menghibur, ceramah, dan sebagainya. Jenis-jenis keterampilan berbicara tersebut adalah:
a. Diskusi
Diskusi, berasal dari kata Latin “discutere”, yang berarti bertukar pikiran. Akan tetapi belum tentu setiap kegiatan bertukar pikiran dapat
dikatakan berdiskusi. Diskusi pada dasarnya adalah suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik kelompok kecil atau besar, dengan
tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah.
28
Diskusi juga diartikan suatu metode untuk memecahkan masalah-masalah dengan proses berpikir kelompok.
29
Panel adalah suatu bentuk diskusi yang dihadapkan sejumlah partisipan atau pendengar.
30
Suatu kelompok yang terdiri dari tiga sampai enam orang ahli yang ditunjuk untuk mengemukakan pandangannya dari
berbagai segi mengenai suatu masalah.
31
Diskusi ini melibatkan sekelompok kecil peserta yang melakukan pembicaraan secara informal
tentang sesuatu topik tertentu yang sebelumnya telah diselidiki dengan teliti oleh para peserta diskusi.
32
b. Simposium
Sinposium terdiri dari serangkaian presentasi yang disampaikan secara singkat tetapi formal berkaitan tentang suatu tema dan topik.
Sesudah presentasi formal, para anggota sinposium diperkenankan menjawab pertanyaan yang diajukan para peserta yang mengadakan suatu
panel diskusi di antara mereka sendiri.
33
Masalah yang dibahas dalam simposium mempunyai ruang lingkup yang luas, sehingga dapat ditinjau
28
Midar G. Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia, Jakarta: Erlangga, 1988, hlm . 37.
29
Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai …, hlm. 36.
30
Piet. A. Sahertian, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1981, hlm. 112.
31
Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai…, hlm. 40.
32
Siti Sahara, dkk., Keteramilan Berbahasa Indonesia, Jakarta: FITK UIN, 2009, hlm. 22
33
Siti Sahara, dkk,, Keterampilan Berbahasa …, hlm. 23.
dari berbagi sudut aspek ilmu untuk mendapatkan perbandingan. Pada sinposium diadakan sanggahan untuk umum terhadap suatu prasaran dan
sanggahan itu disusun secara tertulis.
34
c. Seminar