Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
Apalagi dengan posisi konsumen yang lemah dan PT. PLN sebagai satu-satunya perusahaan pemasok listrik di seluruh wilayah Indonesia. Inilah yang menjadi
alasan bagi penulis dalam memilih topik ini, untuk melihat lebih jauh tanggung jawab PT. PLN sebagai perusahaan pemasok listrik terhadap konsumennya yang
menderita kerugian akibat kebijakan untuk mengadakan pemadaman listrik bergilir, khususnya di wilayah Sumatera Utara.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pengamatan dan penelaahan penulis dari berbagai literatur, informasi serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di masyarakat dalah hal
perlindungan konsumen, maka perlu kiranya penulis mengemukakan permasalahan-permasalahan yang ada dalam skripsi ini. Adapun permasalahannya
adalah sebagai berikut : a. Bagaimana pelaksanaan perlindungan konsumen dalam wilayah PT. PLN
Persero? b. Bagaimana bentuk pelaksanaan tuntutan ganti kerugian terhadap pemadaman
aliran listrik yang dilakukan oleh PT.PLN Persero khususnya di wilayah Sumatera Utara?
C. Tujuan dan Pemanfaatan Penulisan 1. Tujuan Penulisan
Tujuan pembahasan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut :
Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
1. Untuk mengetahui sistem pelaksanaan perlindungan konsumen pada
perusahaan milik negara yang ditinjau dari salah satu BUMN yaitu PT.PLN persero khususnya dalam wilayah Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui bentuk pelaksanaan tuntutan ganti kerugian yang diajukan
oleh pelanggankonsumen listrik terhadap PT.PLN akibat pemadaman listrik secara bergilir.
2. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Secara Teoretis Secara teoretis, pembahasan terhadap masalah-masalah yang telah
dirumuskan akan memberikan masukan pemikiran serta pemahaman yang lebih mendalam dan pandangan yang baru terhadap pelaksanaan perlindungan
konsumen terutama hak-hak konsumen dan penerapannya. Selama ini diketahui bahwa faktor utama yang menjadi kelemahan konsumen adalah tingkat kesadaran
konsumen akan haknya masih rendah. Oleh karena itu, Undang-Undang Perlindungan Konsumen dimaksud menjadi landasan hukum yang kuat bagi
konsumen, pemerintah maupun lembaga konsumen swadaya masyarakat untuk melakukan upaya pemberdayaan konsumen.
Perangkat hukum yang tersedia untuk melindungi kepentingan konsumen tidak dimaksudkan untuk mematikan usaha para pelaku usaha ataupun untuk
menyatakan konsumen di pihak yang lebih tinggi, namun justru sebaliknya perlindungan konsumen dapat mendorong iklim berusaha yang lebih sehat yang
mendorong lahirnya perusahaan yang tangguh dalam menghadapi persaingan
Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
melalui penyediaan barang danatau jasa yang berkualitas
11
Penulisan ini diselesaikan berdasarkan data-data yang dikumpulkan oleh penulis sendiri dari berbagai sumber, selain dari bacaan, juga berdasarkan hasil
wawancara, dan sepanjang pengetahuan penulis, penulisan tentang “Tanggung Gugat PT.PLN PERSERO Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan
Akibat Pemadaman Aliran Listrik dengan studi kasus dalam wilayah PT. PLN PERSERO Sumatera Utara” yang diangkat menjadi judul skripsi ini belum
pernah diteliti sebelumnya di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. . Perlindungan
konsumen juga mendorong para pelaku usaha untuk mempunyai rasa tanggung jawab yang lebih terhadap konsumennya baik itu konsumen langsung atau
konsumen yang tidak langsung. 2. Secara Praktis
Pembahasan terhadap masalah ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pembaca, khususnya bagi pelaku usaha dalam menerapkan perlindungan
konsumen dengan baik. Hal ini sejalan dengan dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen untuk melindungi konsumen dan juga pelaku usaha yang
lebih bertanggung jawab, dimana hal tersebut dilakukan melalui pembinaan dan pendidikan konsumen serta pembinaan dan penerapan sanksi yang tegas atas
pelanggaran yang dilakukan para pelaku usaha yang telah terbukti merugikan konsumennya.
D. Keaslian Penulisan
11
Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
Kalaupun ada terdapat judul skripsi yang hampir sama dengan ini, akan tetapi
substansi dan pembahasannya berbeda.
E. Tinjauan Kepustakaan Adapun judul yang dikemukakan penulis adalah “Tanggung Gugat PT.
PLN PERSERO Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik”, maka sebelum diuraikan terlebih dahulu penulis
akan memberikan penjelasan tentang pengertian judul dengan maksud untuk menghindarkan kesalahpahaman dan memberikan pembatasan yang jelas.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “tanggung” memiliki arti : Menyangga; Memikul; Memanggul; Memikul Biaya
12
Kata “gugat” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti : Mendakwa; Mengadukan perkara; Menuntut janji dan sebagainya
.
13
Pengertian pertanggungjawaban penuhabsolut mengandung 2 pengertian: pengertian prosedural, yaitu kewajiban untuk melakukan pembuktian
adanya unsur kesalahan untuk dapat dipertanggungjawabkannya kerugian; dan pengertian materiil, yaitu penuh dalam besarnya ganti rugi, yang mengandung
. Kata tanggung gugat apabila digabungkan yang dalam bahasa Inggris
disebut dengan accountable, menurut Encarta Dictionary Tools memberikan arti bahwa :
Accountable means responsible to somebody else or to others, or responsible for something; able to be explained, capable of being explained
formal. Mengenai pengertian tanggung gugat ini, Komar menjelaskan sebagai
berikut:
12
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1996, hlm.1006.
