Minat siswa terhadap pembelajaran pendidikan kewarganegaraan pada siswa kelas v min di tangerang selatan

(1)

KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS V MIN DI

TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

Mariati Mauly Bellanisa

NIM 1111018300025

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2015 M/ 1436 H


(2)

Skripsi

yang berjudul

Minat

Siswa Terhadap Pembelajaran

Pendidikan Kawarganegaraan Pada Siswa Kelas

V MIN

di Tangerarrg Selatan. Disusun oleh Mariati Mauly Bellanisa NIM.

1111018300025, Jurusan Pendidikan

Guru

Madrasah Ibtidaiyah,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya

ilmiah

yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas.

Jakarta, 03 September 2015

Yang Mengesahkan

NIP 1983 1206201101 1005 Pembimbing


(3)

Skripsi berjudul

"Minat

Siswa

Terhadap

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pada Kelas

V

MIN

di

Tangerang Selatan" disusun oleh

Hafizah Nadia,

NIM

1111018300025. Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam

ujian munaqosah pada tanggal 01 Oktober 2015 dihadapan dewan penguji, karena

itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1(S. Pd.) dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua

Jurusary'Prodi)

Tanggal

Jakarta, 01 Oktober 20 1 5

Tanda Tangan

sl'

..1.k

tar{

e"

Dr. Khalimi, MA

NrP 196s0sts 199403 1 006

Sekretaris ( Sekretaris Jurusan/Prodi)

Asep Ediana Latip, M. Pd

NIP 19810623 2009t21 003

Penguji 1

Drs.H. Abd. Shomad. MA

NIP 19570815 198703 1 002

Penguji 2

Dra.

Zikri

Neni Iska. M.Psi NrP19690206 199503 2 00r

rt/lr

1AE

fl,r...N,W.u{

02 No\Pmut ZotS

Mengetahui, Dekan Fakultas mu Tarbi


(4)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama

Alamat

; Mariati Mauly Bellanisa

: JL. RE. Martadinata, RT 0021013, Ciputat, Tangerang Selatan

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Minat Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas

\r

MIN

di

Tangerang Selatan adalah benar hasil karya sendiri dengan bimbingan dosen:

Nama Pembimbing : Takiddin, M.Pd NIP : 198312062011011005

Prodi/Bidang

Studi

: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah

Demikian surat pemyataan

ini

saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi

ini

bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, September 2015

Yang Menyatakan


(5)

i

Mariati Mauly Bellanisa(1111018300025), 2015, “Minat Siswa

Terhadap Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas V (Lima) MIN di Tangerang Selatan”, Jurusan Pendididkan Guru Madrasah Ibtidaiyyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Pembimbing: Takiddin. M. Pd.

Minat merupakan keadaan dalam diri seseorang, terutama pada siswa, dengan adanya minat dalam diri siswa, maka siswa dapat mengerjakan pekerjaannya dengan senang, dan semangat, serta dapat memperoleh hasil yang baik. Dengan adanya minat, seseorang dapat melakukan pekerjaan tanpa adanya paksaan dari siapapun. Adapun indikator minat adalah perasaan senang, perhatian, memiliki penegetahuan, penghargaan, ketertarikan serta keinginan dan cita-cita. Dengan adanya indikator-indikator minat tersebut dalam diri siswa ketika melakukan pekerjaannya misalnya belajar atau terhadap sesuatu misalnya mata pelajaran, maka dapat dikatakan bahwa siswa tersebut memiliki minat yang tinggi pada pembelajaran atau mata pelajaran tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan menggunakan teknik penelitian observasi, wawancara dan angket. Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis menunjukan bahwa minat siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah tinggi.

Kata Kunci: Minat Siswa, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan


(6)

ii

MariatiMaulyBellanisa, 2015, "The Student’s interest Against Citizen ship Education Learning in Fifth grade of MIN in South Tangerang", Teacher of Madrasah Ibtidaiyyah Education Study Program, Faculty of Education UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Advisor:Takiddin. M.Pd Interest is one of importhant things, which affects thestudent in learning. withtheinterest the studentwill become more enthusiasticin learningandwillgetgood score, theindicator ofinterestis feeling happy, getattention, havethe knowledge, appreciation, the interestanddesiresandideals, whenthestudentsthemselves therearethe componentsinastudyoractivities, it can be saidstudents' interesttowards studyor activityis high.

This studyaims to determinestudents' interesttowards learningCivicsandtodetermine the factorsthat affect theinterest of the studentstowards learningCitizenship Education. The method that usedisquantitatively usingstatistical formulaspercentage x100% of theresults of the studyshowedthat thestudents' interest towardscivic educationisalreadyhigh.


(7)

iii

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia_Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan Laporan Karya Ilmiah berupa skripsi yang berjudul “Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas V MIN Se Tangerang Selatan”. Skripsi ini diajukan untuk mememnuhi persyaratan mempeoleh gelar Strata satu (S1).

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Sehingga kita dapat menikmati indahnya iman dan Islam seperti saat ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. ole karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA,

2. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Khalimi, M. Ag.

3. Takiddin, M. Pd, dosen pembimbing saya yang telah banyak memberikan bantuannya, nasihat, ilmu pengetahuan serta waktunya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

4. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri Ciputat, Dra. HJ. Ratu Rohimah serta Ibu Hamidah, S. Pd selaku guru mata pelajaran PKn yang telah memberikan izin serta meluangkan waktunya untuk saya melaksanakan penelitian di kelas V (Lima) MIN Ciputat.dan juga terimakasih untuk siswa dan siswi kelas V MIN Ciputat atas kesediaannya untuk mengisi angket serta wawancara.


(8)

iv

Maynur M.Pd dan Suherti, S.Pd selaku guru mata pelajaran PKn kelas V (Lima) yang telah memberikan izin serta meluangkan waktunya untuk saya melaksanakan penelitian di MIN Cempaka Putih. dan juga terimakasih untuk siswa dan siswi kelas V MIN Cempaka Putih atas kesediaannya untuk mengisi angket serta wawancara.

6. Seluruh staf jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah, Fakultas Ilmu Tarbyyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarata.

7. Seluruh Dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Kedua orang tua saya ibu Rohani serta Bapak Marhali yang telah merawat dan mendidik saya dengan penuh kasih sayang dan cinta, serta dengan kerja kerasnya dapat menyekolahkan saya sampai perguruan tinggi.serta adik-adikku Dewi Mauly Syahidah dan Raihan Maulana Ali, atas dukungan dan motivasinya.

9. Encing Martini, Mamang Nata dan seluruh keluarga besar yang telah mendukung penulis dari segi moril maupun materil.

10.Sahabatku Melita Andriyani yang telah memberikan semangat, bantuan baik dalam segi motivasi maupun ilmunya untuk saya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan Maaf jika selama ini sering membuat kesal dan sering menjahili dirimu, semoga kita dapat bersahabat selamanya.

11.Kawan-kawan-kawan satu kelompok bimbingan yang dibimbing oleh bapak Takiddin (Husnul Ma’ab, Siti Sa’adah, Halimah

Tusya’diyah, Ratna Sarifah Muda’im dan Arrum Nisa) terimakasih

kawan-kawan atas bantuan dan semangatnya selama ini

12.Seluruh teman-teman kelas A dan B Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.


(9)

v

ini, namun tidak bisa penulis sebutkan satu per satu

Penulis berharap semoga seluruh amal baik dari semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan pahala dan rahmat dari Allah SWT.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yangmembangun demi sempurnanya skripsi ini. Besar harapan penulis, semoga skripsiini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca dan membutuhkannya.

Jakarta, 30 Juni 2015


(10)

ABSTRAKSI ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Perumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Landasan Teori ... 10

1. Minat Belajar ... 10

a. Pengertian Minat Belajar ... 10

b. Macam-Macam Minat ... 12

c. Indikator Minat ... 15

2. Hakikat Pembelajaran Kewarganegaraan ... 18

a. Pengertian PKn ... 18

b. Tujuan Pembelajaran PKn ... 20

c. Ruang Lingkup PKn ... 21

B. Penelitian Yang Relevan ... 23

C. Kerangka Berpikir ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

A. Tujuan Penelitian ... 26

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

C. Populasi dan Sampel ... 26

D. Metode Penelitian ... 27

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 32

G. Teknik Analisis Data dan Pengolahan Data ... 32


(11)

1. Gambaran Umum MIN Ciputat ... 35

a. Identitas Madrasah ... 35

b. Visi dan Misis ... 35

2. Gambaran Umum MIN Cempaka Putih ... 36

a. Identitas Madrasah ... 36

b. Visi dan Misi ... 36

B. Deskripsi Data ... 36

C. Hasil Analisis Data Angket ... 36

D. Hasil Observasi ... 49

1. Hasil Observasi MIN Ciputat ... 49

2. Hasil Observasi MIN Cempaka Putih ... 51

E. Analisis Hasil Wawancara ... 54

F. Pembhasan Penelitian ... 61

BAB V PENUTUP ... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...


