previa tercatat 90 kasus dari 116 kasus perdarahan antepartum proporsi 77,6, sedangkan perdarahan antepartum yang disebabkan oleh solusio plasenta tercatat 17
kasus dari 116 kasus perdarahan antepartum proporsi 14,7.
16
Di RS Dr. Pirngadi Medan selama kurun waktu 2001-2004, FR Bangun menemukan 126 kasus perdarahan antepartum dari 5040 persalinan proporsi 2,5.
Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa tercatat 96 kasus dari 126 kasus perdarahan antepartum proporsi 76,2, sedangkan perdarahan yang
disebabkan oleh solusio plasenta tercatat 25 kasus dari 126 kasus perdarahan antepartum proporsi 19,8.
17
Pada survei pendahuluan yang telah dilakukan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan terdapat kasus perdarahan antepartum sebanyak 77 kasus selama
tahun 2004-2008. Pada tahun 2004 sebanyak 18 kasus, tahun 2005 sebanyak 34 kasus, tahun 2006 sebanyak 10 kasus, tahun 2007 sebanyak 14 kasus, dan tahun 2008
sebanyak 9 kasus. Berdasarkan latar belakang di atas perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui karakteristik penderita perdarahan antepartum yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008.
1.2. Rumusan Masalah
Belum diketahui karakteristik penderita perdarahan antepartum yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik penderita perdarahan antepartum yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui trend kunjungan penderita perdarahan antepartum berdasarkan data tahun 2004-2008.
b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan sosiodemografi umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, dan
daerah asal. c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita perdarahan antepartum
berdasarkan mediko obstetri paritas, keluhan, usia kehamilan, penyebab perdarahan, dan riwayat kehamilanpersalinan jelek
d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan gejala objektif kadar Hb, tekanan darah, tinggi fundus uteri,
keadaan uterus, denyut jantung janin e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita perdarahan antepartum
berdasarkan status rawatan asal rujukan, penatalaksanaan medis, keadaan janin, keadaan bayi, keadaan bayi sewaktu pulang, keadaan ibu sewaktu
pulang. f. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata bayi penderita perdarahan
antepartum.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.
g. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata ibu yang mengalami perdarahan antepartum.
h. Untuk mengetahui perbedaan proporsi paritas berdasarkan penyebab perdarahan.
i. Untuk mengetahui perbedaan proporsi keadaan janin berdasarkan penyebab perdarahan.
j. Untuk mengetahui perbedaan proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan penyebab perdarahan.
k. Untuk mengetahui perbedaan proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan keadaan ibu sewaktu pulang.
l. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan penyebab perdarahan.
m. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan penatalaksanaan medis.
n. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan keadaan ibu sewaktu pulang.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tentang karakteristik penderita perdarahan antepartum.
1.4.2. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang perdarahan antepartum dan sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang dapat dijadikan sebagai
referensi untuk penelitian yang akan datang.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi
Perdarahan antepartum adalah perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 28 minggu.
12,18
Karena perdarahan antepartum terjadi pada kehamilan di atas 28 minggu maka sering disebut atau digolongkan perdarahan pada trimester ketiga.
19
Walaupun perdarahannya sering dikatakan terjadi pada trimester ketiga, akan tetapi tidak jarang juga terjadi sebelum kehamilan 28 minggu karena sejak itu segmen
bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Dengan bertambah tuanya kehamilan, segmen bawah uterus akan lebih melebar lagi, dan serviks mulai
membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat
di situ tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus. Pada saat itu mulailah terjadi perdarahan.
12
Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta. Hal ini disebabkan perdarahan yang bersumber pada kelainan plasenta
biasanya lebih banyak, sehingga dapat mengganggu sirkulasi O
2
dan CO
2
serta nutrisi dari ibu kepada janin. Sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan
plasenta seperti kelainan serviks biasanya relatif tidak berbahaya. Oleh karena itu, pada setiap perdarahan antepartum pertama-tama harus selalu dipikirkan bahwa hal
itu bersumber pada kelainan plasenta.
11,12
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.