13
Ibid. hlm. 326.
Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
pengertian bahwa pemberian ganti rugi harus sepenuhnyatanpa batas tertinggi yang ditentukan terlebih dahulu.
14
a. Menyediakan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing
kuat baik di pasar dalam negeri maupun internasional. Tanggung gugat merupakan kewajiban kepada si pelaku usaha untuk
mempertanggungjawabkan kerugian konsumen tanpa mempersoalkan kesalahan si pelaku usaha. Tanggung gugat memberikan hak kepada konsumen sebagai pihak
yang dirugikan untuk meminta pertanggungjawaban si pelaku usaha atas kerugian yang ditimbulakn kepada dirinya. Dan dalam hal ini si konsumen, sebagai pihak
yang dirugikan atau penggugat, dalam memberikan gugatannya harus melakukan pembuktian terbalik atau membuktikan bahwa dirinya merasa dirugikan akibat
tindakan pelaku usaha, namun setelah lahirnya Undang-Undang tentang Perlindungan Konsumen, pembuktian tersebut ada pada si pelaku usaha .
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No, 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan, maksud dan tujuan perusahaan perseroan adalah :
b. Memupuk keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.
Bagi Persero yang mendapat tugas dari Pemerintah untuk melaksanakan pelayanan umum maka selain melakukan pengelolaan perusahaan perseroan
tersebut berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan guna memupuk keuntungan juga tidak terlepas dari kewajiban melaksanakan pelayanan umum
15
14
Trisadini P. Usanti, Abdul Shomad dan Didik Endro. Jurnal Penelitian Dinamika Sosial Vol. 5 No. 2 Agustus 2004.
.
15
A. Supriana. Pengambilan Keputusan BUMN Disaat Krisis, www.google.com.2005
, hlm.1.
Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 yang telah diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas PT
dalam pasal 1 angkan 1 dinyatakan bahwa : “Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan
hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagai dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksananya”.
Perseroan Terbatas juga merupakan perusahaan yang modalnya dibagi- bagi atas saham-saham dengan harga nominal yang sama besarnya dan yang para
pemiliknya bertanggung jawab secara terbatas sampai sejumlah modal yang disetor atau sejumlah saham yang dimiliki
16
Dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara BUMN disebutkan, bahwa dalam melaksanakan pelayanan umum,
BUMN juga harus tetap memperhatikan maksud dan tujuan kegiatan BUMN bila pemerintah memberikan penugasan tersebut. Dalam Peraturan Pemerintah No. 12
tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan Persero dengan jelas disebutkan bahwa Persero dengan sifat usaha tertentu dapat melaksanakan penugasan khusus
. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 1994 tentang Pengalihan
Bentuk Perusahaan Umum Perum Listrik Negara Menjadi Perusahaan erseroan Persero, maksud dan tujuan dibentuknya PT. PLN PERSERO adalah antara
lain untuk menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan, serta
mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan penyediaan tenaga listrik untuk melayani kebutuhan masyarakat.
16
Wasis. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Bandung: Alumni, 1997, hlm.22.
Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
untuk menyelenggarakan fungsi kemanfaatan umum, dengan tetap memperhatikan maksud dan tujuan kegiatan Persero tersebut
17
Kata “kerugian” berasal dari kata ”rugi” yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti: Menanggung atau menderita rugi; Tidak mendapatkan
keuntungan atau laba; Tidak mendapatkan sesuatu faedah manfaat .
18
Sedangkan kata “konsumen” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti: Pemakai barang-barang hasil produksi bahan makanan, pakaian,
dan sebagainya; Penerima pesanan iklan; Pemakai jasa .
Dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yang terdapat dalam Bab VI tentang Tanggung Jawab Pelaku Usaha
yaitu pada pasal 19 ayat 2, dinyatakan bahwa : Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat1 dapat berupa
pengembalian uang atau penggantian barang danatau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan danatau pemberian
santunan yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
19
Dalam hal ini yang dimaksud dengan listrik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daya atau kekuatan yang ditimbulkan oleh adanya pergesekan
. Dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, yang terdapat dalam Bab I tentang Ketentuan Umum yaitu pada pasal 1 angka 2, dinyatakan bahwa :
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang danatau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,
maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
17
A.Supriana. Op.Cit, hlm.2.
18
Ibid.hlm.849
19
Ibid.hlm.522
Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
atau melalui proses kimia, yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan panas, cahaya, atau untuk menjalankan mesin
20
Sumber data yang dipergunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah data sekunder. Data-data sekunder
. Undang-Undang Nomor 15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan
memberikan batasan yang lebih khusus tentang ketenagalistrikan yaitu dalam Bab I tentang Ketentuan Umum pasal 1 angka 2 yang menyatakan bahwa:
Tenaga Listrik adalah salah satu bentuk energi sekunder yang dibangkitkan, ditransmisikan dan didistribusikan untuk segala macam
keperluan, dan bukan listrik yang dipakai untuk komunikasi dan isyarat.
F. Metode Penelitian