Silinder Horizontal Silinder Vertikal

17

2.3.4 Prisma Siku-siku

Untuk suatu prisma siku-siku horizontal sampai tak hingga sehingga penampangnya berbentuk persegi panjang, efek gaya beratnya dinyatakan oleh : g z = 2 G {x ln + 1 4 2 3 + b.ln 2 1 + D 2 + 4 – d 1 – 3 }………… 2.23 Model prisma siku-siku dapat dikembangkan untuk mewakili model- model lain dengan menggunakan variasi atau susunan beberapa prisma, antara lain step model untuk interpretasi sesar.

2.4 Penentuan Rapat Massa Batuan

Dalam eksplorasi geofisika dengan metode gaya berat dimana besaran yang menjadi sasaran utama adalah rapat massa atau kontras rapat massa maka perlu diketahui distribusi harga rapat massa batuan, baik untuk pengolahan data maupun interpretasi. Rapat massa batuan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah rapat massa butir atau matriks pembentuknya, porositas, dan kandungan fluida yang terdapat dalam pori-porinya. Namun demikian terdapat banyak faktor lain yang ikut mempengaruhi rapat massa batuan diantaranya adalah proses pembentukan, pemadatan kompaksi , akibat tekanan dan kedalaman serta derajat pelapukan yang telah dialami batuan tersebut. Dengan demikian harga rapat massa batuan tidak dapat ditentukan secara tunggal atau unik hanya berdasarkan jenis batuannya saja, melainkan meliputi suatu distribusi harga tertentu. Dengan tambahan informasi mengenai sifat-sifat fisik dan kondisi 18 sekitarnya maka harga-harga rapat massa batuan dapat ditentukan secara lebih spesifik. Untuk keperluan pengolahan reduksi data gravitasi terlebih dahulu perlu ditentukan harga rapat massa batuan rata-rata yang mewakili daerah penelitian. Rapat massa batuan rata-rata dapat ditentukan dengan metoda antara lain :

2.4.1 Metode Sampel.

Metoda sampel cuplikan didasarkan atas hasil pengukuran di Laboratorium dari beberapa sampel batuan permukaan. Cara ini mungkin akan memberikan hasil yang bervariasi bergantung pada distribusi dan banyaknya pengambilan sampel tersebut dan juga kondisi geologi litologi setempat mengingat faktor-faktor seperti dijelaskan diatas.

2.4.2 Metode Nettleton Profile.

Anomali Bouguer pada titik-titik pengamatan dalam suatu lintasan tertentu dihitung dengan menggunakan harga rapat massa batuan yang berbeda misalnya 1.9;2.0;2.1;2.2;2.3;2.4................gramcm. Lintasan tersebut diusahakan dapat mewakili seluruh daerah penyelidikan yang terdiri dari suatu bukit dengan kedalaman lembah dikedua sisinya relatif hampir sama. Profil anomali Bouguer kedalaman lembah dikedua sisinya relatip hampir sama. Profil anomali Bouguer yang paling sedikit dipengaruhi terkorelasi dengan perubahan kondisi topografi adalah anomali yang telah dihitung dengan harga rapat massa batuan rata-rata yang paling tepat.