Rambu-Rambu dalam Berbicara Berbicara 1. Pengetian Berbicara

6. Rambu-Rambu dalam Berbicara

Suksesnya sebuah pembicaraan sangat tergantung kepada pembicara dan pendengar. Untuk itu dituntut beberapa persyaratan kepada seorang pembicara dan pendengar. Di bawah ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang pembicara. a. Menguasai masalah yang dibicarakan. Penguasaan masalah ini akan menumbuhkan keyakinan kepada diri pembicara, sehingga akan tumbuh keberanian. Keberanian ini merupakan modal pokok bagi pembicara. Hal ini dapat dicapai dengan giat mengumpulkan bahan dengan mempelajari bermacam sumber seperti sudah dijelaskan sebelumnya. b. Mulai berbicara kalau situasi sudah mengizinkan. Sebelum memulai pembicaraan, hendaknya pembicara memperhatikan situasi seluruhnya, terutama pendengar. Kalau pendengar sudah siap, barulah mulai berbicara. Hal ini sebetulnya juga dipengaruhi oleh sikap atau penampilan pembicara. Sikap pembicara yang tenang, tidak gugup, wajar, serta penampilan yang rapi, akan banyak membantu. c. Pengarahan yang tepat akan dapat memancing perhatian pendengar. Sesudah memberikan kata salam dalam membuka pembicaraan, seorang pembicara yang baik akan menginformasikan tujuan ia berbicara dan menjelaskan pentingnya pokok pembicaraan itu bagi pendengar. Dalam hal ini walaupun topik pembicaraan kurang menarik, tetapi karena pendengar mengetahui manfaatnya bagi mereka, kata pendengar pun akan bersedia mendengarkan. d. Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat. e. Bunyi-bunyi bahasa harus diucapkan secara tepat dan jelas. Kalimat harus efektif dan pilihan kata pun harus tepat. Janganlah berbicara terlalu cepat dan hal-hal yang penting diberi tekanan sehingga pendengar dengan mudah dapat menangkapnya. Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu. Hendaknya terjadi kontak batin antara pembicara dengan pendengar. Pendengar merasa diajak berbicara dan merasa diperhatikan. Pandangan mata dalam hal ini sangat membantu. Pandangan mata yang menyeluruh akan menyebabkan pendengar merasa diperhatikan. Demikian juga dengan gerak-gerik atau mimik yang sesuai merupakan daya pikat sendiri. 61 mata memiliki kekuatan tersendiri dalam mempengaruhi orang lain. Seorang yang karismatik biasanya memiliki sorot mata yang mengagumkan. Banyak wanita yang tergila gila pada seorang pria yang tatapan matanya yang mampu menggetarkan hati mereka tersebut. 62 f. Pembicara sopan, hormat, dan melihatkan rasa persaudaraan. Pembicara yang congkak dan memandang rendah pendengar dengan sikap dan kata-kata kasar, akan menghilangkan rasa simpati pendengar. Siapa pun pendengarnya dan bagaimana pun tingkat pendidikannya, pembicara harus menghargainya. Jauhkan sifat emosional. Pembicara tidak boleh mudah terangsang emosinya sehingga mudah terpancing amarahnya. g. Dalam komunikasi dua arah, mulailah berbicara kalau sudah dipersilakan. Seandainya kita ingin mengemukakan tanggapan, berbicaralah kalau sudah diberi kesempatan. Jangan memotong pembicaraan orang lain dan jangan berebut berbicara. Jangan pula berbicara berbelit-belit, tetapi langsung pada sasaran kenyaringan suara. 63 Suara hendaknya dapat didengar oleh semua pendengar dalam ruangan itu. Volume suara jangan terlalu lemah dan jangan pula terlalu keras, apalagi berteriak. Suara adalah salah satu bagian terpenting dalam berbicara karena massa akan mendengarkan suara yang di keluarkan dari mulut seorang pembicara. Suara yang baik akan menciptakan suasana menjadi hidup.kita patut bersyukur karena Tuhan menciptakan suara manusia berbeda beda sehingga massa dapat membedakan seorang orator hanya dari suaranya 61 Midar G Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara…, hlm. 32. 62 Muhammad Muflih, Menjadi Orator…, hlm. 8. 63 Midar G Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara…, hlm. 32. saja.Misalnya,suara K.H. Zainudin M.Z. berbeda dengan suara manusia berbeda dengan suara bung karno meskipun mereka sama tenarnya. Dengan melatih suara secara teratur, akan didapatkan hasil suara berkualitas dan berciri khas. 64 Pendengar akan lebih terkesan kalau ia dapat menyaksikan pembicara se- penuhnya. Usahakanlah berdiri atau duduk pada posisi yang dapat dilihat oleh seluruh pendengar. Begitu pula sebaliknya. Dala berbicara seorang pembicara harus memiliki kemampuan ketika berbicara yaitu seorang pembicara yang baik ketika berbicara memandang sesuatu suatu hal dari sudut pandang yang baru, mempunyai cakrawaa luas, antusias dalam berbicara, menunjukan empati mempunyai gaya bicra humor dan punya gaya bicara sendiri. 65

7. Faktor-Faktor Penunjang Keefektifan Keterampilan Berbicara

Dokumen yang terkait

Peningkatan kualitas pembelajaran ketrampilan pembicara bahasa Indonesia melalui teknik bercerita : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V111 smpn 13 tangerang selatan tahun pelajaran 2009/2010

8 126 127

Peningkatan pemahaman bacaan cerita anak terjemahan melalui teknik peta pikiran (mind map) pada siswa kelas VII tahun pelajaran 2011-2012 (PTK di MTs Annajah Petukangan)

0 11 188

Upaya meningkatkan belajar siswa melalui strtegi pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada konsep hidrokarbon: penelitian tindakan kelas (classroom Action Research) di Madrasah Aliyah Annajah Pettukangan selatan Jakartach

4 24 102

Peningkatan keterampilan menulis naskah drama dengan media cerpen ( sebuah penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI MAN Cibinong Bogor tahun pelajaran 2010-2011)

2 21 165

Peningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif teknik student team Achievement division (STAD) : penelitian tindakan kelas pada siswa X SMA Yasih Bogor

1 27 140

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran mata pelajaran PAI di SMA N 28 Jakarta

0 5 104

Aplikasi strategi pembelajaran aktif teknik mind map dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam di MI Assholihiyah Rumpin Bogor : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas I

7 54 117

Peningkatan keterampilan menulis narasi dengan media teks wacana dialog: penelitian tindakan pada siswa kelas VII MTs Negeri 38 Jkaarta tahun pelajaran 2011-2012

4 39 107

Minat siswa terhadap pembelajaran pendidikan kewarganegaraan pada siswa kelas v min di tangerang selatan

0 13 117

Peningkatan kemampuan berbicara melalui penerapan teknik bermain peran. penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V MI. Ath-Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat

0 10 170