5. Peran Auditor Internal
Pada saat ini, peran internal auditor dalam suatu perusahaan semakin diperlukan, terutama pada perusahaan yang memiliki skala
operasi yang luas dan besar. Internal auditor tidak hanya berperan untuk mengurangi kebocoran dan penyelewengan dalam perusahaan,
akan tetapi lebih dari itu yaitu sebagai penghasil informasi yang tepat dan tidak memihak serta dapat membantu meningkatkan mutu
pimpinan dalam
pengendalian perusahaan.
Auditor internal
memberikan informasi
yang diperlukan
manajemen dalam
menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Auditor internal bertindak sebagai penilai independen untuk
menelaah operasional perusahaan dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor
internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolahan perusahaan dan resiko-resiko terkait
dalam menjalankan usaha Sawyer, 2009:7 Menurut Hall 2006:27 keterlibatan auditor internal dapat
ditinjau dari setiap tahapan dalam system development life cycle dan tujuan serta manfaat sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan Dalam tahap ini akuntan ataupun auditor internal sering
diminta untuk memberikan keahlian mereka untuk mengevaluasi kelayakan sebuah proyek, mereview masalah
kelayakan ekonomi,
kelayakan perencanaan
sistem pengendalian intern dan kelayakan operasi. Tahap ini
merupakan awal dari semua tahapan yang dilakukan oleh auditor internal.
b. Tahap Analisis Sistem Peran auditor dalam tahap ini adalah mensuplai laporan
audit pada sistem yang akan diuji oleh tim studi. Akuntan dengan latar belakang pendidikan formal dan informalnya
menunjukkan bahwa ia memiliki keahlian untuk melakukan analisis sistem. Akuntan akan melakukan survey sistem
untuk memahami elemen-elemen penting dari sistem yang digunakan saat ini dan menentukan kebutuhan informasi
pemakai akhir, standar kontrol internal, kebutuhan jejak audit, dan prosedur-prosedur dimandatkan jelas merupakan
tugas-tugas penting untuk menentukan persyaratan sistem yang baru sehingga diharapkan sistem yang nantinya
dipakai akan sesuai dengan audit lanjutan yang akan digunakan.
c. Tahap Desain Sistem Dalam tahap ini akuntan berperan penting dalam
memanfaatkan keahlian transaksinya, peran ini dilakukan dalam hal desain sistem konseptual, disini akuntan
bertanggung jawab untuk sistem konseptual dan profesional
bertanggung jawab terhadap sistem fisik pekerjaan teknis untuk membangun sistem, dimana dalam melakukan
perannya ini akuntan harus mempertimbangkan bahwa setiap sistem harus dikontrol secara memadai, jejak audit
yang harus
dilestarikan, konversi
akuntansi dan
persyaratan-persyaratan hukum harus dipahami. d. Tahap Implementasi Sistem
Dalam tahap ini secara rinci internal auditor, harus terlibat dalam cara-cara berikut ini:
1. Menspesifikasi standar dokumen Auditor internal ikut serta menentukan spesifikasi
dokumentasi sistem agar nantinya dalam pemeriksaan dapat mudah, maka akuntan harus aktif mendorong para
pemakai sistem untuk taat pada standar dokumentasi yang telah diterapkan.
2. Menverifikasi kelayakan kontrol Tugas ini tidak semata-mata berdiri sendiri tetapi
merupakan rangkaian atas usulan struktur pengendalian internal yang dibuat oleh audit internal dalam fase
sebelumnya. Pada tahap implementasi inilah review kembali apakah SPI yang telah ditetapkan memiliki
keterbatasan yang cukup besar atau tidak.
3. Review konversi sistem lama ke sistem baru
Untuk memastikan bahwa data-data akurat selama proses penggantian tersebut. Review terhadap ketepatan
uji data dan hasil uji. e. Tahap Pengoperasian Sistem
Dalam tahap ini auditor melakukan evaluasi dan menilai ketepatan pengendalian dalam operasi sistem. Pada tahap
ini pula auditor intern harus secara aktif memantau apakah tahap pengoperasian sistem telah sesuai dengan standar
pengoperasian yang telah ditetapkan sebelumnya.
6. Peran Auditor Internal Memenuhi Kebutuhan Manajemen