diajak untuk selalu mempertanyakan pendapat, pikiran, dan cara kita melihat orang lain kehidupan lain.
8
Untuk itu, buku ini sungguh menarik untuk dikaji dan diambil intisarinya. Mengingat banyaknya dakwah-dakwah keagamaan yang akhir-akhir ini dilakukan
dengan wajah garang, guyonan banyolan atau dengan lagak sok-sokan dengan terus nyerocos mengutip firman-firman Tuhan. Mampukah kita mengajak ke jalan
Tuhan tanpa harus terus-terusan melontarkan kata Tuhan dan Nabi, melainkan dengan nama dan sifatNya. Buku yang cukup bagus untuk dibaca dan dipelajari
serta diambil hikmahnya, terutama oleh para kaum sufi yang menginginkan suasana berbeda dalam mengenal Tuhan yang biasanya dilakukan dengan cara
menyendiri dan berdzikir di tempat tempat yang sunyi dan suci, tapi tokoh kita ini yang bernama Jack mengambil cara yang berbeda yaitu dengan cara berdzikir dan
berdakwah di remang-remang Jakarta yang sebelumnya hampir tidak pernah di jamah oleh kaum sufi pada umumnya.
Buku ini pada akhirnya mengajak kita untuk coba menggunakan perspektif sufistik dalam mencermati berbagai perubahan sosial, godaan gaya hidup, dan
mengajukan argumen lain tentang bagaimana posisi yang proporsional, moderat namun tak menghilangkan nalar kritis kita sendiri.
9
Namun di balik semua itu buku ini juga memiliki beberapa kekurangan yang di antaranya alur cerita yang tidak jelas bahkan tiap chapter kadang tidak
saling berhubungan. Sebagian besar dalam setiap chapter pembaca langsung dibawa ke inti permasalahan tanpa ada latar belakang penjelasan semisal
bagaimana Jack cara mempengaruhi umatnya agar mau bertobat tidak pernah dijabarkan secara gamblang sehingga menurut peneliti memerlukan beberapa
metode penelitian lebih lanjut apabila seseorang yang ingin terjun ke dunia Jack sebagai seorang sufi yang memilih hidup di keremangan Jakarta. Menurut peneliti
saat ini kita banyak membutuhkan orang yang mau berjuang semisal Jack.
8
Ibid, h. XII
9
Ibid, h. XIII
2. Biografi Pengarang
Muhammad Luqman Hakim, lahir di Madiun, 20 April 1962. Belajar di pesantren Tebuireng Jombang, hingga menyelesaikan kuliah di Fakultas Syariah
Unhasy Tebuireng sekarang menjadi IKAHA. Ia melajutkan studinya di Special Program Philosophy, di Fakultas Filsafat UGM, kemudian menempuh program
Doktor di University of Malaya Kuala Lumpur Jurusan Siyasah Syariah.
10
Muhammad Luqman Hakim belajar Tasawuf pada Hadharatus Syaikh KH Abdul Jalil Mustaqim, Mursyid Thariqat Syadziliyah Qodariyah-Naqsyabandiyah,
Samaniyah, dan Syathariyah. Beberapa karyanya dalam bidang tasawuf antara lain:
- Risalatul Qusyairiyah Induk Ilmu Tasawuf
- Raudhah Taman Jiwa Kaum Sufi
- Tujuh Samudra Agung Ummul Qur’an
- NU di Tengah Kelemahan Ulama dan Kemunduran Umat
- Di Balik Sarung Presiden
- Pledoi Sufi dari Sunan Kalijaga hingga Syaikh Siti Jenar
- Negeri Tanpa Kyai
- Allah pun Berdzikir
- Kedai Sufi Kang Luqman
- Jack and Sufi; Sufisme di Remang-remang Jakarta
10
Ibid, h. 293
Judul :
Jack Sufi; Sufisme di Remang-Remang Jakarta
Penulis : Muhammad Luqman Hakim
Penerbit : LKiS Yogyakarta
Tahun :
2009
Genre :
Metropop
Tebal :
294 Halaman
ISBN :
978-979-3381-329
- Dan sejumlah buku keagamaan nonsufistik lainnya.
