Teknik Pengambilan Data METODE PENELITIAN

R MN MN AB a               −       = 4 2 2 2 π ρ Setelah itu dibuat grafik hubungan antara harga a ρ dengan kedalaman efektifnya 2 AB . Nilai resistivitas semu dari hasil perhitungan diolah dengan menggunakan software IPI2WIN untuk inversi dua dimensi. Dari inversi 2-D tersebut diperoleh penampang resistivitas dari berbagai titik sounding yang menggambarkan inversi harga distribusi resistivitas lapisan bawah permukaan. Penampang resistivitas ditampilkan dalam bentuk citra warna yang berbeda dan disertai dengan kedalaman lapisan tanah yang diteliti, dengan warna tertentu menunjukkan harga resistivitas yang tertentu pula. Harga resistivitas yang diperoleh adalah resistivitas real dari lapisan tanah tersebut. Adanya warna-warna yang berbeda pada citra bawah permukaan dapat digunakan untuk menggambarkan struktur lapisan bawah permukaan daerah rawan longsor yang didasarkan pada harga resistivitas dari jenis tanah dan batuan dari tabel 2.1 dan didasarkan pada hasil pengeboran bawah tanah daerah penelitian oleh tim penelitian dari Institut Teknologi Surabaya ITS, yang menunjukkan bahwa jenis tanah di daerah penelitian berupa lempung, lempung lanauan, lanau berpasir, dan lapisan lempung yang kendap air. Interpretasi terhadap tingkat kerawanan dari titik-titik sounding didasarkan pada keadaan struktur lapisan bawah permukaan. Lapisan yang berpotensi sebagai pemicu longsor menunjukkan adanya ketidakseragaman atau anomali yang ditunjukkan dengan harga resistivitas yang jauh berbeda dengan lapisan yang lainnya dari suatu struktur lapisan bawah permukaan atau dalam satu titik sounding Prayogo, 2003: 46. Nilai resistivitas biasanya sangat rendah atau sangat tinggi. Dikarenakan obyek dalam penelitian ini adalah daerah rawan longsor, maka anomali ditunjukkan dengan nilai resistivitas yang sangat rendah, dalam artian kandungan air dalam lapisan tersebut sangat tinggi, sehingga diperkirakan pada posisi tersebut mempunyai potensi sebagai pemicu longsor. Apabila pada lapisan bawah permukaan hasil pencitraan dari suatu titik sounding lebih didominasi oleh satu atau dua lapisan yang lebih tebal dengan harga resistivitas yang lebih tinggi, maka kondisi tanah tersebut lebih stabil, sehingga kemungkinan untuk terjadinya longsor sangat kecil. Namun apabila lapisan yang mendominasi harga resistivirtasnya sangat kecil, maka lapisan tersebut merupakan pemicu longsor, sehingga kemungkinan untuk longsor sangat tinggi. Jika dari semua titik sounding menunjukkan adanya lapisan yang berpotensi sebagai pemicu longsor, maka tingkat kerawanan, ditentukan berdasarkan adanya anomali yang paling mencolok. Selain itu, untuk melihat lebih jelas perbedaan- perbedaan dari masing-masing titik sounding dilakukan penggabungan dari beberapa titik sounding yang letaknya segaris atau dalam satu lintasan.