Berikut rekapitulasi hasil belajar keterampilan berbicara Bahasa Indonesia melalui teknik bercerita pada pretest, siklus I, siklus II, dan posttest.
Tabel 7 Rekapitlasi Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia
Statistik Pretest
Siklus I Siklus II
Post test N
38 38
38 38
Minimum 32
50 55
60 Maksimum
67 70
85 90
Mean 50,5
58,5 73,85
77,15 Modus
40,5 50 dan 75
79,0 83
C. Pemeriksaan Keabsahan Data
Pada penelitian ini untuk memerika keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Adapun empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi pemeriksaan data
dengan sumber lainnya. Sumber data ini diambil dari sumber data hasil observasi dan
wawancara. Berikut perolehan data serta pemeriksaan keabsahan data:
1 Data hasil observasi Dari observasi diperoleh data bahwa kelas VIII mengalami
peningkatan sebesar 78, Mereka lebih terbantu dengan menggunakan teknik bercerita. Peningkatan pun terjadi sebesar
95,1 setelah pelaksanaan kegiatan berbicaranya menggunakan teknik bercerita.
Hal ini memberi dampak postif bagi siswa dan guru, yaitu hasil belajar keterampilan berbicara dengan teknik bercerita
meningkat dengan pencapaian nilai sesuai KKM sekolah yaiti 65.
B. Analisis Data
Berikut hasil proses pembelajaran keterampilan berbicara Bahasa Indonesia melalui teknik bercerita:
1. Siklus I Pada siklus satu ini materi yang diberikan yaitu tentang
bagaimana berbicara berbicara baik dan benar dan komponen apa saja yang mempengaruhi dalam keterampilan berbicara Bahasa
Indonesia, berdasarkan hasil observasi didapat sebanyak 78 siswa bersiap untuk belajar, Dari hasil tes pada siklus I terlihat
sebanyak 18,42 siswa mendapat nilai terendah 50-53, dan nilai tertinggi 74-75 nilai tertinggi sebanyak 5,26.
2. Siklus II Pada siklus II ini, materi yang diberikan adalah faktor-faktor
penunjang dalam keterampilan berbicara dan factor penghambat, berdasarkan hasil observasi siswa sudah siap untuk belajar hal ini
diperoleh dari hasil observasi sebanyak 87, 7. Untuk hasil tes pada siklus II mengalami peningkatan hal ini terihat dari hasil
persentase sebanyak 18,43 untuk nilai tertinggi 82-85 dan nilai terendah 60-63 sebanyak 15,78. Oleh karena itu hasil belajar
pada siklus II telah mencapai KKM sekolah yaitu 65, maka penelitin pun dihentikan.
C. Intervensi Data