Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Sasaran dakwah Jack adalah preman, pelacur, dukun, paranormal, anak jalanan, koruptor, artis dan lain sebagainya. Intinya jack berdakwah kepada seluruh lapisan masyarakat terutama kepada kaum yang terpinggir yang hampir tidak pernah tersentuh oleh para kaum sufi seperti Jack. Bagi Jack predikat sufi bukan hanya milik santri dan ulama tapi milik semua lapisan masyarakat yang mau mengingat Allah. Hidayah tidak diberikan oleh kyai atau ulama tapi semata mata hak preogratif Allah yang akan diberikan kepada hambaNya yang mau mengingat dan berdzikir kepadaNya walaupun dia adalah seorang anak jalanan, preman, bahkan pelacur sekalipun. Bertaubat melalui Jack sangat mudah bahkan Jack tidak pernah memaksa pelacur yang sedang bertobat untuk meninggalkan pekerjaannya asalkan dia mau berdzikir mengingat Allah dan biarlah Allah sendiri nanti yang akan memberi petunjuk dan hidayahNya kepada hamba yang sedang bertobat tersebut. Tapi Jack kadang memperingatkan agar tidak mencoba mengikuti alur kehidupannya, apa lagi sekedar untuk menguji sejauh mana kualitas iman kita. Kisah baladanya, sekedar untuk refleksi kita bersama agar kehidupan interaktif antara hamba dengan Allah tidak terjebak formalisme. Sebab iblis itu tergelincir dan sesat hanya gara-gara memandang perintah Allah secara formal belaka, bahkan memandang Adam as juga secara lahiriyahnya. Namun Allah menilai sejauh mana hati anda bergantung kepadaNya. Bukan bergantung pada prestasi amal kita masing-masing. 7 Buku ini tak ingin mengajak kita untuk mencoba memainkan peran sebagaimana yang ditempuh Jack. Buku ini mungkin lebih tepat kita tempatkan sebagai sebuah cermin tentang bagaimana kita mencoba mengubah cara pandang kita yang stereotyping atas kecenderungan-kecenderungan yang bertolak belakang dengan keyakinan, ideologi, dan mungkin rasa keimanan kita. Laku sufi sebagaimana yang ditunjukkan Jack, kyai kita ini, boleh jadi adalah sumber pelajaran penting tentang pencarian hakikat hidup kita sendiri. Sekali lagi kita 7 Ibid, h. XX diajak untuk selalu mempertanyakan pendapat, pikiran, dan cara kita melihat orang lain kehidupan lain. 8 Untuk itu, buku ini sungguh menarik untuk dikaji dan diambil intisarinya. Mengingat banyaknya dakwah-dakwah keagamaan yang akhir-akhir ini dilakukan dengan wajah garang, guyonan banyolan atau dengan lagak sok-sokan dengan terus nyerocos mengutip firman-firman Tuhan. Mampukah kita mengajak ke jalan Tuhan tanpa harus terus-terusan melontarkan kata Tuhan dan Nabi, melainkan dengan nama dan sifatNya. Buku yang cukup bagus untuk dibaca dan dipelajari serta diambil hikmahnya, terutama oleh para kaum sufi yang menginginkan suasana berbeda dalam mengenal Tuhan yang biasanya dilakukan dengan cara menyendiri dan berdzikir di tempat tempat yang sunyi dan suci, tapi tokoh kita ini yang bernama Jack mengambil cara yang berbeda yaitu dengan cara berdzikir dan berdakwah di remang-remang Jakarta yang sebelumnya hampir tidak pernah di jamah oleh kaum sufi pada umumnya. Buku ini pada akhirnya mengajak kita untuk coba menggunakan perspektif sufistik dalam mencermati berbagai perubahan sosial, godaan gaya hidup, dan mengajukan argumen lain tentang bagaimana posisi yang proporsional, moderat namun tak menghilangkan nalar kritis kita sendiri. 9 Namun di balik semua itu buku ini juga memiliki beberapa kekurangan yang di antaranya alur cerita yang tidak jelas bahkan tiap chapter kadang tidak saling berhubungan. Sebagian besar dalam setiap chapter pembaca langsung dibawa ke inti permasalahan tanpa ada latar belakang penjelasan semisal bagaimana Jack cara mempengaruhi umatnya agar mau bertobat tidak pernah dijabarkan secara gamblang sehingga menurut peneliti memerlukan beberapa metode penelitian lebih lanjut apabila seseorang yang ingin terjun ke dunia Jack sebagai seorang sufi yang memilih hidup di keremangan Jakarta. Menurut peneliti saat ini kita banyak membutuhkan orang yang mau berjuang semisal Jack. 8 Ibid, h. XII 9 Ibid, h. XIII