Latar Belakang Penelitian Pengaruh peran dan tanggung jawab auditor internal terhadap peningkatan efektivitas sistem pengendalian internal

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada era globalisasi saat ini, perusahaan dituntut untuk mampu menjaga kelangsungan hidup perusahaan going concern dengan meningkatkan kemampuan produktivitasnya. Kasus Bank Century pada tahun 2009 menjadi sorotan karena tiba-tiba Bank tersebut menyatakan diri pailit sehingga membuat nasabah di dalamnya menderita kerugian yang cukup besar. Setelah dilakukan penyelidikan terkuak bahwa ambruknya Bank tersebut dikarenakan adanya permainan kotor di dalam manajemen Bank itu sendiri. Bahkan di temukan adanya produk investasi yang tidak jelas runtutan aliran dananya alias obligasi fiktif. Menghadapi kasus seperti itu, berbagai kebijakan dan strategi perusahaan harus terus dikembangkan dan ditingkatkan oleh perusahaan agar mampu mencegah terjadinya kebangkrutan, dikarenakan kecurangan di dalam manajemen perusahaan itu sendiri. Perusahaan harus dapat melaksanakan semua kegiatan rutin operasionalnya berdasarkan rancangan sistem prosedur yang telah ditetapkan, sehingga mampu menghasilkan tingkat keuntungan sebagaimana yang diharapkan. Dengan keuntungan itulah dapat dipastikan bahwa perusahaan akan mampu menjamin dan mempertahankan keberadaan serta keberlangsungan perusahaan. Salah satu strategi yang penting dalam perusahaan adalah menerapkan sistem pengendalian internal yang memadai. Menurut Chalil B. Lawrence 1998 dalam Hiro Tugiman 2002, pengendalian internal merupakan proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen serta personel lain dalam suatu entitas yang dirancang untuk memberikan jaminan yang layak berkaitan dengan pencapaian berbagai tujuan dengan kategori: a efektivitas dan efisiensi operasi, b reliabilitas laporan keuangan, dan c ketaatan terhadap ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku, dimana komponennya terdiri dari: a control enviroment, b risk assesment, c control activities, d information and communication, dan e monitoring. Pengendalian internal berarti memiliki peranan penting dalam menjaga stabilitas operasional perusahaan. Hal itu dapat dilihat dari tiga tujuan utama pencapaian pengendalian itu sendiri yang meliputi keseluruhan aspek penting perusahaan. Menurut Abdul Halim 2001:189, sistem pengendalian internal adalah kebijakan dan prosedur yang diterapkan pada suatu entitas usaha yang ditujukan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan tertentu suatu usaha akan dicapai. Sistem pengendalian internal bagi suatu perusahaan merupakan suatu keharusan terutama perusahaan-perusahaan yang telah go public. Bersamaan dengan kewajiban audit laporan keuangan, direksi wajib memberikan pernyataan tentang kecukupan sistem pengendalian perusahaan yang dikelolanya serta model atau framework mana yang digunakan oleh perusahaan. Menurut Sanyoto Gondodiyoto 2007:249 faktor-faktor yang menyebabkan makin pentingnya sistem pengendalian internal meliputi: a perkembangan kegiatan dan skalanya menyebabkan kompleksitas struktur, sistem dan prosedur suatu organisasi makin rumit, b tanggung jawab utama untuk melindungi aset organisasi, mencegah dan menemukan kesalahan-kesalahan serta kecurangan terletak pada manajemen, c Saling cek merupakan cara yang tepat untuk menutup kekurangan human error, dan d pengawasan sistem pengendalian langsung dari internal dianggap lebih tepat daripada pemeriksaan secara langsung dari pemeriksa pihak luar perusahaan. Pengendalian internal merupakan keseluruhan mekanisme yang merupakan bagian integral dari sistem dan prosedur kerja suatu organisasi, dan disusun sedemikian rupa untuk menjamin bahwa pelaksanaan kegiatan organisasi sudah sesuai dengan yang seharusnya. Adapun yang paling berkepentingan terhadap sistem pengendalian internal suatu organisasi adalah manajemen, karena dengan sistem pengendalian internal yang baik manajemen