Pendayagunaan Aparatur Negara dengan Peraturan Menteri Nomor PER03M.PAN022006. Peraturan menteri tersebut menyatakan
bahwa Kegiatan Evaluasi menjadi bagian dari Program Pengawasan kategori Kegiatan Utama disamping pemeriksaan audit. Masih
menurut Peraturan Menpan tersebut, Kegiatan Evaluasi meliputi: 1 Evaluasi Sistem Intern Pemerintah, 2 Evaluasi Penggunaan Dana
Dekonsentrasi dan 3 Pembantuan dan Evaluasi Aspek Tertentu Penyelenggaraan Program Instansi Pemerintah. Peraturan tersebut
kembali ditetapkan menjadi Kebijakan Pengawasan melalui Peraturan Menpan Nomor PER03.1M.PAN32007 Bambang Pamuji, 2007:6.
B. Sistem Pengendalian Internal
1. Pengertian Pengendalian Internal
Pengendalian internal menurut definisi yang dibuat oleh The American Institute of Certified Public Accountants AICPA Iwan
Triyuwono, 2000:155 adalah sebagai berikut: “The plan of organization, and all of the coordinate methods and
measures adopted within a business, to safeguard its assets, check the accuracy and reliability of its accounting data, promote operational
efficiency, and encourage adherence to prescibed managerial policies
AU Section 320.08.” Dalam definisi tersebut ada empat fungsi yang terlihat, yaitu: 1
menjaga aktiva, 2 mengecek keakuratan dan reliabilitas data akuntansi, 3 meningkatkan efisiensi operasional, dan 4 mendorong
ditaatinya kebijakan manajemen.
Menurut Nugroho Widjajanto 2001:18 definisi pengendalian internal adalah sebagai berikut:
“Suatu sistem pengendalian yang meliput struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan dengan
tujuan untuk mengamankan aktiva perusahaan, mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi, meningkatkan efisiensi dan mendorong
agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi.
” Berdasarkan uraian tersebut, pembuatan dan pemeliharaan
pengendalian internal merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh perusahaan. Aspek mendasar dari tanggung jawab penyediaan
informasi pihak manajemen adalah untuk memberikan jaminan yang wajar bagi pemegang saham bahwa perusahaan dikendalikan dengan
baik. Selain itu, pengendalian internal penting untuk mendorong para entitas melaksanakan kebijakan dan aturan perusahaan secara efektif
dan efisien sehingga memberikan manfaat bagi perusahaan.
2. Tujuan Pengendalian Internal
Menurut Hall 2006:78 terdapat lima tujuan pengendalian internal atas transaksi, antara lain:
a. Otoritas wewenang Setiap transaksi harus mendapat otoritasi semestinya berdasarkan
struktur dan kebijakan perusahaan. Dalam keadaan atau masalah- masalah tertentu sangat mungkin diperlukan otorisasi khusus.
b. Pencatatan Pencatatan atas transaksi harus dilaksanakan sebagaimana mestinya
dan pada waktu yang tepat dengan uraian yang wajar. Transaksi yang dicatat adalah transaksi yang benar-benar terjadi dan lengkap.
c. Perlindungan Harta
fisik berwujud
tidak boleh
berada di
bawah pengawasanpenjagaan dari mereka yang bertanggung jawab.
Dalam hal ini pengendalian internal memperkecil resiko terjadinya kecurangan oleh karyawan atau manajemen sekalipun.
d. Rekonsiliasi Rekonsiliasi secara kontinyu dan periodik antar pencatatan dengan
harta fisik harus dilakukan misalnya mencocokkan jumlah persediaan barang antara kartu persediaan dengan persediaan fisik
di gudang audit finansial, audit manajemen dan sistem pengendalian internal.
e. Penilaian Harus dibuat ketentuan agar memberikan kepastian bahwa seluruh
harta perusahaan dicatat berdasarkan nilai yang wajar. Tidak boleh terjadi over maupun undervalued atas harta tersebut.
Menurut tujuannya pengendalian internal dibagi menjadi dua yaitu pengendalian akuntansi dan pengendalian administratif. Menurut
Sanyoto Gondodiyoto 2007:182 Pengendalian administratif meliputi rencana organisasi dan prosedur yang menyangkut efisiensi usaha dan
ketaatan terhadap kebijaksanaan atau peraturan pimpinan perusahaan. Dalam
pengendalian administratif
umumnya tidak
langsung berhubungan dengan pembukuan sistem akuntansi. Pengendalian
administratif mencakup analisis statistik, laporan kegiatan, program latihan pegawai, pengawasan mutu dan kebijakan akuntansi.
Pengendalian akuntansi berkaitan dengan rencana organisasi, prosedur, catatan, untuk menjamin pengamanan aktiva, dapat
diandalkannya laporan keuangan, dan adanya keyakinan bahwa setiap transaksi dilaksanakan sesuai dengan otorisasi yang berwenang. Setiap
transaksi dicatat untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum, maupun dalam
rangka untuk akuntabilitas kepengurusan perusahaan. Selain itu akses terhadap aset hanya sesuai dengan otoritas yang ada. Catatan tentang
akuntabilitas aset
adalah sesuai
dengan yang
ada, dapat
direkonsiliasikan dan telah dilakukan tindakan yang perlu bila terjadi perbedaan karena interval waktu yang dapat dijelaskan.
Pengendalian akuntansi meliputi metode dan prosedur yang berkaitan dan berhubungan langsung dengan pengamanan harta serta
dapat dipercayainya catatan keuangan. Pada umumnya pengendalian akuntansi meliputi sistem pemberian wewenang otorisasi, pemisahan
tugas antara operasional, penyimpanan harta kekayaan, penyimpanan uang dan pembukuan, pengawasan fisik dan cek ulang atas akurasi
pekerjaan oleh pihak ketiga verifikasi independen.
3. Komponen-komponen dalam Pengendalian internal