Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
BAB III PERTANGGUNGAN GUGAT PELAKU USAHA TERHADAP
KONSUMEN
A. Pengertian Tanggung Gugat Dan Tanggung Gugat Oleh Pelaku Usaha
Pengertian istilah “tanggung gugat” untuk melukiskan adanya
aansprakelijkheid adalah untuk lebih mengedepankan bahwa karena adanya tanggung gugat pada seorang pelaku perbuatan melawan hukum, maka si pelaku
harus bertanggung jawab atas perbuatannya dan karena pertanggungan jawab tersebut si perlaku tersebut harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dalam
gugatan yang diajukan dihadapan pengadilan oleh penderita terhadap si pelaku.
59
Dalam hukum perdata dikenal berbagai konsep tanggung gugat yang dapat digolongkan ke dalam dua jenis sistem hukum :
60
a. Schuldaansprakelijkheid tanggung gugat berdasarkan kesalahan, 1. Eropa Kontinental
Dengan bersumber pada Kode Civil Perancis 1804 French Code Civil of 1804, melalui sistem hukum Belanda berlakulah di Indonesia Burgerlijk
Wetboek. Oleh sebab itu, ketentuan tanggung gugat dapat digolongkan dalam 3 golongan, yaitu :
59
M.A Mogni Bjojodirdjo, SH,Op.Cit,hlm.113
60
Prof. Dr. Siti Sundari Rangkuti, SH,Hukum Lingkungan Dan Kebijaksanaan Lingungan Nasional, Surabaya:Airlangga University Press,2005,hlm.304-308
Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
Yang berarti penggugat wajib membuktikan kesalahan tergugat. Konsep ini tertuang dalam Pasal 1365 KUHPerdata tentang perbuatan melawan hukum
dan mengandung persamaan dengan Pasal 1401 BW Belanda yang baru. b. Schuldaansprakelijkheid met omhering van de bewijslast tanggung gugat
berdasarkan kesalahan dengan beban pembuktian terbalik Konsep ini termasuk dalam jenis verscherpe aansprakelijkheid tanggung
gugat yang dipertajam. Penggugat tidak perlu membuktikan bahwa tergugat tidak cukup hati-hati, tetapi sebaliknya, tergugat untuk menghindari tanggung gugat
wajib membuktikan bahwa ia cukup berupaya untuk berhati-hati sehingga tidak dapat dipersalahkan.
Konsep tanggung gugat seperti ini terdapat dalam : 1.
Pasal 1367 ayat 2 KUHPerdata tentang tanggung gugat orang tua dan wali;
2. Pasal 1368 KUHPerdata tentang tanggung gugat pemilik binatang.
c. Risico-aansprakelijkheid tanggung gugat berdasarkan risiko Konsep ini juga termasuk dalam jenis verscherpe aansprakelijkheid
tanggung gugat yang dipertajam. Jenis tanggung gugat ini terdapat dalam : 1.
Pasal 1367 ayat 3 KUHPerdata tentang tanggung gugat majikan; 2.
Pasal 1369 KUHPerdata tentang tanggung gugat pemilik gedung.
2. Anglo-Amerika Sistem huku m Anglo Amerika mengenal perbedaan dalam tanggung gugat
dengan sistem hukum Eropa Kontinental. Tanggung gugat berdasarkan sistem hukum Anglo Saxon yaitu :
Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
a. Tort liability liability based on fault Tanggung gugat berdasarkan kesalahan merupakan ciri utama dari
perbuatan melawan hukum tort. Jenis tanggung gugat berdasarkan kesalahn sudah sangat tua dan dapat dikatakan berasal dari zaman Romawi : “The origin of
a comprehensive rule relating to liability for fault may be dated back to the Roman lex aquila created by Tribune Aquilus”.
b. Burden shifting and burden alleviating doctrine shifting the burder of proof Tanggung gugat di sini ditekankan kepada pembuktian terbalik bagi
tergugat defendant. c. Res ipsa loquitur
Jenis tanggung gugat ini membebaskan penggugat dari beban pembuktian, sebagaimana dikatakan oleh Krier : “The doctrine eases the plaintiff’s burden of
proving fault and increases the likehood that external cost will be imposed upon the enterprises causing them”.