dapat mengharapkan bahwa kebijakannya dipatuhi, aktiva atau harta perusahaan terlindungi dan penyelenggaraan pencatatan berjalan dengan baik. Dengan menetapkan serta menerapkan pengendalian internal secara baik dan benar pada suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut akan lebih mudah dalam mencapai tujuan dan dapat meminimalkan resiko. Menurut Hermanson 2004 yang mengungkapkan bahwa jika suatu pengendalian internal telah ditetapkan semua operasi, sumber daya fisik, dan data akan dimonitor serta berada di bawah kendali, tujuan akan tercapai, resiko menjadi kecil dan informasi yang dihasilkan akan lebih berkualitas. Disisi lain, tanpa pengendalian internal yang memadai, kondisi negatif akan terjadi pada perusahaan seperti kesalahan pencatatan, efisiensi biaya, kehilangan aset, terhentinya kegiatan usaha maupun terkena sanksi. Seiring dengan perubahan lingkungan bisnis yang cepat kebutuhan akan informasi akuntansi yang dapat dipercaya reliable, akurat accuracy dan tepat timely semakin dirasakan. Untuk memberikan keyakinan bahwa apa yang dilaporkan bawahan tentang perusahaan adalah benar dan dapat dipercaya, maka perusahaan membutuhkan adanya auditor internal yang berkemampuan baik untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja perusahaan. Auditor internal akan bekerja dalam ruang lingkup perusahaan namun tetap harus memiliki independensi dalam melakukan pengawasan di dalam perusahaan. Menurut Sawyer 2009:10 audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah: a informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan, b risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi, c peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti, d kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi, e sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis, dan f tujuan organisasi telah dicapai secara efektif. Semua itu dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif. Auditor internal memiliki kemampuan untuk membantu perusahaan menentukan sistem yang terbaik bagi pengendalian internal perusahaan. Kebijakan manajemen juga dapat dikeluarkan melalui rekomendasi dari auditor internal terlebih dahulu, karena auditor internal telah melaksanakan audit internalnya untuk mengetahui kebijakan dan strategi apa yang baik bagi perusahaan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi dan ekonomis operasional perusahaan. Menurut Hiro Tugiman 2002 disamping memberikan jasa utama yaitu mengaudit internal perusahaan, auditor internal juga dapat memberikan jasa tambahan yang berkaitan dengan audit, antara lain membantu para manajer mencegah terjadinya penyimpangan, melaksanakan penyidikan pemalsuan, mengelola hubungan dengan auditor eksternal dan membantu manajemen merancang dan melaksanakan pengendalian. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, auditor internal harus mampu bersikap profesional, maka auditor internal harus memenuhi beberapa kriteria, auditor internal telah memiliki standar perilaku profesional, kode etik dan sertifikasi auditor internal. Berbeda dengan auditor eksternal yang hanya memiliki tanggung jawab untuk memberikan opini kewajaran atas suatu laporan keuangan, auditor internal bertanggung jawab memberikan informasi yang diperlukan manajemen dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif. Auditor internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Dengan demikian, auditor internal berperan sangat besar dalam sistem pengendalian internal perusahaan karena auditor internal memiliki ruang lingkup pekerjaan yang berupa pengawasan secara keseluruhan atas operasional perusahaan. Auditor internal juga berperan penting karena memiliki peranan dalam semua hal yang berkaitan dengan resiko-resiko terkait dalam menjalankan usahanya. Menurut Sawyer 2009:55 kegiatan audit internal haruslah membantu organisasi menerapkan kontrol yang efektif dengan mengevaluasi evektivitas dan efisiensi serta mendorong