(12)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Pedoman Wawancara Guru ... 26

2. Tabel 2 Pedoman Wawancara Siswa 3. Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Angket ... 33

4. Tabel 4 Memberikan Pendapat pada saat pembelajaran PKn ... 33

5. Tabel 5 Merasa Bosan Pada saat pembelajaran PKn ... 33

6. Tabel 6 Datang tepat waktu pada saat pembelajaran PKn ... 34

7. Tabel 7 Mengerjakan latihan yang diberikan leh gur PKn ... 35

8. Tabel 8 Merasa tertarik dengan pembelajaran PKn ... 35

9. Tabel 9 Mendapat nilai bagus bila mengerjakan latihan PKn ... 36

10.Tabel 10 Sungguh-sungguh memperhatikan materi yang disampaikan guru... 37

11.Tabel 11 Menjawab pertanyaan yang diajukan guru mengenai maeri PKn diawal ataupun pada saat pembelajaran berakhir ... 37

12.Tabel 12 Merasa senang pada saat mengikuti pembelajaran PKn ... 38

13.Tabel 13 Merasa pengetahuan bertanbah setiap mengikuti pembelajaran PKn . 38 14.Tabel 14 Mudah memahami materi PKn yang disampaikan oleh guru ... 39

15.Tabel 15 Mengikuti pembelajaran dengan baik agar mendapat pujian guru ... 40

16.Tabel 16 Berusaha mendapat nilai bagus agar mendapatkan pujian dari guru dan teman-teman ... 40

17.Tabel 17 Berusaha mendapatkan nilai bagus agar bisa mendapatkan penghargaan dari guru atau orang tua ... 41

18.Tabel 18 mengikuti pembelajaran PKn dengan baik agar mendapat pujian dari guru ... 41

19.Tabel 19 berusaha mendapat nilai agus agar mendapatkan pujian dari guru dan teman-teman... 42

20.Tabel 20 berusaha mendapatkan nilai bagus agar bisa mendapatkan penghargaan dari guru atau orang tua ... 42

21.Tabel 21 belajar PKn dengan rajin agar mendapat nilai yang bagus ... 43

22.Tabel 22 Guru memberikan motivasi agar materi pembelajaran PKn menjadi penting bagi saya ... 43


(13)

Lampiran 1` Lembar Panduan Observasi MIN Ciputat hari ke-1 ... 66

Lampiran 2 lembar Panduan Observasi MIN Ciputat hari ke- 2 ... 67

Lampiran 3 Lembar Panduan Observasi MIN Ciputat hari ke- 3 ... 68

Lampiran 4 Lembar Panduan Observasi MIN Cempaka Putih Hari ke-1 ... 70

Lampiran 5 Lembar Panduan Observasi MIN Cempaka Putih hari ke-2 ... 71

Lampiran 6 Lembar Observasi MIN Cempaka Putih hari ke-3 ... 72

Lampiran 7 Hasil wawancara Siswa MIN Ciputat ... 73

La mpiran 8 Hasil waqwancara siswa MIN Ciputat ... ... 74

Lampiran 9 Hasil wawancara siswa MIN Cempaka Putih ... 75

Lampiran 10 Hasil wawancara siswa MIN Cempaka Putih ... 76

Lampiran 11 Hasil wawancara guru MIN Ciputat ... 77

Lampiran 12 Hasil wawancara guru MIN Cempaka Putih ... 79

Lampiran 13 Angket ... 81


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Dalam pendidikan terdapat komponen-komponen yang sangat penting,diantarana adalah kurikulum, silabus, Racangan Perencanaan Pembelajaran (RPP), guru, siswa dan media pembelajaran. Kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Di Indonesia, tujuan kurikulum tertera pada Undang-Undang sistem pendidikan Nasional Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 di sebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar mengajar.1

Selama beberapa tahun ini Indonesia mengalami beberapa kali pergantian kurikulum, mulai dari kurikulum 1994, kurikulum 2004 (KBK), kurikulum 2006 (KTSP), samapi dengan kurikulum 2013, yang telah dilaksanakan pada tahun 2014. Perubahan kurikulum dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan menjadikan pendidikan di Indonesia lebih baik.

E. Mulayana dalam bukunya yang berjudu Pengembangandan

Implementasi Kurikulum 2013 berpendapat bahwa pendidikan nasional

telah gagagl dalam membentuk nilai-nilai karakter bangsa. Hal ini mungkin karena orientasi pendidikan di Indonesia lebih terfokus pada ranah kogniif yang telah dikembangkan oleh Bloom dan kawan-kawan tapi hanya pada ranah kognitif tingkat rendah. Namun pendidikan karakter diabaikan sehingga menjadikan guru dan siswa hanya mementingkan nilai kognitif dan kurang mementigkan nilai-nilai

1

H. Dakir. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. (Jakarta:PT Rineka Cipta. 2o1o), h. 1


(15)

karakter.2 Karena hal tersebut mengakibatkan permasalahan yang terjadi pada pendidikan Indoneisa, diantaranya adalah rendahnya moral anak bangsa, yang memicu terjadinya tauran, saling bully diantara siswa, seks bebas, narkoba bahkan korupsi.

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada dunia pendidikan di Indonesia, diperlukan perubahan yang cukup mendasar dalam sistem pndidikan, perubahan mendasar tersebut berkaitan dengan kurikulum, yang dengan sendirnya meuntut dan mempersyaratkan berbagai perubhan pada komponen lain. Kurikulum berbasis karakter dan kompetensi diharapkan mampuu memecahkan berbagai persoalan bangsa, khususnya dalam bidag pendidkan, dengan mempersiapkan peserta didik melaui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap sistem pendidikan. Oleh karena itu pemerintah merevitalisasi pendidikan karakter dalam seluruh jenis jenjang pendidikan, termasuk dalam pengembangan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya. Kurikulum 2013 diharapkan dapat menjadikan bangsa Indonesia bangsa ang bermartabat dan dapat bersaing dengan negara-negara lain di dunia, bahkan dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif dan berkarakter.3

Komponen yang selanjutnya yaitu silabus, menurut Abdul majid, silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana, bahan ajar, mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokkan, pengururtan, dan penyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat. Dengan adana silabus diharapkan dapat memudahkan guru dalam menjabarkan kmpetensi dasar menjadi

2

H. E. Mulyasa. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2014),.h. 3

3


(16)

perencanaan belajar mengajar, sehingga kegiatan belajar mengajar di kelas menjadi lebih terarah.4

Komponen yang selanjutnya adalah guru. Peran guru sangat penting dalam dunia pendidikan, karena guru bertugas dan bertanggung jawab memotivasi, memfasilitasi, mendidik dan melatih siswa.5 Tanpa adanya guru kegiatan pembelajaran tidak dapat berlangsung. Selain itu, guru juga dapat berperan untuk mengembangkan bakat siswa melalui pengetahuannya mengenai minat siswa.

Guru adalah “penggerak” perjalanan belajar bagi siswa. Sebagai

penggerak maka guru perlu memahami dan mencatat kesukaran-kesukaran siswa. Sebagai penggerak belajar, guru diharapkan memantau tingkat kesukaran pengalaman belajar dan segera membantu dan mengatasi kesukaran belajar yang dialami oleh siswa.6 Salah satu cara mengatasi kesulitan yang dialami oleh siswa adalah dengan meningkatkan minat belajar siswa dalam pelajaran yang siswa merasa mengalami kesulitan, dengan adanya minat, diharapkan siswa dapat belajar dengan baik dan dapat mengatasi kesulitan yang siswa alami.

Selain sebagai penggerak, guru juga berperan sebagai fasilitator bagi siswa. Sebagai fasilitator guru menyiapkan media serta bahan ajar yang dibutuhkan pada saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, sebagai fasilitator guru dapat melihat minat siswa dan mengarahkannya kepada hal-hal yang positif. Misalnya siswa yang mempunyai minat terhadap seni musik, guru dapat mengarahkan siswa tersebut untuk lebih mendalami seni musik, seperti, bernyanyi atau memainkan alat musik. Dengan mengarahkan minat siswa kearah yang positif

4

Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2009),.h.38

5

Abd. Rozak, Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2010), h. 1

6

Dr. Dimati dan Drs. Mudjono. Belajar dan pembelajaran. (Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2010). Cet. Keempat. h 105


(17)

diharapkan siswa dapat mengembangkan minat dan bakatnya dengan baik.7

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang mereka inginkan.8 Dengan adanya minat, seseorang dapat lebih senang dalam melaksanakan aktivitasnya. Misalnya, seorang siswa yang memiliki minat terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaan (PKn), maka siswa tersebut akan mengikuti pembelajaran PKn dengan baik dan sungguh-sungguh, agar dapat memperoleh hasil yang baik dan dapat menambah kecintaannya terhadap tanah air.

Aktivitas apa pun, jika dilakukan dengan penuh minat dan kegembiraan, akan membawa hasil yang memuaskan. Demikian juga dengan belajar. Belajar yang dilakukan dengan penuh minat dan rasa suka akan membawa hasil yang jauh lebih baik dibandingkan dengan belajar yang dilakukan karena terpaksa. Jika siswa melakukan belajar karena terpaksa maka hasil yang diperoleh pun tidak akan baik.

