6, 1, 7, dan 8 Gabungan dari Titik Sounding

jarak antara titik sounding, tetapi hanya merupakan penandaan skala pada sumbu ordinat saja. Pada posisi 8 10’ 70” LS dan 113 70’ 86” BT sampai 8 10’ 73” LS dan 113 70’ 90” BT sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4.12, dari contour pseudo cross-section dapat ditunjukkan adanya anomali. Pada titik sounding 8 ditunjukkan adanya aomali oleh warna hitam dan biru tua pada kedalaman 0,5 – 8 m dan pada kedalaman ± 50 m. Dari contour dapat diindikasikan bahwa, pada titik sounding yang terletak pada tepi tebing bagian selatan ini, lapisan tanahnya jenuh air. Sesuai dengan keadaan geologi pada posisi ini terdapat sumber air pada kedalaman ± 50 m. Rembesan air mengalir ke arah utara sampai pada posisi titik sounding 6. Sesuai dengan keadaan geologi sumber air yang ada pada posisi titik sounding 7 pada kedalaman 30 m, diperkirakan merupakan rembesan dari sumber air yang ada pada titik sounding 8, karena jaraknya tidak berjauhan yaitu 20 m. Meskipun pada posisi ini pernah terjadi longsor, kemungkinan untuk terjadi longsor lagi sangat kecil, karena kondisi bawah permukaan tersusun atas batuan yang lebih kompak dan stabil sebagaimana ditunjukkan pada contour dengan harga resistivitas yang sangat tinggi. Begitu juga pada titik sounding 1 dan titik sounding 6 kemungkinan untuk terjadinya longsor kecil. Hal ini bukan berarti tidak ada kemungkinan untuk longsor, akan tetapi jika kondisi tanah telah melapuk, maka apabila turun hujan tanah akan terkikis. Berbeda dengan titik sounding 5, meskipun pada kedalaman sampai 30 m harga resistivitasnya tinggi, akan tetapi pada kedalaman 30 – 70 m ditunjukkan adanya anomali, sehingga masih memungkinkan untuk longsor. Pada posisi 8 10’ 71” LS dan 113 70’ 85” BT sampai 8 10’ 76” LS dan 113 70’ 86” BT sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4.13, dari contour pseudo cross-section dapat ditunjukkan adanya anomali. Anomali ditunjukkan pada titik sounding 3 dari permukaan tanah sapai kedalaman 5 m. Sehingga dapat diindikasikan pada lapisan ini keadaan tanahnya jenuh air. Selain itu adanya anomali ditunjukkan pada titik sounding 9 pada kedalaman 3 – 6 m, 25 – 30 m, dan pada kedalaman 60 – 90 m. Sehingga dapat diindikasikan kondisi tanah pada titik sounding ini jenuh air dan berpotensi sebagai pemicu longsor. Dari contour dapat dilihat bahwa, pada titik sounding 2 dan 4 adalah posisi yang aman dari longsor karena struktur tanahnya lebih stabil dan tersusun dari batuan yang lebih kompak.