Penyebab Pemadaman Aliran Listrik Di Wilayah PT.PLN Persero Sumatera Utara

Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 e. Publikasi TMP dilakukan selambat-lambatnya tanggal 15 bulan pertama dalam triwulan yang bersangkutan. Dari 13 jenis tingkat mutu pelayanan, ada 3 hal pokok yang harus diutamakan oleh PLN. Ketiga hal tersebut ialah : a. Lama gangguan dengan satuan jampelangganbulan; b. Jumlah gangguan dengan satuan kalipelangganbulan; c. Kesalahan pembacaan kWh Meter dengan satuan kalipelangganbulan. Apabila realisasi lama gangguan, dan atau jumlah gangguan, dan atau tingkat kesalahan pembacaan kWh meter sebagaimana dimaksud jumlahnya melebihi 10 di atas tingkat mutu pelayanan yang diumumkan, maka PLN dalam hal ini akan dikenakan sanksi berupa pengurangan tagihan listrik kepada konsumen sebesar 10 dari biaya beban dan diperhitungkan pada tagihan listrik bulan berikutnya.

B. Penyebab Pemadaman Aliran Listrik Di Wilayah PT.PLN Persero Sumatera Utara

Pada tahun 1995, wilayah Sumatera Utara khususnya terjadi surplus listrik yaitu dengan penggunaan pelanggan 535 MW dan daya yang dihasilkan pembangkit adalah 900 MW. Tahun 2001-2002, dengan meningkatnya pertambahan penduduk maka permohonan daya listrik juga semakin bertamabah. Apalagi tejadi pembangunan besar-besaran di Sumatera Utara menjadikan permintaan terhadap daya listrik juga meningkat. Pada tahun 2001-2002 penggunaan pelanggan adalah 842 MW, sedangkan daya yang dihasilkan oleh pembangkit masih tetap yaitu 900 MW. Angka ini sudah dipandang buruk, dalam Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 artian PLN sebagi pemasok tenaga listrik seharusnya mempunyai daya listrik 30 lebih banyak dari pada daya pakai pelanggan di tahun tersebut, namun dengan keterbatasan pembangkit PLN hanya mampu menghasilkan daya listrik 900 MW saja. Dan hal ini semakin diperburuk yaitu di tahun 2006, beban daya pelanggan yang harus ditanggung PLN pada kondisi puncak adalah 1070 MW, namun daya mampu pembangkit hanya 950 MW. Dalam hal ini telah terjadi defisit listrik sebesar 120 MW. Sejak Tahun 1993 PLN sudah merencanakan penambahan pembangkit untuk mengantisipasi pertumbuhan beban sampai 10-15 tahun kedepan. Direncanakan pembangkit baru, akan beroperasi tahun 2001-2002 sebesar kurang lebih 720 MW namun karena terjadi krisis moneter yang melanda perekonomian negara di tahun 1997 maka proyek-proyek tersebut ditangguhkan dan dikaji kembali sesuai Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 1997 tentang PenangguhanPengkajian Kembali Proyek Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara. Proyek yang ditangguhkan terbagi atas proyek yang ditangguhkan dan proyek yang diteruskan namun terkendala. Proyek yang ditangguhkan tersebut adalah : a. PLTA Asahan I yang berdaya 180 MW swasta b. PLTP Sarulla yang berdaya 330 MW swasta c. PLTP Sibayak yang berdaya 10 MW swasta Proyek yang diteruskan namun terkendala adalah PLTU Sibolga A yang berdaya 200 MW swasta. Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 Dengan ditangguhkannya proyek-proyek ini maka Sistem kelistrikan Sumut tidak mampu mengikuti pertumbuhan beban yang terjadi dan akibatnya mulai tahun 2002 terjadi defisit pasokan tenaga listrik. Karena pasokan tenaga listrik minim maka langkah yang ditempuh oleh PLN adalah pengurangan tegangan yang dilakukan kepada konsumennya. Adapun konsumen PLN terbagi empat, yaitu : a. Konsumen umum b. Konsumen tegangan rendah atau yang disebut dengan konsumen rumah tangga c. Konsumen tegangan menengah d. Konsumen tegangan tinggi. Dalam hal ini PLN akan mengurangi pasokan tegangan pada konsumen tegangan tinggi terlebih dahulu, lalu apabila tetap defisit maka akan dilakukan penurunan tegangan pada konsumen tegangan menengah. Namun apabila tetap terjadi defisit juga maka akan dilakukan penurunan tegangan kepada konsumen tegangan rendah dengan keterpaksaaan berupa pemadaman bergilir yang dilakukan sesuai dengan sektor-sektor yang ditentukan oleh PLN. Pemadaman bergilir ini merupakan keterpaksaan yang dilakukan PT. PLN, bukanlah suatu kebijaksanaan, karena PLN sendiri dalam pemadaman aliran listrik pada suatu rumah, misalnya, maka tidak akan terjadi penghitungan daya listrik di situ karena padamnya listrik. 