Siswa yang berminat dengan suatu materi tertentu akan memberikan perhatian yang lebih banyak pada materi itu dan menjadi terlibat secara aktif didalamnya. Siswa juga cenderung mempelajarinya secara lebih bermakna, terorganisai dan terperinci. Misalnya, siswa akan mengaitkan materi yang siswa pelajari dengan pengetahuan sebelumnya, membentuk gambar-gambar visual, serta memberikan contoh-contoh. Siswa yang berminat pada apa yang mereka pelajari akan menunjukan prestasi akademik yang lebih tinggi dan lebih mungkin mengingat materi pelajaran tersebut dalam jangka panjang.9 Minat dapat timbul karena adanya dorongan yang kuat dari diri sendiri. Selain itu, dorongan tersebut juga dapat pula timbul melalui

7

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana, 2011), h. 79

8

Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2 (Erlangga), h. 114 9

Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang Jilid 2 Edisi Keenam, (Indonesia:Erlangga, 2009), h. 102


(18)

lingkungan sekitar, seperti orang tua, sanak saudara, teman sejawat, lingkungan masyarakat dan lain sebagainya. Dorongan-dorongan tersebut merupakan semangat untuk meraih sesuatu yang diinginkannya dengan usaha yang besar. Secara psikologi, minat itu sangat berpengaruh sekali pada diri seorang siswa untuk mencapai suatu yang diinginkan. Dengan adanya minat yang kuat seseorang akan mempunyai semangat yang kuat pula, agar segala sesuatu yang diinginkan dapat terwujud.10

Membangkitkan minat belajar pada siswa, sehingga siswa menjadi senang dan hobi dalam belajar di dalam mata pelajaran apa pun adalah tugas guru dan orang tua. Minat belajar akan menjadi daya dorong yang kuat untuk mengarahkan siswa melakukan belajar tanpa adanya paksaan. Membangkitkan minat belajar penting dilakukan terutama pada mata pelajaran yang kurang diminati oleh siswa.11 Misalnya, pembelajaran PKn yang selama ini kurang diminati oleh siswa. Karena kebanyakan guru hanya menggunakan metode ceramah dalam mengajar.

PKn adalah salah satu mata pelajaran yang harus dan penting dipelajari oleh siswa, karena Pendidikan kewarganegaraan dapat membuat siswa untuk memiliki rasa tanggung jawab, cinta tanah air, dan menciptakan rasa bangga terhadap bangsa dalam diri siswa serta dapat membentuk karakter yang baik pada diri siswa.

Seperti yang dikatakan oleh Junaedi, dkk, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu program pendidikan yang berusaha menggabungkan unsur-unsur subtantif yang meliputi demokrasi, hak-hak asasi manusia, dan masyarakat madani melalui model pembelajaran yang demokratis, interaktif dan humanis dalam lingkungan yang demokratis, untuk mencapai suatu standar kompetensi yang telah ditentukan.12

10 Ibid 11

Ngainun Naim, Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 93

12

Junaedi, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan Edisi Pertama. (Surabaya: Amanah Pustaka. 2009). h 1-14


(19)

Pentingnya pendidikan kewarganegaraan diajarkan di sekolah dasar ialah sebagai pemberian pemahaman dan kesadaran jiwa setiap anak didik dalam mengisi kemerdekaan, dimana kemerdekaan bangsa Indonesia yang diperoleh dengan perjuangan keras dan penuh pengorbanan harus diisi dengan upaya membangun kemerdekaan, mempertahankan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara perlu memiliki apresiasi yang memadai terhadap makna perjuangan yang dilakukan para pejuang kemerdekaan.

Apresiasi itu menimbulkan rasa senang, sayang, cinta, keinginan untuk memelihara, melindungi, membela negara untuk itulah pendidikan kewarganegaraan penting diajarkan di sekolah sebagai upaya sadar menyiapkan warga negara yang mempunyai kecintaan dan kesetiaan serta keberanian membela bangsa dan negara.

Selain itu, pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan diajarkan di kelas adalah untuk membentuk karakter baik siswa, seperti tolong-menolong, disiplin, gotong royong, tenggang rasa, toleransi, saling menghormati sesama manusia, menanamkan rasa kebangsaan serta cinta tanah air. Karena dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dasar terdapat materi tentang tolong-menolong, toleransi,gotong roong, tenggang rasa, saling menghormati, organisasi, musyawarah mufakat serta sistem pemerintahan.

Namun, walaupun pembelajaran pendidikan kewarganegaraan sangat penting dipelajari di sekolah, sebagian siswa masih menganggap tidak penting mata pelajaran ini. Hal demkian dapat diketahui dari kesungguhan mereka dalam mengikuti pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Sebagian siswa masih banyak yang tidak memperhatikan saat guru sedang menjelaskan dan teman yang sedang mempresentasikan hasil diskusi. Serta beberapa siswa ada yang sibuk berbincang-bincang pada saat diskusi berlangsung.


(20)

Selain siswa meganggap remeh pembelajaran Pendidikan Kewaranegaraan, siswa juga merasa bosan dengan pembelajaran Pendidikan Kewaranegaraan. Rasa bosan dan jenuh siswa dikarenakan kurangnya inovasi guru dalam menggunakan metode pembelajaran di kelas, metode pembelajaran yang digunakan guru di kelas cenderung monoton, guru hanya menggunakan metode ceramah dan diskusi tanpa mencoba menggunakan metode yang lain. Padahal banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru sehingga dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, diantaranya adalah dengan menggunakan metode sosio drama, card short, poster session, bahkan dengan melakukan study tour atau mengunjungi tempat-tempat yang berhubungan dengan materi pembelajaran seperti kantor-kantor pemerintahan, musium dan lain sebagainya.

Permasalahan-permasalahan di atas, peneliti peroleh dari hasil observasi yang dilakukan di sekolah tempat penulis melaksanakan PPKT yaitu MI As- Salamaah, lebih tepatnya di kelas V. Namun, karena nasihat dari desen penguji proposal skripsi maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang minat siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di MIN Ciputat dan MIN Cempaka Putih yang terletak di Tangerang Selatan.

Rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, selain dapat diketahui dari sikap mereka pada saat pembelajaran berlangsung. rendahnya minat siswa juga dapat diketahui dari nilai-nilai siswa yang rendah. Menurut penuturan Ibu Hamidah, guru MIN 1 Ciputat yang ditemui pada hari Rabu, 25 Februari 2015. Beliau adalah guru Kewarganegaraan di kelas V, manuturkan bahwa rendahnya nilai siswa dikarenakan bukan hanya karena kurangnya minat siswa, namun, juga dikarenakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan membutuhkan pemahaman siswa. Walaupun dirasakan mudah, namun, siswa sulit memahaminya, karena materi


(21)

dalam pembelajaran tersebut sulit ditemui dalam kehidupan sehari-hari secara langsung, seperti ketata negaraan dan organisasi masyarakat.13

Selain itu rendahnya minat siswa dan rasa bosan yang timbul pada saat pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan juga disebabkan oleh rendahnya kemampuan siswa untuk mengambil manfaat setelah mempelajari materi Pendidikan Kewarganegaraan di kelas. Sehingga membutuhkan peran guru untuk menjelaskannya.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa kelas V MIN di Tangerang Selatan.

B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, masalah yang akan diidntifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Minat siswa terhadap pembelajaran PKn rendah.

2. Proses pembelajaran PKN siswa kelas V MI/SD yang kurang diminati oleh sebagian siswa.

3. Pemahaman siswa yang rendah terhadap materi yang disampaikan oleh guru PKn.

4. Manfaat yang dapat diambil oleh siswa setelah mempelajari PKn.

5.

Guru yang kurang melakukan inovasi dalam menarik minat siswa untuk belajar PKn.

C.

Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti perlu membatasi masalah yang akan dibahas agar jelas penjabarannya. Permasalahan dalam pnelitian ini dibatasi pada minat siswa terhadap pembelajaran Kewarganegaraan di kelas V MI/SD.

13

Hasil Wawancara dengan Guru PKn Kelas V MIN 1 Ciputat (Jl. Dewi Sartika) Pada tanggal 25 Februari 2015.


(22)

D.

Rumusan Masalah

Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana minat siswa terhadap pembelajaran PKn?

2.

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat siswa dalam pembelajaran PKn?

E.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui minat siswa terhadap pembelajran Kewarganegaraan.

2.

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam pembelajaran Kewarganegaraan.

F.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Untuk pihak sekolah diharapkan mampu memberikan fasilitas

yang memadai untuk menarik minat siswa, sehingga proses belajar dapat berjalan lebih baik.

2. Untuk bapak/Ibu guru yang senantiasa memberikan materi pelajaran dengan maksimal. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran PKn.


(23)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.

Landasan Teori

1.

Minat Belajar

a.

Pengertian Minat Belajar

Keberhasilan seorang siswa dalam proses belajar, tidak hanya didasarkan oleh sarana dan prasarana yang lengkap, tetapi ada yang lebih penting dari itu, yaitu faktor yang timbul dari dalam diri siswa sendiri, diantaranya adalah minat untuk belajar dengan sunggguh-sungguh, giat srta dilakukan secara terus menerus.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia minat diartikan sebagai perhatian; kecenderungan hati terhadap sesuatu, gairah, keinginan.1Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pegarhnya terhadap kegiatan seseorang, sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya dengaan senang hati. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak bergairah untuk melakukan sesuatu.