11
Menurut Gus Mus, dia orangnya kalem, lembut dan sederhana. Tapi, kalau sudah bicara akan menyemburkan banyak mutiara hikmah kesufian. Memang
begitulah sosok Muhammad Luqman Hakim yang kesohor sebagai ahli dalam tasawuf, dosen dan juga penulis banyak buku. Alumnus Pesantren Tebuireng,
Jombang ini selama ini memang banyak menggeluti dunia tasawuf serta mengisi pengajian-pengajian tasawuf di berbagai kalangan.
12
Kegiatan sehari-harinya adalah menulis berbagai masalah sosial keagamaan, khususnya tinjauan sufistik. Ia juga memberi kuliah tasawuf di
Jakarta, dan menerbitkan majalah dunia Sufi: Cahaya Sufi, dan Sufinews.com. Ia menjadi pimpinan redaksi keduanya.
13
B. Temuan Hasil Analisis
Temuan nilai-nilai pendidikan akhlak tasawuf dalam novel Jack and Sufi adalah hasil analisis peneliti dengan menggunakan teori yang telah dirancang
sebelumnya. Adapun nilai-nilai pendidikan akhlak tasawuf yang terdapat dalam
novel Jack and Sufi adalah sebagai berikut: Tabel 4.1
Temuan Hasil Analisis Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Tasawuf Dalam Novel Jack and Sufi
No. Ruang Lingkup
Bentuk Perilaku
1. Kearifan al-hikmah
Ketajaman Intelegensi Kejernihan Berpikir
2. Menjaga Kesucian al-iffah
Kedermawanan Keteguhan Hati
Kewira’ian 3.
Keberanian al- syaja’ah
Ketenangan
11
Ibid.
12
Musthofa Bisri, Lukman Hakim MA: “Kalau Tidak Ada “Kebinatangan”, Ya Tidak Ada
Politik”, 2013, http:www.gusmus.net
13
Luqman Hakim, op. cit., h.294
Kesabaran 4.
Keadilan al- „adl
Cinta Kasih Bersahabat
Tawadhu’
Tabel 4.2 Paparan Data Hasil Analisis Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Tasawuf
Dalam Novel Jack and Sufi
No. DialogMonolog
Keterangan
1. “………….Sebailknya sama sekali tidak bisa disebut
orang bodoh, jika seseorang mampu mengekang hawa nafsunya, kepentingan dirinya, egoismenya, iri
dengkinya, walaupun ia tampak seperti orang bodoh, hakikatnya ia adalah orang yang pandai. Karena
betapa pun hebat ilmu seseorang, sepanjang ia masih senang dengan hawa nafsunya, ia tidak akan pernah
menyelamatkan kita di dunia hingga akhirat
…”.
14
Ketajaman Intelegensi
2. “…….“Ya, saya paham atas kebingungan anda.
Sederhananya begini, kalau anda bisa hadir di depan Allah dalam suasana religius di masjid, di tempat
majekis zikir, atau di tempat-tempat kebajikan, itu semata karena Allah hadir
dengan asma’ dan sifatnya yang Maha Indah, Maha Lembut, Maha
Terpuji. Tapi kalau anda datang ke tempat pelacuran, perjudian, di tempat orang KKN, di
tempat para preman, maka anda harus melihat Allah atas kehadiranN
ya yang berasma’ dan bersifat Yang Maha Menghina, yang Maha Menyiksa, yang Maha
Menghisab perbuatan hambaNya. Takwalah kepada Allah di manapun anda berada, baik di tempat
kebajikan atau kezaliman, dua-duanya jangan sampai menjadi penghalang interaksi anda dengan
Allah
…….”
15
Kejernihan Berfikir
3. “Bersama rombongan jama’ahnya Jack menuju
pusat kota, putar-putar di Monas, lalu menuju ke arah selatan, melewati setiap jalan yang macet.
Kedermawanan
14
Ibid., h. 75
15
Ibid., h. 234
“Jack, kita muter-muter melulu sejak tadi,” Tanya Parjo penasaran.
Sementara para jama’ah yang menumpang di mobil itu juga penasaran. Apalagi
setiap ada peminta-minta di pinggir jalan, Jack kadang malah turun membagi uang, dan makanan
kecil. “Ceritanya lagi membayar zakat Jack,” lanjut
Parjo. “Iya, Mas Jack, ngapain kasih uang
pengamen, anak-anak peminta itu …..”