104 Jadi ada tiga faktor utama mengapa terjadi pemadaman aliran listrik di Sumatera Utara, khususnya, yaitu : 104 Wawancara dengan Ade Budhi Fitrianan, Bagian Humas PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, tanggal 3 MAret 2008 Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 1. Kondisi keterbatasan pasokan Daya Mampu pembangkit listrik di system SUMBAGUT tahun 2006 a. PLTGU BELAWAN : 700 MW 63,64 b. PLTU BELAWAN : 180 MW 16,36 c. PLTG PAYA PASIR : 56 MW 5,09 d. PLTD TITI KUNING : 12 MW 1,09 e. PLTG GLUGUR : 15 MW 1,36 f. PLTD NAD : 41 MW 8,82 g. PLTAPLTMH : 97 MW 3,72 __________________ Total daya mampu : 1100 MW 100,0 Daya mampu rata-rata perhari adalah 840 MW-950 MW, sedangkan beban puncak adalah 1070 MW maka defisit daya listrik yang terjadi adalah 120 MW- 150 MW. 2. Kondisi keterbatasan pasokan saat adanya pemeliharaan atau gangguan mesin a. PLTGU BELAWAN : 500 MW 55,55 b. PLTU BELAWAN : 180 MW 20,00 c. PLTG PAYA PASIR : 56 MW 6,20 d. PLTD TITI KUNING : 12 MW 1,33 e. PLTG GLUGUR : 15 MW 1,66 f. PLTD NAD : 41 MW 4,55 g. PLTAPLTMH : 97 MW 10,77 __________________ Total daya mampu : 900 MW 100,0 Daya mampu rata-rata setiap hari adalah 700 MW-800 MW, sedangkan beban puncak adalah 1070 MW, maka defisit yang terjadi adalah 270 MW-300 MW Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 3. Kondisi pemadaman karena pemeliharaan jaringan distribusi tenaga listrik. C. Bentuk Kerugian Konsumen Dan Ganti Kerugian PT.PLN Persero Kepada Konsumen Akibat Pemadaman Aliran Listrik Berbicara tentang ganti rugi, diketahui bahwa sebagai konsekuensi hukum dari pelanggaran yang diberikan oleh Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999, dan sifat perdata dari hubungan hukum antara pelaku usaha dan konsumen, maka demi hukum, setiap pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha yang merugikan konsumen memberi hak kepada konsumen yang dirugikan tersebut untuk meminta pertanggungjawaban dari pelaku usaha yang merugikan serta menuntut ganti kerugian yang diderita oleh konsumen tersebut. Sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 19 ayat1 Undang-Undang Pokok Perlindungan Konsumen menyebutkan bahwa : “Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, danatau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barangatau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan”. Bentuk kergian konsumen yang disebabkan oleh pemdaman aliran listrik tersebut dapat dibedakan atas dua bentuk, yaitu kerugian yang diderita oleh konsumen langsung dan kerugian yang diderita oleh konsumen tidak langsung. 105 1. bagi pelanggan rumah tangga, bentuk kerugian mulai dari tidak bisa mandi akibat pompa air yang tidak berfungsi, tidak bisa menonton televisi karena televisi tidak berfungsi, tidak bisa melakukan pekerjaan rumah seperti tidak Kerugian konsumen langsung yaitu : 105 Wawancara dengan Nur Lely Siregar, bagian Hukum PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, tanggal 29 Februari 2008 Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 bisa menyetrika ataupun mencuci baju yang disebabkan mesin cuci tidak berfungsi; 2. bagi pelanggan bisnis, bentuk kerugian mulai dari tidak beroperasinya mesin- mesin produksi yang berakibat menurunnya tingkat produksi barang yang dapat dihasilkan dalam satu hari, misalnya usaha foto copy yang sangat memerlukan energi listrik dalam menjalankan mesin foto copy, usaha pembuatan konfeksi yang sangat memerlukan energi listrik untuk menjalankan mesin-mesin jahit, dan lain sebagainya. 