Menurut Lusi Nurhayati dalam bukunya yang berjudul Psikologi anak, minat adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu, atau bisa dikatakan apa yang disukai seseorang untuk dilakukan. Pada dasarnya setiap orang akan lebih senang melakukan sesuatu yang sesuai dengan minatnya (yang disukai) dari pada melakukan sesuatu yang kurang disukai. Belajar dengan keadaan hati senang tentu saja akan lebih mudah daripada anak belajar dengan suasana hati ang terpaksa.2

Menurut Reber dalam Muhibbin Syah, minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karna ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, moticasi dan kebutuhan.3

Menurut Alisuf Sabri minat (interest) adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat ini

1

Budiono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. (Surabaya: Karya Agung,2005). hlm.341. 2

Lusi Nurhayati. Psikologi Anak. (Jakarta: PT. Indeks, 2008), h. 59 3


(24)

erat kaitannnya dengan perasaan senang, karena itu akan dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu.4

Menurut Hidi, Renninger & Krapp dalam dalam Jeanne Ellis Omrod yang dimaksud dengan minat adalah suatu bentuk motivasi intrinsik. Siswa ang mengejar suatu ugas yang menarik minatnya, mengalami afek positif yang signifikan seperti keenangan, kebahagiaan, kegembiraan dan kesukaan.5

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.6

Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena kebergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan.7

Namun, terlepas dari masalah populer atau tidak, minat seperti yang dipahami oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Msalnya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat dan semangat sehingga siswa dapat mencapai hasil yang diinginkannya. Guru dalam kaitan ini sebaiknya berusaha membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya.

Dari pendapat tokoh-tokoh diatas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah rasa senang dan rasa kecenderungan seseorang terhadap sesuatu baik kegiatan maupun benda begitupula dengan kegiatan pembelajaran. Dengan adanya minat dalam diri seseorang, maka pekerjaan apapun akan tersa ringan

4

Alisuf Sabri,Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2007), cet. III, h. 84 5

Jeanne Ellis Omrod. Psikologi Pendidikan Membentu Siswa Tumbuh dan Berkemang Edisi keenam. (Eralangga. 2009), h. 101

6

Sardini, Pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasi Belajar Pelajaran Ekonomi kelas XI IPS MAN Pontianak,Artikel Penelitian, 2013, h. 2

7

Muhibbin Syah. Psikologi Pendidika Dengan Pendekatan Baru. (Bandung: PT. Remja RosadaKarya.2010). hlm 133


(25)

dan menyenangkan serta dapat dilakukan dengan penuh semangat sehingga menghasilkan hasil kerja yang baik.

Timbulnya minat belajar disebabkan oleh berbagai hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta hidup bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar ang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.8

b. Macam-Macam Minat

Menurut Rasyidah, timbulnya minat pada diri seseorang pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: minat siswa yang berasal dari pembawaan dan minat yang timbul karena adanya pengaruh luar. Pertama,

minat yang berasal dari pembawaan timbul dengan sendirinya dari setiap individu, hal ini biasanya didasari oleh faktor keturunan bakat alamiah.Kedua,

Minat yang timbul karena adanya pengaruh dari luar diri individu, timbul seiring dengan proses perkembangan individu yang bersangkutan. Minat ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan , dorongan orang tua dan kebiasan atau adat.9

Gagne juga membedakan sebab timbulnya minat pada diri seseorang kepada dua macam, yaitu minat timbul secara spontan dari dalam diri seseorang tanpa pengaruh oleh pihak luar. Adapun minat terpola adalah minat yang timbul sebagai akibat adanya pengaruh dari kegiatan-kegiatan yang terencana dan terpola, misalnya dalam kegaiatan beajar mengajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dalam tulisan ini, tampaknya minat yang dimaksud cenderung mengarah kepada minat terpola, sebagaimana yang dimaksud oleh Gagne tadi. Mengingat minat sswa terhadap mata pelajaran tertentu tidak terlepas dari pengaruh sistem pembelajaran yang diselenggarakan guru di sekolah.10

Adapun mengenai jenis atau macam-macam minat, Kuder dalam Purwaningrum mengelompokkan jenis-jenis minat ini menjadi sepuluh macam yaitu:11

a. Minat terhadap alam sekitar, yaitu minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan alam, binatang dan tumbuhan.

8

M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2007), h.57 9

Drs. Ahmad Susanto, M. Pd. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. (Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup. 2013),h. 60

10 Ibid 11


(26)

b. Minat mekanik, yaitu minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang bertalian dengan mesin-mesin atau mekanik.

c. Minat hitung menghitung, yaitu minat terhadap pekerjaan yang membutuhkan perhitungan.

d. Minat terhadap ilmu pengetahuan, yaitu minat untk menemukan fakta-fakta baru dan pemecahan problem.

e. Minat persuasif, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubugan untuk mempengaruhi orang lain.

f. Minat seni, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubngan dengan kesenian, kerajinan dan kreasi tangan.

g. Minat leterer, yaitu minat yang berhubungan dengan masalah-masalah membaca dan menulis berbagai karangan.

h. Minat musik, yaitu mina terhadap masalah-masalah musik, seperti menonton konser dan memaainkan alt musik.

i. Minat layanan sosial, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan untuk membantu orang lain.

j. Minat klerikal, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan administratif.12

Selanjutnya dalam hubungannya dengan ciri-ciri minat, Elizabeth Hurlock menyebut ada tujuh ciri minat yanga masing-masing dalam hal ini tidak dibedakan antara ciri minat secara spontan maupun terpola sebagaimana yang dikemukakan oleh Gagne diatas. Ciri—ciri ini, sebagai berikut:13

a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental. Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental, misalnya perbahan minat dalam hubungannya dengan perubahan usia.

b. Minat bergantung pada kegiatan belajar. kesiapan belajar merupakan salah satu penantyebab meningkatnya minat seseorang.

c. Minat sangat bergantung pada kseempatan belajar. Kesempatan belajar merupakan faktor yang sangat berharaga, sebab tidak semua orang bisa menikmatinya.

d. Perkembangan minat mungkin terbatas. Keterbatasan ini mungkin dikarenakan keadaan fisik yang tidak memngkinkan.

e. Minat dipengaruhi budaya. Budaya sangat mempengaruhi, sebab jika budaya sudah mulai luntur mungkin minat juga akan ikut luntur.

12

Ibid, h. 61 13


(27)

f. Minat berbobot emosional. Minat berhbungan dengan perasaan, maksudnya bila suatu objek dihayati sebagai sesuatu yang sagat berharga, maka akan timbul perasaan senang yang akhirnya dapat dinikmatinya.

g. Minat berbobot egosentris. Artinya seseorang senag terhadap sesuatu, maka akan timbul hasrat untuk memilikinya. 14

Minat secara psikologis banyak dipengaruhi oleh perasaan senang dan tidak senang yang terbentuk ada setiap fase perkembangan fisik dan psikologis anak. Pada tahap tertentu, regulasi rasa senang dan tidak senang ini akan membentuk pola minat. Munculnya pola minat ketika sesuatu yang disenangi berubah menjadi tidak disenangi sebagai dampak perkembangan psikologi dan fisik seseorang.

Secara psikologis menurut Munandar, fase perkembangan minat berlangsung secara bertingkat dan mengikuti pola perkembangan individu itu sendiri. Di samping itu, kematangan individu juga memengaruhi perkembangan minat, karena semakin matang secara psikologisnya maupun fisik, maka minat juga akan semakin kuat dan terfokus pada objek tertentu.pada mulanya minat terpusat pada diri sendiri, hal-hal yang menjadi kepunyaan, kemudian berpusat pada orang lain, termasuk pada objek-objek yang ada dalam lingkungannya.

Kecenderungan siswa dalam memilih atau menekuni suatu mata pelajaran secara intensif dibanding dengan mata pelajaran lainnya pada dasarnya dipengaruhi oleh minat siswa yang bersangkutan. Proses pemilihan sampai diambilanya suatu keputusan oleh siswa untuk menekuni ini secara psikologis sangat ditentukan oleh minatnya terhadap mata pelajaran itu sendiri.di samping itu, minat juga banyak dikontribusi oleh pola dan kebiasaan yang mereka alami bersama teman-teman sebayanya. Artinya, bisa saja seorang anak berminat terhadap sesuatu yang sebelumnya tidak mereka minati, namun karena pengaruh teman sebayanya akhirnya berminat, karena dari kebiasaan itu si anak cenderung meniru, yang akhirnya menjadi kesenangan yang bersifat tetap yaitu minat.

Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar siswa. Suatu kegiatan belajar yang dilakuan tidak sesuai dengan minat siswa

14


(28)

akan memungkinkan berpengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa yang bersangkutan. Dengan adanya minat dan tersedianya rangsanagan yang ada sngkut pautnya dengan diri siswa, maka siswa akan mendapatkan kepuasan batin dari kegiatan belajar tadi.

c. Indikator Minat

Dalam dunia pendidkan di sekolah, minat memegang peranan penting dalam belajar. karena minat ini merupakan sesuatu kekuatan motivasi yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatian terhadap seseorang, suatu benda, atau kegiatan tertentu. Dengan demikian, minat merupakan unsur yang menggerakkan motivasi seseorang sehingga orang tersebut dapat berkonsentrasi terhadap suatu benda atau kegiatan tertentu. Dengan adanya unsur minat belajar

Terdapat beberapa indikator yang mempengaruhi minat terhadap sesuatu antara lain:

a. Perasaan Senang

Seseorang yang memiliki perasaan senang atau suka dalam hal tertentu ia cenderung mengetahui hubungan antara perasaannya dengan minat. Siswa yang berminat pada suatu pelajaran, maka dirinya akan merasakan kesenangan, kenikmatan dan tidak bosan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, ia akan rajin hadir dan mengerjakan latihan-latihan yang diberikan oleh gurunya dengan antusias tanpa ada beban dalam dirinya. Seperti yang disebutkan oleh Suryasubrata bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa objek kegiatan. Objek yang diminati seseorang diperlihatkan terus menerus disertai perasaan senang.

b. Perhatian

Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat, perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa seseorang terhadap pengamatan,pengertian atau pun yang lainnya dengan mengesampingkan hal lain. Siswa yang erminat pada satu pembelajaran akan terdapat kecenderungan-kecenderungan yang kuat untuk selalu memberikan perhatian yang besar terhadap objek yang diminatinya. Dengan demikian, siswa yang berminat teradap


(29)

suatu kegiatan pembelajaran dapat diketahui seberapa besar perhatian yang diberikannya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

c. Memiliki pengetahuan

Selain dari perasaan senagn dan perhatian, untuk mengetahui berminat atau tidaknya seorang siswa terhadap kegiatan dapat dilihat dari pengetahuan yang dimilikinya. Siswa yang berminat terhadap suatu kegiatan, maka ia akan mempunyai pengeauan yang luas tenang kegiatan tersebut, tahu tujuan dan manfaat kegiatan tersebut dalam kegiatan sehari- hari.

d. Perasaan tertarik

Makna minat menurut Croow and Crow (interest) bisa berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong kita cenderung atau rasa tertarik pada orang, benda atau kegiatan ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.15 Orang yang memiliki minat terhadap suatu kegiatan pada dirinya akan terdapat kecenderungan yag kuata untuk tertarik kepada guru dan materi yang diajarkan

e. Keinginan dan cita-cita

Keinginan dan cita-cita anak-anak yang masih muda umumnya bersifat material. Akan semakin dewasa seseorang, akan berbuah dan berkisar pada siswa perbaikan dan pembentukan kepribadiannya, ambisi, kesopanan dan aspirasi. Siswa yang belajar dengan giat dan tekun diyakini akan mencapai cia-cita yang ia inginkan di masa yang akan datang.

f. Prestise (penghargaan)

Sejak kecil anak menamakan bahwa berbagai pekerjaan mempunyai berbagai tingkat prestise. Misalnya anak yang bersekolah akan jauh lebih bergengsi daripada anak yang tidak sekolah. Anak ang disekolahkan di sekolah yang unggul dan terkenal lebih bergengsi dibanding sekolah yang biasa saja.16

15

Abdurrahman Abrar, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 2005), cet, IV, h. 112

16


(30)

Menumbuhkan minat belajar pada diri siswa merupakan tugas bagi guru dan orang tua. Minat sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penting bagi seorang guru untuk menguasai strategi yang dapat membangkitkan minat siswa terhadap materi dan topik-topik di kelas.

Menurut Jeanne Ellis Ormrod, terdapat beberapa strategi yang sering membangkitkan minat terhadap topik-topik di kelas, diantaranya yaitu;

a. Modelkan (contohkan) kesenangan dan antusiasisme tentang topik-topik di kelas

b. Sesekali masukan keunikan, variasi, fantasi atau materi sebagai bahan pelajaran dan prosedur

c. Doronglah siswa mengindentifikasi tokoh-tokoh sejarah atau karakter fiksi serta membayangkan apa yang mungkin dipikirkan atau dirasakan oleh orang-orang ini.

Memberikan kesempatan bagi siswa untuk merespon materi pelajaran secara aktif, mungkin dengan memanipulasi dan bereksperimen dengan objek-objek fisik, menciptakan produk baru, memperdebatkan isu-isu kontroversial atau mengajarkan sesuatu yang telah mereka pelajari kepada teman-teman sebayanya.

Selain indikator yang telah disebutkan diatas, minat juga dapat dipengaruhi dengan gaya belajar anak baik di rumah maupun di sekolah. Connell dalam Muhammad Yaummi membagi gaya belajar kedalam tiga bagian, yakni visual learners, auditory learners dan

kinestethic learners.17

Siswa visual adalah siswa yang belajar sesuatu paling baik melalui penglihatan. Kekuatan siswa visual adalah visual, oleh karena itu mereka membutuhkan alat peraga atau alat bantu belajar yang dapat mereka lihat secara langsung, seperti power point, gambar-gambar, pster dan lain sebagainya. Siswa auditorial adalah siswa yang belajar sesuatu paling baik melalui pendengaran. Siswa auditorial paling baik belajar dengan metode ceramah. Sedangkan siswa kinestetik adala gaya

17

Muhammad Yamin, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran Disesuaikan dengan kurikulum 2013, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 127


(31)

belajar dimana siswa melakukan aktivitas secara fisik. Siswa kinestetik lebih baik jika menggunakan metode pembelajaran role playing.18

2. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan a. Pengertian PKn

Menurut Trianto, Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara sederhana diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan adan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (menarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diharapkan.19

Menurut pandangan Soemantri (1967) Pendidikan Kewarga Negara (PKN) identik dengan istilah civic yaitu mata peljaran yang bertujuan membentuk atau membina warga Negara yang baik, warga Negara yang tahu, mau, sadar akan hak dan kewajibannya. Tujuan PKN ini untuk mewujudkan pelksanaan demokrasi di Indonesia, sehingga lebih menekankan pada pemenuhan hak dan kewajiban sebagai warga Negara. Hal ini dapat diwujudkan dalam bentuk sikap, perilaku dan perbuatan yang baik.

Dalam pandangan Zamroni, pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokratis yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas memanamkan kesadaran bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat.20

Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelalajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. nilai luhur dan moral ini diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan siswa sehari-hari baik sebagai individu maupun anggota kelompok dan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hbungan antar

18

Ibid, h. 128-129 19

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran inovatif-Progresif,(Jakarta:Kencana. 2009), h. 17

20

Moh Murtado Amin, dkk. Pembelajaran PKN MI EdisiPertama.(Surabaya: LAPIS PGMI. 2009), hlm. 1-8


(32)

warganegara dengan negara srta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi wara negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Dengan pendidikan Keganegarawaraan mampu membina dan mengembangkan anak didik agar menjadi waraga negara yang baik (good citizen).

Edmoson (1958) menyatakan bahwa maka Civics (Pendidikan Kewarganegaraan) selalu didefinisikan sebagai sebuah studi tentang pemerintahan dan kewarganegaraan yang terkait dengan kewajiban, hak, dan hak-hak istimewawarga negara. Pengertian ini menunjukan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (Civics) merupakan cabangdari ilmu politik, sebagaimana tertuang dalam Dictionary of Education.

Menurut Azyumardi Azra, Pendidikan Kewarganegaraan (Civics) adalah pendidikan yang cakupannya lebih luas dari Pendidikan kan HAM karena mencakup kajian dan pembahasan tentang banyak hal seperti:pemerintahan, konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi, rule of law, hak dan kewajiban warga negara, proses demokrasi, partisipasi aktif dan ketlibatan warga Negara dalam Masyarakat Madani, pengetahuan tentang lembaga-lembaga dan sistem yang terdapat dalam pemerintahan, politik dan sistem hukum, pengetahuan tentang HAM, kewarganegaraan aktif dan sebagainya.21

Menurut Mansoer, dalam Muhammad Erwin dengan bukunya yang berjudul Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa pada hakikatnya kewarganegaraan merupakan hasil dari sintesis antara

civic education, demokracy education, serta citzenship yang berlandaskan pada faktor filsafat Pancasila serta mengandung identitas nasional Indonesia serta materi muatan tentang bela negara.22

Dari pendapat para tokoh diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan kewargganegaraan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari ilmu tata negara, demokrasi, Pancasila, masyarakat madani serta ilmu tentang bela negara dan cintat tanah air. Dengan memperlajri pendidikan kewarganegaraan diharapkan siswa dapat memahami

21

A. Ubaedillah & Abdul Rozak. Pendidikan Kewarga {negara} an Pancasila, Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani. (Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta & Prenada Media Grup. 2012), hlm. 15.

22

Muhammad Erwin, Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia, (Jakarta: PT Refika Aditama, 2010), h. 3


(33)

dan mengaplikasikan bagaimana cara menjadi warga negara yang baik, yang mencintai tdan berani membela tanah airnya.

