Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh FR Bangun di RSU Dr.Pirngadi Medan tahun 2001-2004 dengan desain penelitian case
series bahwa proporsi asal kedatangan tertinggi adalah langsungdatang sendiri
54,8.
17
6.5.2. Jenis Rujukan
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan jenis rujukan yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
90.2 4.9
3.3 1.6
Dokter Sp. Kandungan Rumah Bersalin
Bidan Rumah Sakit
Gambar 6.19. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Jenis Rujukan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.19 dapat dilihat bahwa proporsi jenis rujukan penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah dokter spesialis kandungan 90,2 dan
terendah adalah rumah sakit 1,6. Hal ini menunjukkan penderita yang berobat ke rumah sakit ini sebagian besar berasal dari ekonomi menengah ke atas.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh FR Bangun di RSU Dr.Pirngadi Medan tahun 2001-2004 dengan desain penelitian case
series bahwa proporsi jenis rujukan tertinggi adalah bidan 54,4.
17
6.5.3. Penatalaksanaan Medis
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan penatalaksanaan medis yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
77.6 22.4
aktif pasif
Gambar 6.20. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Penatalaksanaan Medis yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.20. dapat dilihat bahwa proporsi penatalaksanaan medis penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah aktif 77,6.
Hal ini berkaitan dengan usia kehamilan penderita perdarahan antepartum untuk melahirkan sudah mencapai 37 minggu 54,1, dan usia kehamilan yang
belum mencapai 37 minggu 45,9 tetapi dilakukan penatalaksanaan medis secara
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.
aktif. Hal ini dilakukan kemungkinan untuk mencegah terjadinya perdarahan yang lebih gawat.
Penatalaksanaan pasif yaitu dengan istirahat total dengan tujuan agar kandungan ibu mencapai usia kehamilan yang memungkinkan untuk melakukan
persalinan sampai janin dapat hidup di luar kandungan dengan lebih baik.
19
Apabila perdarahan yang telah berlangsung dapat membahayakan ibu danatau janinnya dan
kehamilan juga telah mencapai 37 minggu, maka penatalaksanaan medis secara aktif segera harus ditempuh.
12,19
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian A.Gultom di RSU Dr.Pirngadi Medan tahun 1999-2001 dengan desain penelitian case series bahwa proporsi
penatalaksanaan medis tertinggi penderita perdarahan antepartum adalah aktif 77.
35
6.5.4. Keadaan Bayi Lahir