42 Persamaan Orde Satu. Secara matematis rumusnya dapat dituliskan sebagai
berikut : Z=Ax + By + C ………………………………………………. 3.1
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa penggunaan metode ini untuk struktur geologi suatu daerah yang cenderung datar. Maka untuk mendapatkan
anomali residu, secara matematis persamaannya adalah : R = G – Z = G – Ax + By +C ………………………………… 3.2
Dengan : R = Anomali Residu
G = Nilai Gravitasi pengamatan Z = Anomali Regional
Dengan menggunakan persamaan, diperlukan perhitungan anomali Konstanta A, B dan C. Untuk memudahkan dalam proses penentuan ketiga
konstanta tersebut, penulis menggunakan fasilitas program SPSS 16. Dengan memasukan variabel Z sebagai variabel Dependent, serta variabel x dan y sebagai
variabel Independent, sehingga dapat diperoleh nilai konstanta A,B,dan C. Kemudian dapat dibuat kontur dengan menggunakan fasilitas program surfer.
Tahap pengolahan data dalam menetukan anomali residu sisa, mengikuti langkah-langkah :
1. Menghitung nilai gravitasi normal teoritis menggunakan persamaan 2.16 2. Menghitung nilai koreksi udara bebas menggunakan persamaan 2.32
43 3. Untuk menghitung nilai koreksi bouger menggunakan persamaan 2.33,
penulis menggunakan data pendekatan nilai rapat massa batuan yang didapatkan melalui Metode Nettleton yang telah di hitung oleh ITB.
4. Menghitung nilai anomali bouger menggunakan persamaan 2.35 5. Menghitung nilai konstanta A, B, dan C dengan menggunakan program SPSS
6. Menghitung nialai anomali residu sisa di setiap titik pengamatan menggunakan persamaan 2.38
7. Membuat peta kontur anomali bouger dan anomali sisa dengan menggunakan program surfer.
8. Menginterpretasi hasil peta kontur anomali residu sisa Untuk melihat hasil dari proses pengolahan data gravitasi sampai
mendapatkan nilai anomali residu sisa, dapat dilihat pada table lampiran 1 . Selanjutnya untuk melihat hasil kontur anomali bouger dan anomali residu dapat
dilihat gambar lampiran 2 dan 3. Metode yang digunakan cukup praktis dan sederhana, yaitu menggunakan
metode Polynomial Fitting orde satu, serta dalam proses mendapatkan nilai konstanta A,B dan C menggunakan fasilitas program SPSS. Dengan adanya hasil
akhir nilai konstanta A,B dan C dengan standar eror 24.609 maka dapat diperoleh nilai Z
hitung
menggunakan rumus 2.38 dimana nilai A =- 430.796 , B = 203.079 , C = 48869.593, x dan y adalah bujur dan lintang titik pengamatan.
Hal ini menghasilkan nilai anomali residu yang diperoleh dengan cara mengurangi nilai anomali bouger Z dengan Z
hitung
disetiap titik pengamatan.
44
3.5 Tahap Interpretasi Kualitatif
Hasil pengolahan data gravitasi, baik dalam bentuk anomali Bouguer atau anomali sisa yang dihasilkan dari pemisahan anomali, akan dipresentasikan dalam
bentuk peta anomali gravitasi. Selanjutnya, obyektif interpretasi data gravitasi yang dilakukan adalah untuk mendapatkan gambaran benda bawah permukaan
penyebab anomali, baik secara 2 atau 3-dimensi yang tidak hanya mencerminkan efek gravitasi pengamatan, tetapai juga memenuhi pengamatan kondisi geologi
ataupun pengamatan geofisika lainnya. Pada prinsipnya, interpretasi dapat dilakukan secara kualitatif atau secara kuantitatif.
Interpretasi kualitatif dilakukan hanya dengan menilai seberapa banyak informasi bawah permukaan yang dapat ditafsirkan dengan melakukan
perhitungan-perhitungan untuk mendapatkan gambaran bawah permukaan benda penyebab anomali.
Data anomali gravitasi yang dipresentasikan dalam bentuk penampang ataupun dalam bentuk peta, dapat diinterpretasikan secara kualitatif dengan
melihat bentuk penampang ataupun dengan melihat pola penyebaran garis-garis kontur anomali. Istilah yang dipakai dalam interpretasi kualitatif adalah
diperkirakan, kelihatannya, kemungkinannya atau kata-kata lain yang mengandung ketidak-pastian, tetapi menjanjikan karena didukung oleh data.
Interpretasi kualitatif dilakukan dengan mengamati data gravitasi berupa Anomali Bouguer. Anomali tersebut akan memberikan hasil secara global yang masih
mempunyai anomali regional dan residual. Hasil interpretasi dapat menafsirkan pengaruh anomali terhadap bentuk benda, tetapi tidak sampai memperoleh
45 besaran matematisnya. Misal pada peta kontur anomali Bouguer diperoleh bentuk
kontur tertutup maka dapat ditafsirkan sebagai struktur batuan berupa lipatan sinklin atau antiklin. Dengan interpretasi ini dapat dilihat arah penyebaran
anomali atau nilai anomali yang dihasilkan . Pada tahap interpretasi data ini meliputi interpretasi kualitatif. Untuk
interpretasi kualitatif dapat kita tafsirkan dari nilai dan kontur anomali bouger lengkap. Pada tahap interpretasi selain melihat data nilai anomalinya, harus
diperhatikan juga mengenai geologi daerah penelitian tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk menguatkan pendugaan terhadap kondisi bawah permukaan
daerah penelitian. Sehingga penafsiran model benda gravitasi sesuai dengan geologi daerah tersebut.
3.6 Tinjauan Umum Daerah Penelitian 3.6.1 Lokasi Daerah Penelitian
Daerah penelitian berada di Desa Karangsambung Kabupaten Kebumen Jawa Tengah, berada pada koordinat 7.42º – 7.60º LS dan 109.58º – 109.68º BT.
Kawasan ini terletak 19 km di sebelah Utara kota Kebumen. Daerah penelitian ini meliputi daerah seluas ± 2.22 km x 1.55 km. Kawasan ini merupakan kawasan
geologi terlengkap di Indonesia, jenis batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf dapat di jumpai di kawasan ini. Karangsambung mempunyai tiga tipe
morfologi yaitu bentuk lahan bentukan asal proses struktural patahan sesar dan lipatan , bentuk lahan bentukan proses denudasional perbukitan sisa, terisolir ,
dan bentuk lahan bentukan asal proses fluvial dataran banjir, daerah