Tujuan pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didikmenjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pebelajaran PKn di sekolah dasar dimaksudkan sebagai suatu proses belajar mengajar dalam rangka membantu peseeta didik agar dapat belajar dengan baik dan mebentuk manusia Indonesia seutuhnya dalma pembentukan karakter bangsa yang diharapkan mengarah pada peciptaan suatu masyarakat yang menempatkan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berlandaskan pada Pancasila, UUD, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Esensi pembelajaran PKn bagi anak adalah bahwa secara kodati mapun sosiokultural dan yuridis formal, keberadaaan dan kehidupan manusia selalu membutuhkan nilai, moral dan norma. Dalam kehidupannya manusia memiliki keinginan, kehendakdan kemauan (human desire) yang erbeda untuk selal membina, mempertahankan, mengembangkan dan meningkatkan aneka potensinya, berikut segalaperangkat pendukungna, sehingga mereka dapat menagrahkan dan mengendalikan dunia kehidupan ini dengan baik dan bermakna.23

b. Tujuan Pembelajaran PKn

Berdasarkan Permendiknas No. 22/2006 tentang standar isi kurikulum nasional, tujuan pembelajaran Pkn di MI agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan berbangsa, bernegara serta anti korupsi.

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

23


(34)

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Dengan demikian tujuan pembelajaran PKn MI adalah untuk menjadikan warga negara yang baik, yaitu warga Negara yang tahu, mau dan sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan demikian diharapkan kelak dapat menjadi bangsa yang terampil dan cerdas, dan bersikap baik sehingga mampu mengkuti kemajuan teknologi modern.

Agar Pendidikan Kewarganegaraan mencapai tujuan maksimal, diperlukan beberapa persyaratan sebagai berikut: pertama, lingkungan kelas haruslah demokratis; kedua, materi tentang pendidikan kewarganegaraan tidak dapat diajarkan secara verbalistis, melainkan harus melalui situasi dan pengalaman yang dikenal oleh peserta didik, dan ketiga, model pembelajaran yang dikembangkan adalah model pembelajaran interaktif.

Menurut Muhammad Erwin dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Kewarganegaraan Reublik Indonesia, menyebutkan bahwa adanya Pendidikan Kewarganegaraan bagi bangsa Indonesiaa akan senatiasa diupayakan untuk membentuk manusia Indonesia seutunya, sebagaimana yang diamanahkan Pembukaan UUD 1945,yakni sebagai manusia Indonesia ang relgius,berkemanusiaan dan berkeadaban, yang memilki nasionalisme, yang cerdas, yang berkerakyatan dan ang adal terhadap lingkungan sosialnya.24

c. Ruang Lingkup PKn

Ruang lingkup pembelajaran PKn MI sebagaimana yang dinyatakan pada kurikulum nasional yang tercantum dalam Permendiknas 22/2006 tentang standar Isi adalaa sebagai berikut:25

1. Persatuan dan kesatuan angsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungankebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Persatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Repblik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.

2. Norma, hukum, dan peraturan meliputi tertib dalamkehidupan keluarga, tatat tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,

24

Erwin, op. cit., h. 6

25


(35)

peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistim hukum dan peradlan nasional.

3. Hak asasi manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

4. Kebutuhan warga negara, meliputi hidup gotng royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisai, kemerdekaan mengekluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, kesamaan kedudukan warga negara.

5. Konstitusi negara, meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitsi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi.

6. Kekuasaan dan politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi-pemerintahan pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalammasyarakat demokrasi.

7. Kedudukan Pancasila, meliputi kedudukan pancasila sebaga dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara, pengalmalan nilai-nilai pncasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideologi terbuka

8. Globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan mengevalusai globalisasi.

Sebagai program pendidikan yang menyuarakan mengenai kebangsaan dan kewarganegaraan Indonesia yang berbasis pada filosofi bangsa, yakni Pancasila, Pendidikan Kewarganegaraan memiliki daya jelajah dalam ruang lingkup pembahaan tentang:

a. Filsafat Pancasila; b. Identitas Nasional;

c. Bangsa dan Negara Indonesia; d. Warga Negara Indonesia; e. Demokrasi Indonesia; f. Konstitusi Indonesia; g. Negara Hukum;


(36)

h. Hak Asasi Manusia; i. Geopolitik Indonesia; dan j. Geostrategi Indonesia.26

B. Penelitian Yang Relevan

Minat meruakan suatu sikap yang sangat diperlukan oleh seseorang untuk mengerjakan suatu aktivitas, dengan minat sesorang dapat mengerjakan aktivitasnya dengan semangat dan dengan rasa senang. Begitupun siswa, dengan adanya minat dlam dirinya untuk melakkan suatu pembelajaran, maka siswa tersebt akan belajar dengan semangat dan giat. Untuk mengetahui perbadaaan minat belajar siswa, penulis membuat beberpa pertanyaan kepada responden. Namun, ada beerpa penelitian yang penulis ajadikan acuan dalam melakukan penelitian ini.

Pertama, penulis melihat skripsi dari Halimatussadiah tahun 2010. Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan judul skripsi “Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII Mts Islamiyah Ciputat”. Skripsi ini membahas adanya pengaruh proses pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada keterampilan membaca. Bagaimana minat seseorang untuk membeca sesuatu yang membawa manfaat untuk dirinya. Minat yang dideskripsikan penulis skripsi ini adalah membawa perubahan yang sangat sigifikan. Peningkatan yang lebih baik dari sebelumnya. Skripsi ini hanya membatasi masalah pada minat memaca buku pelajaran Bahasa Indonesia.

Kedua, penulis melihat skripsi dari Maswati tahun 2012. Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiya dan Keguruan dengan judul “Upaya Peningkatan Minat Belajar Matematika Melalui Pendekatan Realistik di MI Asyairiyah Jakarta Timur”. Skripsi ini membahas upaya peneliti dalam meningkatkan minat belajar siswa melalui pendekatan realistik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis menunjukan bahwa minat belajar siswa melalui pendekatan realistik mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat terklihat melalui enam pertemuan dan dua siklus yang telah dilakukuan oleh penulis.pada siklus I

26


(37)

siswa mendapatkan nilai yang belum maksimum, sementara pada siklus II, siswa mendapatkan nilai yang sangat tinggi diatas rata-rata.

Ketiga, penulis melihat skripsi dari Ni’matul Bidayah tahun 2012. Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sarif Hidaatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Dengan judul skripsi “Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia pada kelas VII SMP Al Zahra Indonesia Komplek Vila Dago Pamulang”. Skripsi ini membahas tentang minat siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia, faktor-faktor yagmempengaruhi minat siswa dan seberapa besar engaruh faktorfaktor minat terhadap mata elajaran Bahasa Indonesia.

Penulis menulis skripsi ini dengan tujuan untuk mendeskripsikan minat siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan serta inovasi kedepan agar Pendidikan Kewarganegaraan menjadi pembelajaran yang banyak menarik minat siswa untuk mempelajarinya serta membat siswa berperan aktif dalam proses pembelajarannya.


(38)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat penelitian adalah di MIN Ciputat dan MIN Cempaka Putih, kota Tangerang Selatan. Jadwal penelitiannya adalah pada semester genap yaitu bulan Januari-Juni 2015. Jadwal peelitian tersebut diperinci pada tabel 3.1sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

Kegiatan Penelitian Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Penyusunan Proposal Skripsi

Seminar Proposal

Penyusunan BAB I

Penyusunan BAB II

Penyusunan BAB III

Pembuatan

Instrumen Penelitian

Observasi

Uji coba instrumen

Wawancara

Penyebaran angket

Analisis data

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup yang peneliti tentukan.1Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa pada MIN di Tangerang Selatan, yang berjumlah 147 siswa. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.2 Pengambilan sampel menggunakan

teknik “Purposive Sampling” yaitu teknik penentuan sampel

1

S. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2013), cet. Ke-8, h. 118

2


(39)

dengan pertimbangan atau tujuan tertentu.3 Karena bila diambil hanya sebagian dari populasi maka jumlahnya kurang dari 100, maka penulis menggunakan seluruh anggota populasi untuk dijadikan sumber data yaitu 147 siswa sehingga penelitian ini disebut penelitian populasi, karena tidak adanya pengambilan sampel.

C. Metode Penelitian

Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami. Mengingat orientasinya demikian, maka sifatnya mendasar dan naturalistik atau bersifat kealamian, serta tidak bisa dilakukan di laboratorium, melainkan di lapangan. Oleh sebab itu, penelitian semacam ini sering disebut dengan inkuiri naturalistic ( naturalistic inquiry) atau studi lapangan (field study).4 Metodde penelitian kualitatif juga dapat diartikan sebagai metode penelitian penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, igunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), dimana peneliti adalah seabagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi.5

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu penelitian untuk mengetahui status atau kedudukan sesuatu.6Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif, karena data

3

Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung; Alfabeta, 2011), h. 64

4

Mohammad Ali, Medologi dan Aplikasi Riset Pendidikan, (Bandung: Pustaka Cendkia Utama. 2010), h. 138

5

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung:Alfabeta, cv. 2012), h. 9.

6

Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan, (Malang: Kencana. 2013), h. 46


(40)

yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan.7

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitiaian ini, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang diperlukan selama penelitian sesuai dengan judul penelitian yang peneliti teliti. Adapun teknik yang penulis ambil adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Didalam pengertian psikologi observasi atau disebut juga pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Observasi juga dapat diartikan sebagai suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang rapat dan sebagainya. Observasi dapat dilakukan secara partisipasif dan non partisipasif.8

Metode observasi dapat dilakukan dengan kondisi yang wajar dan alami, jadi tidak dibuat-buat. Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi dan pencatatan hasil-hasil observasi dapat dilakukan selama observasi berlangsung.