16
4. “….Banyak anak muda Islam yang bercita-cita jadi
tokoh Islam, karena kalau jadi tokoh Islam ia jadi bangga. Jadi panutan masyarakat. Sebuah cita-cita
keblinger, sebagaimana cita-cita menjadi muballigh kondang karena ingin jadi public figure. Cuap sana
cuap sini, seperti politisi, lalu jadi ajang karir, kemudian ada sejumlah fasilitas materi dan budaya
yang memanjakan dirinya. Lebih-lebih bercita-cita jadi muballigh sebagai pekerjaan, karir, dan profesi,
wah, apa bedanya dengan penjual jamu dan tukang sulap yang bisa menyihir penonton dengan
hiburannya?
“Ah, wallahu a’lam. Yang penting anak- anak di sini punya akhlaqul karimah, dengan
pengetahuan dan pemahaman ilimu-ilmu Islam hebat, “kata Jack bergumam sendiri, sembari
mengingat-ingat pesan kakek bertongkat agar Jack mulai mengkader ulama masa depan.
”
17
Keteguhan Hati
5. Jack tertawa lebar. Tiba-tiba selembar cek
berisi milyaran rupiah disodorkan. “Ini, kalau kamu tidak percaya…”
Jack meraih saja lembaran itu tanpa basa-basi. Anda rela ini untuk saya?”
Ikhlas Jack….” Untuk dan demi rakyat kan?’
Ya, dan untuk suksesmu…” Tidak. Ini untuk mereka…”
Y a…ya..yaa untuk sukses mereka.”
Karena itu uang ini akan saya bagi-bagi untuk mereka. Lagi pula Anda sudah lama tidak bayar
zakat kan?” Alah Jack. Ini bukan uang zakat. Ini uang cuma-
cuma.kamu tahulah dari mana uang ini aku Kewira’ian
16
Ibid., h. 22
17
Ibid., h. 195
dapatkan…” Kalau begitu tepat Bung, Uang ini harus kita
bersihkan. Kita cuci. Kita bagi-bagi saja besok
kepada mereka…”
18
6. “……Baiklah sobat mulai saat ini anda memasuki
markas maksiat di negeri ini. Kamu masih ingat kunci-
kunci yang dulu saya berikan?” “Oh, masih...”
“Antara lain?” “Semua ini juga kehendak Allah, Jack...”
“Bagus Apalagi?” “Kadang Allah menakdirkan hambaNya berbuat
maksiat, dalam rangka si hamba itu lebih dekat kepa
daNya....” “Asyik, apalagi....?
“Orang yang merasa aneh dengan kekuasaan Allah mengentas seorang ahli maksiat, maniak dosa,
menjadi kekasih Allah, berarti tidak paham dengan
kekuasaan Ilahi itu sendiri...” “Jack memeluk si Gendut sekali lagi….”
19
Ketenangan
7. “…..jangan berhenti berprofesi. Hanya karena ingin
mendekati Allah, lalu anda berhenti meninggalkan semuanya. Keinginan itu adalah hawa nafsu anda
yang tersembunyi, emosi anda yang tergesa-gesa. Biarlah Allah menakdirkan dan memposisikan anda
di mana, dan bagaimana saat ini. Kelak anda bisa sangat dekat dengan Allah tanpa anda harus berhenti
dari profesi anda..
20
Kesabaran
8. ..”….Di bulan puasa ini kedatangan Jack selain
membawa oleh-oleh sekedar berbekal untuk buka puasa bagi masyarakat kumuh itu, Jack sedang
membawa kabar gembira bagi mereka. Yaitu wujud impian masa depan mereka, yaitu anak-anak mereka.
Anak-anak germo, anak pelacur, anak preman, anak maling, anak pemulung, siapa yang memikirkan
mereka? Jack hanya geleng kepala pada penguasa negeri ini
……”
21
Cinta Kasih
9. “…….Siapa yang bersahabat dengan manusia model
ini, ia akan mendapatkan tiga hal pula: Meraih kebajikan-kebajikan tersebut sebagai anugerah,
karena seseorang itu sangat erat kaitannya dengan
Bersahabat
18
Ibid., h. 84
19
Ibid., h. 166
20
Ibid., h. 161
21
Ibid., h. 11-12