3. Review konversi sistem lama ke sistem baru
Untuk memastikan bahwa data-data akurat selama proses penggantian tersebut. Review terhadap ketepatan
uji data dan hasil uji. e. Tahap Pengoperasian Sistem
Dalam tahap ini auditor melakukan evaluasi dan menilai ketepatan pengendalian dalam operasi sistem. Pada tahap
ini pula auditor intern harus secara aktif memantau apakah tahap pengoperasian sistem telah sesuai dengan standar
pengoperasian yang telah ditetapkan sebelumnya.
6. Peran Auditor Internal Memenuhi Kebutuhan Manajemen
Auditor internal
terlibat dalam
memenuhi kebutuhan
manajemen, dan staf audit yang paling efektif meletakkan tujuan manajemen dan organisasi di atas rencana dan aktivitas mereka.
Tujuan-tujuan audit disesuaikan dengan tujuan manajemen, sehingga auditor internal itu sendiri berada dalam posisi untuk menghasilkan
nilai tertinggi pada hal-hal yang dianggap manajemen paling penting bagi kesuksesan organisasi.
Menurut Sawyer 2009:34 departemen audit internal mampu membantu manajemen dalam:
a. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh manajemen puncak. Setiap tahun Chief Auditing Executives
CAE menyiapkan rencana jadwal audit khusus untuk aktivitas yang diawasi
b. Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko. Auditor internal memperluas persepsi mereka tentang manajemen risiko dan
meningkatkan upaya mereka untuk meyakinkan manajemen bahwa semua jenis risiko organisasi telah dievaluasi dan diperhatikan
dengan layak. c. Memvalidasi laporan ke manajemen senior. Manajer senior
biasanya membuat keputusan berdasarkan laporan yang mereka terima, bukan berdasarkan pengetahuan mereka sendiri. Ketika
audit dilakukan, auditor menelaah laporan tersebut untuk menilai akurasi, ketepatan waktu, dan maknanya. Kebijakan manajemen
yang diputuskan kemudian bisa menjadi lebih valid. d. Membantu manajemen pada bidang teknis. Auditor internal
modern harus mengetahui bagaimana data berawal, bagaimana proses pengolahannya, dan dimana letak risiko keamanannya.
Auditor internal yang profesional harus memiliki independensi untuk memenuhi kewajiban profesionalnya, memberikan opini yang
objektif, tidak bias, tidak dibatasi serta melaporkan masalah apa adanya bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga.
Auditor internal harus bebas dari hambatan dalam melaksanakan auditnya. Hanya dengan begitu auditor internal bisa disebut
melaksanakan audit dengan profesional.
7. Tanggung Jawab Auditor Internal