Tabel 3.2 Pedoman Observasi

No Aspek Yang Diamati Penilaiain

1 2 3 4 1. Belajar dengan giat di kelas

7

Sugiyon, op. cit., h.13 8

Nana Syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja RosdaKarya. 2013) , cet ke-9, h. 220


(41)

2. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh saat guru sedang menjelaskan

3. Mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu

4. Semangat dalam mengikuti pembelajaran PKn

5. Terlihat senang pada saat mengikuti pembelajaran PKn

6. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru

7. Memperhatikan ketika guru menerangkan materi

8. Percaya diri ketika mempresentasikan hasil diskusinya

9. Menghormati pendapat yang dikemukakan oleh temannya

10. Merasa tertarik dengan materi yang di sampaikan guru

2. Wawancara

Wawancara atau disebut juga interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh peewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang.

Wawancara dapat dilakukan dalam situasi serius ataupun dalam situasi santai, dalam situasi formal ataupun situasi non formal. Namun, wawancara baiknya dilaksanakan dalam situasi yang tidak formal, santai dan tetap sungguh-sungguh sehingga percakapan akan dapat berlangsung lebih bebas.

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara Guru

No Pertanyaan

1. Bagaimana Ibu menyampaikan materi pembelajaran PKn kepada siswa?

2. Apakah Ibu selalu membuat RPP sebelum kegiatan belajar mengajar?

3. Media apa yang digunakan agar dalam pembelajaran PKn menarik minat siswa?


(42)

belajar mengajar?

5. Bagaimana cara Ibu menciptakan suasana belajar yang kondusif di dalam kelas?

6. Apakah Ibu pernah memberikan hadiah atau hukuman kepada siswa/siswai? Apa alasannya?

7. Bagaimana cara Ibu memperlakukan siswa secara adil? 8. Apakah diantara murid-murid Ibu ada yang malas belajar?

Jika ada, bagaimana cara Ibu untuk mengatasi hal tersebut? 9. Bagaimana cara Ibu memberikan dorongan dan perhatian

kepada siswa agar giat belajar?

10. Menurut Ibu seberapa besar minat siswa terhadap pembelajaran PKn?

11. Apa yang menjadi kendala dalam proses belajar mengajar PKn?

12. Bagaimana cara Ibu melakukan pendekatan pada siswa sehingga siswa merasa nyaman dalam belajar PKn?

Pedoman Wawancara Siswa

No Pertanyaan

1. Apakah guru sudah menyampaikan materi PKn kepada siswa dengan baik?

2. Apakah guru selalu menggunakan media pembelajaran pada saat menyampaikan materi PKn?

3. Apa media yang sering di gunakan?

4. Metode apa yang sering di gunakan guru pada saat menyampaikan pembelajaran PKn?

5. Jika suasana kelas sudah tidak kondusif (gaduh) apa yang biasanya guru lakukan untuk megatasi hal tersebut?

6. Apakah guru pernah memberikan hadiah atau hukuman kepada siswa?Apaalasannya?

7. Apakah guru selalumemperlakukansiswadenganadil?

8 Apakah kamu selalu semangat pada saat mengikuti pembelajaran PKn?

9. MenurutkamuapakahpembelajaranPKnitumudah? Jelaskanalasannya!

10. Menururtkamuapakahcara guru

mengajarkanpembelajaranPKnsudahmenyenangkan?

11. Apakah kamu selalu mendapatkan nilai bagus pada saat mengerjakan soal PKn yang diberkan oleh guru?

12. Bagaimanapendapatmutentangcara guru


(43)

3. Angket atau kuisioner

Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

Keuntungan dalam instrumen angket diantaranya adalah dapat dijawab secara serentak kepada banyak responden, sehingga peneliti tidak memerlukan waktu yang banyak untuk bertanya kepada responden satu per satu, dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing menurut waktu senggang responden, data yang terkumpul melalui angket akan mudah dianalisis,sebab setiap responden akan mendapatkan pertanyaan yang sama dan responden dapat menjawab dengan bebas pertanyaan yang ada dalam angket.9

Berdasarkan pengertian minat yang dikemukakan oleh Ahmad Susanto, bahwa minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenagkan, dan lama kelamaan akan mendatangkan kepuasan pada dirinya. Maka penulis dapat membuat kisi-kisi instrumen angket untuk minat siswa terhadap pembelajaran PKn berdasarkan pengertian minat dari Ahmad Susanto tersebut. Adapun kisi-kisi dari angket adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Angket

Variabel Indikator Pertanyaan

Minat siswa terhadap pembelajaran

1. Perasaan senang: a. Perasaan senang

b. Aktif mengikuti

12 1,8

9

Wina Sanjaya, Penelitian Pendidika, Jenis, Metode dan Prossedur, (Jakarta: Keencana, 2013), h.255


(44)

PKn pembelajaran c. tidak bosan 2. Perhatian:

a. Memperhatikan pelajaran

b. Datang tepat waktu c. Mengerjakan latihan 3. Memiliki pengetahuan:

a. Bertambah pengetahuan b. Semangat belajar 4, Perasaan tertarik:

a. Ketertarikan terhadap pembelajaran PKn b. alasan pembelajran PKn

menarik bagi siswa 5. Prestise (Penghargaan):

a. Mendapat pujian guru, teman dan orang tua b. Mendapat nilai bagus 6. Tanggung Jawab dalam belajar

Tugas tersebut memiliki arti penting bagi individu.

2 7 3, 9 4 13 11 5 14,19

15, 16, 17 6, 18 10, 20

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang peneliti gunakan dalam mendeskripsikan minat siswa terhadap pembelajaran Pendidkan Kewarganegaraan yaitu diri penelti sendiri sebagai instrumen ahli serta berupa pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk angket, sedangkan objek penelitian ini diberikan kepada siswa kelas V MIN Se Tangerang Selatan, sesuai dengan populasi dan Sampel dalam penelitian.

Selain angket peneliti juga melakukan wawancara atau

interview kepada dewan guru khususnya pada guru Pendidikan Kewarganegaraan serta siswa,maksud dari wawancara ini adalah untuk mengetahui adanya perkembangan dalam pengajaran, perkembangan ini dapat berupa peningkatan atau penurunan.


(45)

Dalam penelitianini, teknik analisis data yang di gunakan penulis adalah dengan cara melakukan observasi, wawancara dan menyebarkan angket. Untuk pengolahan analisis data penulis menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

1. Editing, memeriksa kelengkapan dan kejelasan angket/kusioner yang berhasi ldikumpulkan.

2. Skoring, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket.

Tabel 3.5

No Alamat Jawaban Nilai

Positif Negatif

1 Sangat tidak setuju 1 4

2 Tidak setuju 2 3

3 Setuju 3 2

4 Sangat setuju 4 1

No Alamat Jawaban Nilai

Positif Negatif

1 Selalu 4 1

2 Sering 3 2

3 Kadang-kadang 2 3

4 TidakPernah 1 4

3. Pemberiankritria.

Tabel 3.6 TafsiranPresentase

No Presentase Kriteria

1. 0-25% Kurang

2. 26%-50% Cukup

3. 51%-75% Baik

4. 76%-100% BaikSekali

Data-data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan angket diseleksi dan disusun berdasarkan urutan permasalahan yang diteliti kemudian peneliti mengadakan klasifikasi data yaitu usaha untuk menggolongkan data berdasarkan pada kategori tertentu yang sesuai dengan sub-sub yang dibuat berdasarkan analisis variabel.


(46)

Data-data yang terkumpul di deskripsikan, kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik statistic sederhana, adapun rumus yang digunakan dalam mencapai persentase adalah:

P= x 100 %

Keterangan:

P = Angka Presentase

F = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya N = Jumlah Frekuensi atau banyaknya individu % = Bilangan tetap (konstanta)10

Rumus di atas akan membandingkan hasil jawaban responden dalam bentuk persentase. Dengan membandingkan persentase untuk masing-masing jawaban. Data-data yang didapat dari setiap item pertanyaan dibuat dalam tabel yang di dalamnya langsung dibuat frekuensi dan persentase, kemudian peneliti menganalisis dan menginterpretasikan data tersebut.

10

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,(Jakarta: PT RinekaCipta, 2010), h. 128


(47)

35

HASIL PENELITIAN

Bab IV akan mendiskripsikan hasil penelitian yang terkait dengan hasil analisis data dan gambaran umum MIN di Tangerang Selatan yaitu MIN Ciputat dan MIN Cempaka Putih.

A. Gambaran Umum MIN Se Tangerang Selatan 1. Gambaran Umum MIN Ciputat

a. Identitas Madrasah

Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Ciputat, terletak di Jl. Dewi Sartika, Gg Masjid Ar Riyadh, Ciputat, Tangerang Selatan Banten. Madrasah Ibtidaiyyah Ciputat telah terakreditasi A.

b. Visi dan Misi 1. Visi Madrasah

Terwujudnya Manusia yang cerdas, berwawasan luas,memiliki keterampilan, mandiri dan berakhlak mulia.