d. Strict liability Tanggung gugat di sini timbul seketika pada saat terjadinya perbuatan,
tanpa mempersoalkan kesalahan tergugat. e. Absolute liability
Jenis tanggung gugat ini, Komar menjelaskan sebagai berikut : Pengertian pertanggungjawaban penuhabsolut mengandung dua pengertian yaitu
pengertian prosedural, yaitu kewajiban untuk melakukan pembuktian adanya unsur kesalahan untuk dapat dipertanggungjawabkan kerugian , dan pengertian
materiil, yaitu penuh dalam besarnya ganti rugi, yang mengandung pengertian
Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
bahwa pemberian ganti rugi harus sepenuhnyatanpa batas tertinggi ditentukan terlebih dahulu.
Pembahasan tentang pertanggungjawaban pelaku usaha selalu diawali dengan pertanyaan apakah pelaku usaha dapat melakukan perbuatan melawan
hukum. Pelaku usaha pada umumnya berbentuk badan hukum, maka pertanggunggugatan atas wanprestasi dan perbuatan melawan hukum
sebagaimana ketentuan yang berlaku untuk badan hukum. Badan hukum rechtpersoon adalah subjek hukum. Wirjono Prodjodikoro berpendapat bahwa
badan hukum adalah “badan yang disamping manusia perseorangan juga dianggap dapat bertindak dalam hukum dan mempunyai hak-hak, kewajiban-kewajiban dan
perhubungan hukum terhadap orang lain atau badan lain”. Badan hukum dalam perbuatan hukumnya dipandang seolah-olah tidak
berbeda dengan seorang manusia. Problematika yuridis mencuat tatkala berhubungan dengan syarat adanya unsur kesalahan di dalam perbuatan melawan
hukum, dikarenakan suatu badan hukum tidak mungkin melakukan suatu perbuatan sendiri. Oleh karena itu timbul teori tentang badan hukum, yaitu :
61
Menurut teori ini, badan hukum itu seperti manusia, bukanlah suatu fiksi melainkan suatu realitas. Jika ada syarat-syarat dari peraturan hukum yang
melekat pada tubuh manusia, syarat itu juga dapat dipenuhi oleh badan hukum. a. Teori Fiksi Fictie Theori oleh Friedrich Carl von Savigny
Menurut teori ini badan hukum dianggap manusia buatan, karena yang adpat mealukan perbuatan hukum hanyalah manusia.
b. Teori Organ Orgaan Theori oleh Otto von Gierke
61
H.Abdul Muis , Hukum Persekutuan Perseroan,Medan:Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara,2006,hlm. 13-14
Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
Badan hukum sendiri yang membeli atau menjual, wanprestasi atau melakukan perbuatan melawan hukum.
c. Teori Tujuan Harta Kekayaan oleh Rudolf von Jhering Menurut teori ini, badan hukum merupakan kumpulan manusia.
Kepentingan badan hukum, hak dan kewajibannya ialah hak dan kewajiban anggota bersama-sama. Harta kekayaan badan hukum juga adalah milik bersama
seluruh anggota. Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan di atas, maka badan
hukum adalah suatu kenyataan yuridis dan selalu dapat dipertanggunggugatkan atas perbuatannya baik langsung maupun tidak langsung, berupa wanprestasi atau
perbuatan melawan hukum. Menurut teori organ, perbuatan onrechtmatigedaad yang dilakukan oleh organ badan hukum itu boleh dianggap sebagai perbuatan
langsung dari badan hukum itu. Dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Untuk onrechtmatigedaad yang dilakukan oleh organ badan hukum, maka
pertanggunggugatannya didasarkan pada Pasal 1365 KUHPerdata; 2.
Untuk onrechtmatigedaad yang dilakukan oleh seorang wakil badan hukum yang mempunyai hubungan kerja dengan badan hukum,
dipertanggunggugatkan berdasarkan Pasal 1367 KUHPerdata; 3.
Untuk onrechtmatigedaad yang dilakukan oleh organ yang mempunyai hubungan kerja dengan badan hukum, pertanggunggugatannya dapat dipilih
antara Pasal 1365 dan Pasal 1367
B. Pengertian Perlindungan Konsumen