perbaikan yang terus menerus. Berdasarkan hasil penentuan risiko, aktivitas audit internal haruslah mengevaluasi kecukupan dan efektivitas kontrol yang mencakup tata kelola, operasi dan sistem organisasi. Hal tersebut meliputi: 1 Keandalan dan integritas integritas informasi keuangan dan operasional, 2 Efektivitas dan efisiensi operasi, 3 Pengamanan aktiva, dan 4 Kepatuhan terhadap hukum, regulasi dan kontrak. Auditor internal harus mengevaluasi target operasi dan ekspektasi yang di tetapkan harus menentukan apakah standar operasi tersebut dapat diterima dan dicapai. Selain itu, tanggung jawab seorang auditor internal juga berperan dalam pendektesian kecurangan. Menurut G. Jack Bologna dan Robert J. Lindquist 2006 dalam Ismayanti 2009:3, auditor akan: 1 bertanggung jawab dalam mendeteksi dan melaporkan kecurangan dan tindakan melawan hukum lainnya, 2 memperbaiki keefektifan audit, yaitu perbaikan dalam pendeteksian salah saji material, 3 mengkomunikasikan pada pemakai laporan keuangan, informasi yang lebih berguna tentang sifat dan hasil proses audit, termasuk peringatan awal tentang kemungkinan kegagalan bisnis, dan 4 mengkomunikasikan dengan jelas kepada komite audit atau yang bertanggung jawab terhadap pelaporan keuangan yang dipercaya. Tanggung jawab auditor internal menurut penelitian Ismayanti 2009:78 tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap kemampuan mendeteksi kecurangan akan tetapi auditor internal bertanggung jawab untuk membantu dalam mendeteksi kecurangan. Suatu kecurangan tersebut dapat dicegah dengan cara meningkatkan sistem pengendalian internal yang terdapat di perusahaan, karena pada dasarnya unsur yang menentukan terjadinya kecurangan adalah diri manusia dan sistem pengendalian internal yang ada. Perusahaan dengan aktivitas audit internal yang baik dengan ditunjang oleh peran dan tanggung jawab auditor internal yang mempekerjakan praktek unggulan dan sinkron dengan harapan dan tujuan strategis manajamen umumnya memiliki kontrol yang baik Hirth, 2008. Selain itu menurut Hermanson 2004, audit internal di perusahaan memiliki kecenderungan untuk menjadi pemain utama dalam penilaian pengendalian internal perusahaan. Mereka menilai, menentukan dan menjalankan sistem pengendalian internal yang ada untuk kemudian menjaga stabilitas perusahaan. Selain itu auditor eksternal pun akan sangat bergantung dengan kinerja auditor internal karena sistem pengendalian internal yang ada akan dapat dipaparkan oleh auditor internal itu sendiri. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang menguji sejauh mana peranan dan tanggung jawab auditor intenal berpengaruh terhadap peningkatan efektivitas sistem pengendalian internal. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Peran Dan Tanggung Jawab Auditor Internal Terhadap Peningkatan Efektivitas Sistem Penge ndalian Internal”. Penelitian ini penelitian hasil pengembangan penelitian-penelitian sebelumnya. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah terdapat pada penilaian atas efektivitas variabel dependen yaitu sistem pengendalian internal, dan menambah variabel independen baru yaitu tanggung jawab auditor internal serta memperluas objek penelitian yang berbeda. Penelitian sebelumnya mengambil objek penelitian dari Badan Usaha Milik Negara BUMN dan Badan Usaha Milik Daerah BUMD di wilayah Jakarta. Penelitian kali ini akan meneliti sepuluh perusahaan yang terdiri dari perusahaan milik swasta, BUMN serta institusi kementerian pemerintah di wilayah Jakarta dan Banten. Pemilihan wilayah Jakarta dan Banten didasari pada latar belakang dunia ekonomi yang berbeda diantara keduanya. Jakarta sebagai daerah perekonomian pusat serta Banten sebagai propinsi baru yang masih mengembangkan perekonomian di daerahnya. Hasil penelitian ini akan memperlihatkan variasi peran auditor internal terhadap efektivitas atas sistem pengendalian internal di pemerintahan dan perusahaan milik swasta.

B. Perumusan Masalah