2. Misi Madrasah

a. Meningkatkan daya saing lulusan serta kualitas pendidikan dengan mengacu pada standar pendidikan nasional serta meningkatkan kualifikasi dan profesionalisme bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan lainnya melalui pelatihan-pelatihan.

b. Mengembangkan proses pembelajaran yang tidak sekedar mentransfer pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga motivasi dan pengembangan kualitas kepribadian siswa dengan mengacu kepada prinsip dan teori psikologis dengan penerapan strategi pembelajaran paikem.

c. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dan manajemen berbasis madrasah serta penguatan terhadap fungsi dan peran komite madrasah.

d. Mengembangkan kurikulum yang berorientasi pada Standar Nasional dan Standar Internasional dengan penguasaan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris serta penguasaan terhadap teknologi informasi dan komunikasi.

e. Menanamkan nilai-nilai aqidah, syariah dan akhlakul karimah sebagai basis bagi segenap aspek kehidupan dengan mengembangkan program tahfidz, tartil dan tahsinul qur’an serta praktek ibadah.


(48)

2. Gambaran Umum MIN Cempaka Putih a. Identitas Madrasah

Madrasah Ibtidaiyyah Negeri MIN Cempaka Putih, terletak di Jl. WR. Supratman, Gg. Mahoni. No 58, RT 01/04, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. MIN Cempaka Putih didirikan pada tahun 197 dan berstatus negeri pada tahun 1993.

b. Visi dan Misi 1. Visi Madrasah

Unggul dalam prestasi, Santun dalam pekerti berlandaskan Iman dan Budaya Bangsa.

2. Misi Madrasah

a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien.

b. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif bagi seluruh warga madrasah.

c. Meningkatkan dan mengoptimalkan sarana dan prasarana.

d. Meningkatkan hubungan yang harmonis antar stake holder yang terkait.

e. Menumbuhkan penghayatan terhadap nilai-nilai ajaran agama Islam dan budaya bangsa

f. Menghasilkan lulusan yang berkualitas, berprestasi, berakhlakul karimah, dan bertaqwa kepada Allah SWT.

B. Deskripsi Data

Data yang penulis ambil berdasarkan judul skripsi ini, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan penulis menggunakan metode penelitan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.

2. Penelitian dilaksaakan selama tiga bulan, terhitung sejak bulan Febuari sampai bulan mei 2015.

3. Tempat penelitian berada pada MIN di Tangerang Selatan, yaitu di MIN Ciputat dan MIN Cempaka Putih.

4. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, angket dan juga wawancara.


(49)

Data yang telah dikumpulkan dari hasil angket yang telah disebarkan pada siswa, kemudian diolah dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi. Maksud dari pengolahan tersebut, agar data yang diperoleh dapat memberikan arti atau penjelasan mengenai minat siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Untuk memudahkan menganalisis hasil penelitian tersebut, maka setiap item soal diberikan tabulasi yang disesuaikan dengan teknik analisis data. Sehingga dapat ditarik kesimpulan dari yang diteliti. Untuk mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan tabel berikut:

Tabel 4

Saya memberikan pendapat pada saat pembelajaran PKn

No

MIN CIPUTAT MIN CEMPAKA PUTIH Alternatif

Jawaban

Frekuensi (F)

Presentase (%)

Alternatif Jawaban

Frekuensi (F)

Presentase (%)

1.

Selalu 28 39,19% Selalu 3 4,76%

Sering 12 16,21% Sering 11 17,46%

Kadang-kadang 31 41,9%

Kadang-kadang 42 66,67% Tidak

Pernah 2 2,70% Tidak

Pernah 7 11,11%

Jumlah 73 100% 63 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada MIN Ciputat 39,19% menjawab selalu, 16,21% menjawab sering, 41, 9% menjawab kadang-kadang dan 2,70% menjawab tidak pernah. Sedangkan pada MIN Cempaka Putih 4,76% menjawab selalu, 17,46% menjawab sering, 66,67% menjawab kadang-kadang, dan 11,11% menjawab tidak pernah. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa MIN Ciputat dan MIN Cempaka Putih hanya kadang-kadang saja memberikan pendapat pada saat pembelajaran PKn, sedangkan yang tidak pernah memberikan pendapat dari kedua sekolah tersebut hanya sebagian kecil saja.

Tabel 5

Saya merasa bosan pada saat mengikuti pembelajaran PKn


(50)

Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Alternatif Jawaban Frekuensin (F) Presentase (%)

2. Selalu Selalu - -

Sering 1 1,37% Sering 1 1,59%

Kadang-kadang

17 23,29% Kadang-kadang

30 47,61% Tidak

Pernah

55 75,34% Tidak Pernah

32 50,8%

Jumlah 73 100% Jumlah 63 100%

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada MIN Ciputat 1,37% menjawab sering, 23,29% menjawab kadang-kadang, 75,34% menjawab tidak pernah. Sedangkan pada MIN Cempaka Putih, 1,59% menjawab sering, 47,61% menjawab kadang-kadang dan 50,8% menjawab tidak pernah. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa MIN Ciputat tidak pernah merasa bosan pada saat mengikuti pembelajaran PKn, dan yang menjawab sering bosan hanya sedikit. Sedangkan pada siswa MIN Cempaka Putih sebagian besar siswa tidak pernah merasa bosan pada saat mengikuti pembelajaran PKn, namun, jumlahnya tidak berbeda jauh dengan siswa yang menjawab kadang-kadang hanya berselisih 2 angka saja, hal ini berbeda dengan yang terjadi pada siswa di MIN Ciputat, siswa yang menjawab tidak pernah, berbeda jauh dengan siswa yang menjawab kadang-kadang.

Tabel 6

Saya datang tepat waktu pada saat Pembelajaran PKn

No MIN CIPUTAT MIN Cempaka Putih Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Preesentase (%) Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Preesntase (%)

3. Selalu 58 79,46% Selalu 57 90,48%

Sering 12 16,44% Sering 4 6,35%

Kadang-kadang

3 4,10% Kadang-kadang

2 3,17% Tidak

Pernah

- - Tidak

Pernah

- -

Jumlah 73 100% Jumlah 63 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada MIN Ciputat, 79,46% menjawab selalu, 16,44% menjawab sering dan 4,10% menjawab kadang-kadang. Sedangkan pada MIN Cempaka Putih, 90,48% menjawab selalu, 6,35% menjawab sering dan 3,17% menjawab kadang-kadang. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar datang tepat waktu pada saat


(51)

pemelajaran PKn dan tidak ada siswa yang tidak pernah datang tepat waktu pada saat pembelajaran PKn. Sedangkan, pada MIN Cempaka Putih hampir semua siswa selalu datang tepat waktu pada saat pembelajaran PKn, hanya beberapa orang saja yang sesekali tidak datang tepat waktu.namun, jika dibandingkan, jumlah siswa yang datang tepat waktu pada saat pemelajaran PKn di MIN Cempaka Putih lebih besar jumlah presentasenya daripada MIN Ciputat yaitu 90,48%, hal ini menunjukan bahwa tingkat kedisiplinan siswa pada MIN Cempaka Putih lebih besar daripada siswa pada MIN Ciputat.

Tabel 7

Saya mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru PKn

No MIN CIPUTAT MIN Cempaka Putih Altrenatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Alternatif Jawaan Frekuensi (F) Presentase (%)

4. Selalu 50 68,5% Selalu 30 47,62%

Sering 14 19,17% Sering 25 39,68%

Kadang-kadang

8 10,96% Kadang-kadang

8 12,7% Tidak

Pernah

1 1,37% Tidak Pernah

-

Jumlah 73 100% Jumlah 63 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui ahwa pada MIN Ciputat, 68, 5% menjawab selalu, 19,17% menjawab sering, 10,96% menjawa kadng-kadang, dan 1,37% menjawa tidak pernah. Sedangkan ada MIN Cemaka Putih, 47, 62% menjawab selalu, 39, 68% menjawa sering dan 12,7% menjawab kadang-kadang. Jadi daat disimpulkan ahwa siswa MIN Ciputat sebagian besar selalu mengerjakan latihan PKn yang diberikan oleh guru, sedangkan yang tidak perna mengerjakan latihan sangat sedikit, begitupun pada MIN Cempaka Putih sebagian besar siswanya selalu mengerjakan latihan PKn yang diberikan oleh guru dan tidak ada satupun siswa yang tidak pernah mengerjakan latihan yang dierikan oleh gurunya.

Tabel 8

Saya merasa tertarik dengan pembelajaran PKn

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)

5. Selalu 37 50,68% Selalu 29 46,03%


(1)

LAMPIRAN 15

Observasi MIN Ciputat


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Riwayat Hidup Penulis

Mariati Mauly Bellanisa, lahir pada tanggal 22 Mei 1992, alamat di Jl. RE. Martadinata Rt 002?013, Ciputat, Tangerang Selatan. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara, orang tua penulis bernama Marhali dan Rhani dan kedua adik penulis bernama Dewi Mauly Syahidah dan Raihan Maulana Ali.

penulis memulai studi di RA/TK dan SDI Al-Amanah, kemudian melanjutkannya di MTsN Tangerang II Pamulang dan tamat MTs pada tahun 2007, lalu melanjutkannya di MAN Serpong tahun 2008-2010. Setelah lulus Madrasa Aliyah, pada tahun 2011, penulis mendaftar serta mengikuti tes ujian mandiri di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan lulus di jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtiaiyyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.