenakan sakit. Sebelum memulai pelajaran baru, peneliti kembali bertanya kepada siswa tentang materi yang sudah diberikan dan dipelajari serta menanyakan kepada siswa hal apa yang belum dimengerti dan dipahami dalam materi yang sudah diberikan kemudian peneliti kembali membahas materi tersebut. Selama pelaksanaan ada beberapa siswa yang masih bingung apa yang harus dilakukan, oleh karena itu peneliti turut membantu siswa tersebut dengan memberikan masukan-masukan dan arahan agar siswa tersebut termotivasi dan berani untuk materi keterampilan berbicara ini. Pembelajaran ini berakhir dengan pembahasan-pembahasan materi yang telah diberikan kepada siswa kemudian peneliti kembali menyanyakan materi yang diberikan dan dipelajari. Pada pembelajaran terakhir ini juga peneliti kembali memerintahkan kepada siswa untuk berlatih dan mengingat kembali materi yang telah diberikan karena akan diadakan tes akhir siklus II. Pada tanggal 18 November merupakan pertemuan terakhir pada siklus II. peneliti dibantu observer melakukan tes akhir siklus I dengan melakukan tes kemampuan siswa secara individu setiap siswa untuk maju kedepan kelas memperaktikan atau meragakan bagaiman berbicara dengan mengunakan teknik bercerita yang baik dan benar. Tes dilakukan pada jam pertama pukul 06.45- 08.05 WIB. Uji kemampuan yang diberikan siswa adalah tentang keterampilan bericara sesuai dengan materi yang telah diberikan dan dibahas setiapertemuan pada siklus II. Tabel 5 Distribusi Frekuensi Siklus II No. Kelas interval Frekuensi Relatif 1 60-63 7 18,4 2 64-68 3 7,90 3 69-72 7 18,4 4 73-76 7 18,4 5 77-81 5 13,2 6 82-85 7 18,4 Jumlah 38 100 Berdasarkan hasil tes akhir silklus II, didapat hasil belajar siswa rata-rata 73,85, median 75,5, modus 75,5 dan 75,5 nilai minimum 60, nilai maksimum 85, simpangan baku 357,04, varians 56,77 dan kemiringan 0,85. Dari tes akhir siklus II siswa sudah mencapai nilai 6 dengan freuensi relative 23,68. Dengan hasil ini siklus II selesai. Setelah tes ini dilakukan maka peneliti melakukan kepada wawancara kepada siswa yang berprestasi tinggi, sedang dan rendah sebanyak 4 orang. Dengan wawancara ini diharapkan diharapkan peneliti akan mendapatkan informasi tentang kualitas pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Indonesia tentang teknik bercerita. Pada tanggal 20 November pada pertemuan ini peneliti dibantu oleh observer melakukan post test pada siklus II yaitu kembali memperagakan kemampuan berbicara dengan teknik bercerita didepan kelas. Tes ini dihadiri 38 orang. Berikut hasil post test siklus II pada table distibusi frekuensi dan dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 6 Distribusi Frekuensi Nilai Post Test No. Kelas interval Frekuensi relatif 1 55-60 2 5,27 2 61-65 3 7,89 3 66-70 4 10,53 4 71-75 5 13,16 5 76-80 7 18,42 6 81-85 10 26,31 8 86-90 7 18,42 Jumlah 38 100 Berdasarkan hasil post test didapat bahwa hasil tes tentang keterampilan berbicra anak dengan teknik bercerita memilki nilai rata-rata 77,15, median70,5, modus 80,5, nilai minimum58, nilai maksimum 90,4 varians 56,77, d. Tahap refleksi. Pada tahap refleksi siklus II ini siswa sudah mengalami peningkatan hasil belajar yang optimal, karena sudah memenuhi standar KKM sekolah yaitu nilai 73,83. mengikuti pelajaran, ketika diberikan pertanyaan masih banyak siswa yang tidak berani untuk menjawab, malu bertanya, oleh karena itu disini peneliti lebih aktif lagi untuk memperhatikan semua siswa agar terjalin interaksi antar guru dan siswa. Berdasarkan pengamatan selama siklus I berlangsung dan hasil evaluasi tentang kemampuan berbicara dengan teknik bercerita, sudah mengalami peningkatan. Namun. Peningkatan siswa belum mengamati peningkatan yang tinggi. Masih ada siswa yang bernilai rendah untuk mencapai nilai sesuai dengan KKM yang ditetapkan di sekolah hanya 7 oarang saja dari 38 orang yang lulus. Pada siklus II peneliti harus lebih serius dan memperhatikan siswa serta dapat menguasai ruangan kelas agar terjalin interaksi antara guru dan siswa serta dapat mencapai nilai sesuai dengan KKM yang ditetapkan di sekolah. Berikut rekapitulasi hasil belajar keterampilan berbicara Bahasa Indonesia melalui teknik bercerita pada pretest, siklus I, siklus II, dan posttest. Tabel 7 Rekapitlasi Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Statistik Pretest Siklus I Siklus II Post test N 38 38 38 38 Minimum 32 50 55 60 Maksimum 67 70 85 90 Mean 50,5 58,5 73,85 77,15 Modus 40,5 50 dan 75 79,0 83

C. Pemeriksaan Keabsahan Data

Dokumen yang terkait

Peningkatan kualitas pembelajaran ketrampilan pembicara bahasa Indonesia melalui teknik bercerita : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V111 smpn 13 tangerang selatan tahun pelajaran 2009/2010

8 126 127

Peningkatan pemahaman bacaan cerita anak terjemahan melalui teknik peta pikiran (mind map) pada siswa kelas VII tahun pelajaran 2011-2012 (PTK di MTs Annajah Petukangan)

0 11 188

Upaya meningkatkan belajar siswa melalui strtegi pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada konsep hidrokarbon: penelitian tindakan kelas (classroom Action Research) di Madrasah Aliyah Annajah Pettukangan selatan Jakartach

4 24 102

Peningkatan keterampilan menulis naskah drama dengan media cerpen ( sebuah penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI MAN Cibinong Bogor tahun pelajaran 2010-2011)

2 21 165

Peningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif teknik student team Achievement division (STAD) : penelitian tindakan kelas pada siswa X SMA Yasih Bogor

1 27 140

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran mata pelajaran PAI di SMA N 28 Jakarta

0 5 104

Aplikasi strategi pembelajaran aktif teknik mind map dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam di MI Assholihiyah Rumpin Bogor : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas I

7 54 117

Peningkatan keterampilan menulis narasi dengan media teks wacana dialog: penelitian tindakan pada siswa kelas VII MTs Negeri 38 Jkaarta tahun pelajaran 2011-2012

4 39 107

Minat siswa terhadap pembelajaran pendidikan kewarganegaraan pada siswa kelas v min di tangerang selatan

0 13 117

Peningkatan kemampuan berbicara melalui penerapan teknik bermain peran. penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V MI. Ath-Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat

0 10 170