3. bagi kantor-kantor pelayanan masyarakat, seperti bank, tidak dapat melayani masyarakat secara maksimal karena pemadaman listrik menyebabkan mesin- mesin seperti komputer, alat ATM dan lainnya menjadi tidak berfungsi. Kerugian bagi konsumen tidak langsung yaitu : 1. terancamnya kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah dengan padamnya listrik menyebabkan matinya lampu diruangan kelas, komputer yang tidak berjalan di ruang laboratorium sekolah. 2. terjadinya kemacetan dan gangguan lalu lintas lainnya akibat matinya lampu lalu lintas, apalagi di beberapa persimpangan yang dikenal padat lalu lintas 3. Stasiun Pompa Bensin Umum SPBU yang menggunakan energi listrik menjadi tidak berfungsi yang menyebabkan para pelanggan tidak dapat mengisi bensin di SPBU tersebut. Dalam masalah pemadaman listrik oleh pihak PLN, hal ini tetap mengacu kepada SPJBTL. Dalam isi surat perjanjian tersebut akan terdapat pasal yang menyebut ketentuan teknis, dimana penyediaan tenaga listrik hanya dapat dihentikan untuk sementara jika memenuhi syarat sebagai berikut : Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 a. Diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan pemeliharaan, peluasan atau rehabilitasi instalasi ketenagalistrikan b. Terjadi gangguan pada instalasi ketenagalistrikan. Berdasarkan penelitian Penulis, dalam permasalahan pemadaman listrik yang dilakukan oleh PLN tidak dikenal adanya ganti kerugian kepada konsumen, karena PLN melakukan pemadaman aliran listrik ini adalah dengan keterpaksaan force majeure bukan melakukan suatu perbuatan melawan hukum onrechtmatig. Pemadaman aliran listrik yang dilakukan PLN ini, menurut PLN adalah suatu perbuatan yang rechtmatig perbuatan yang sesuai dengan hukum, namun PLN sebagai pelaku usaha mempunyai tanggung jawab publik yang dikenal dengan Public Responsibility Operation PRO, yang mana PLN bertanggung jawab terhadap konsumen yang ditimbulkan akibat pemadaman bergilir ini. 106 1. PLN pembangkitan SUMBAGUT telah menyewa genset beli energi sebesar 50 MW yang akan beroperasi bertahap mulai awal Juni 2007. Rencana 30 MW energinya saat siang dikirim kepada PT. Inalum dan pada malam hari akan dikirim balik sebesar 90 MW Tanggung jawab PLN ini dapat dilihat dari upaya-upaya yang dilakukan oleh PLN dalam mengatasi defisit listrik ini, yaitu : 2. Mempercepat PLTU 4 60 MW Belawan yang terganggu beroperasi September 2007 3. PLN Pembangkitan akan menambah sewa dan beli pembangkit sebesar 150 MW sampai tahun 2008 106 Wawancara dengan Ade Budhi Fitriana bagian Humas PLN Wilayah Sumatera Utara, 3 Maret 2008 Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 4. Mempercepat pembangunan transmisi 150 KV interkoneksi sistem SUMBAGUT dengan SUMBAGSEL diharapkan operasi Oktober 2007, maka siang hari akan mendapat tambahan dari SUMBAGSEL sebesar 40 MW-50 MW 5. Mempercepat pembangunan PLTU Labuhan Angin 2 x 115 Mw yang diharapkan selesai pada akhir 2008 September dan Desember 2008. 6. Sosialisasi kepada masyarakat tenatang krisis listrik baik melalui media massa dan elektronika maupun secara dialogis dengan para pelaku usaha, tokoh pemudamasyarakatpolitikagama, insan pers, dan dengan masyarakat di setiap kantor kelurahan 7. Memberi bantuan mesin genset secara gratis kepada rumah-rumah ibadah 8. Bersama Pemko Medan menyediakan UPS Uninterrupted Power Supply untuk traffic light, termasuk menyediakan sarana hiburan TV di lapangan terbuka pada setiap kecamatan 9. Mengadakan rapat konsultasi dengan Gubernur dan DPRD Sumatera Utara dalam rangka mencari solusi atas kondisi krisis energi listrik di Sumatera Utara.

D. Analisis Kasus 1. Kasus Posisi Perkara Nomor 395Pdt.G2006PN.Mdn