Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
berbeda mengenai ganti-rugi dalam jumlah kecil dan ganti-rugi dalam jumlah besar.
c. Reformasi terhadap beban pembuktian terbalik
Mengingat perkembangan dalam indurtrialisasi sangat pesat dengan prasarana “high technology”, maka pemahaman teknologi pelaku usaha akan lebih baik
dibandingkan dengan pemahaman yang dimiliki oleh konsumen atau bahkan oleh hakimnya sendiri. Untuk itu, perlu pengalihan beban pembuktian, artinya
bukan lagi penggugat yang membuktikan unsur kesalahan pelaku usaha, melainkan pelaku usaha yang harus membuktikan dirinya tidak bersalah.
Jika pelaku usaha gagal membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah, maka otomatis ia bertanggung jawab untuk memberikan ganti rugi kepada
konsumenpenggugatnya. Tentunya dalam proses pembuktian harus diupayakan untuk menghadirkan saksi ahli yang berpengalaman dalam
bidangnya, yang berposisi betral dan juga harus ada standar produk yang akan menjadi ukuran bagi produk yang baik.
D. Hak Dan Kewajiban Konsumen
Dalam istilah perlindungan konsumen berkaitan dengan perlindungan hukum. Oleh karena itu perlindungan konsumen mengandung aspek hukum. Hal
ini menimbulkan konsekuensi bahwa setiap perbuatan yang melanggar atau yang dapat mengakibatkan pelanggaran terhadap hak-hak konsumen merupakan suatu
perbuatan yang melanggar hukum. Dengan demikian, konsumen yang dilanggar haknya dapat menggugat kepada si pelanggar hak guna pemenuhan atas haknya
atau untuk mendapatkan ganti kerugian.
Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
Adapun hak-hak konsumen secara umum ada empat hak dasar, yaitu :
78
1. Hak untuk mendapatkan keamanan the right to safety
2. Hak untuk mendapatkan informasi the right to be informed
3. Hak untuk memilih the right to choose
4. Hak untuk didengar the right to be heard.
Empat hak dasar ini diakui secara internasional. Hak-hak tersebut merupakan bagian dari Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia yang dicanangkan oleh
PBB pada tanggal 10 Desember 1948, masing-masing pada Pasal 3, 8, 19, 21, yang oleh Organisasi Konsumen Sedunia International Organization of
Consumers Union-IOCU ditambahkan empat hak dasar konsumen lainnya, yaitu sebagai berikut :
79
1. Hak untuk memperoleh kebutuhan hidup;
2. Hak untuk memperoleh ganti rugi;
3. Hak untuk memperoleh pendidikan konsumen;
4. Hak untuk memperoleh lingkungan hidup yang bersih dan sehat.
Sementara itu, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia mengusulkan hak- hak konsumen sebagai panca hak konsumen, yang terdiri dari :
80
1. Hak keamanan dan keselamatan;
2. Hak atas informasi;
3. Hak untuk memilih;
4. Hak untuk didengar;
5. Hak atas lingkungan hidup.
78
Shidarta,Op.Cit, hlm.5
79
C. Tantri D. Dan Sularsi, Gerakan Organisasi Konsumen. Seri Panduan Konsumen, Jakarta: Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia-The Asia Foundation,1995,hlm.19-21
80
AZ Nasution II,Op.Cit,hlm.160
Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
Dalam rancangan Akademik Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang disusun oleh Fakultas Hukum Universitas Indonesia, hak-hak konsumen
terdiri dari :
81
1. Hak atas keamanan;
2. Hak untuk memilih;
3. Hak atas informasi;
4. Hak untuk didengar;
5. Hak untuk mendapatkan barang sesuai dengan nilai tukar yang diberikan;
6. Hak untuk mendapatkan upaya penyelesaian hukum yang patut.
Menurut ketentuan Pasal 4 Undang-Undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, konsumen memiliki hak sebagai berikut :
82
1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi
barang danatau jasa; 2.
Hak untuk memilih barang danatau jasa, serta mendapatkan barang danatau jasa sesuai dengan nilai tukar dan kondisi, serta jaminan yang dijanjikan;
3. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang danatau jasa; 4.
Hak untuk didengar pendapat dan keluhan atas barang danatau jasa yang digunakan;
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut; 6.
Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
81
Agus Brotosusilo, Op.Cit hlm.7
82
Shidarta,Op.Cit, hlm.21
Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar, jujur serta tidak
diskriminatif; 8.
Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi danatau penggantian, apabila barang danatau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya; 9.
Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya. Hak-hak konsumen sebagaimana disebutkan dalam Pasal 4 UUPK lebih
luas dibandingkan dengan hak-hak dasar konsumen sebagaimana dikemukakan pertama kali oleh Presiden Amerika Serikata J.F Kennedy di depan kongres pada
tanggal 15 Maret 1962, yang terdiri atas :
83
1. Hak memperoleh keamanan;
2. Hak memilih;
3. Hak mendapatkan informasi;
4. Hak untuk didengar.
Disamping itu pula, Masyarakat Eropa Europese Economische Gemeenschap-EEG juga telah menyepakati lima hak dasar konsumen, yaitu :
84
1. Hak perlindungan kesehatan dan keamanan recht op bescherming van zijn
gezendheid en veiligheid; 2.
Hak perlindungan kepentingan ekonomi recht op bescherming van zijn economische belangen;
3. Hak mendapat ganti rugi recht op schadevergoeding;
4. Hak atas penerangan recht op voorlichting en vorming;
5. Hak untuk didengar recht om te worden gehord.
83
C. Tantri D.Dan Sularsi, Op.Cit,hlm.22-24
84
Mariam Darus Badrulzaman. II, Perlindungan Konsumen Dilihat Dari Sudut Perjanjian Baku, Jakarta:Bina Cipta, hlm.61
Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
Melihat hak-hak tersebut di ats, maka secara keseluruhan pada dasarnya dikenal sepuluh jenis hak konsumen, yaitu :
85
1. Hak atas keamanan dan keselamatan;
2. Hak untuk memperoleh informasi;
3. Hak untuk memilih;
4. Hak untuk didengar;
5. Hak untuk memperoleh kebutuhan hidup;
6. Hak untuk memperoleh ganti rugi;
7. Hak untuk memperoleh pendidikan konsumen;
8. Hak untuk memperoleh lingkungan hidup yang bersih dan sehat;
9. Hak untuk mendapatkan barang sesuai dengan dengan nilai tukar yang
diberikannya; 10.
Hak untuk mendapatkan upaya penyelesaian hukum yang patut. Sepuluh hak konsumen, yang merupakan himpunan dari berbagai
pendapat tersebut di atas hampir semuanya sama dengan hak-hak konsumen yang dirumuskan dalam Pasal 4 Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
Bagaimanapun ragamnya rumusan hak-hak konsumen yang telah dikemukakan, namun secara garis besar dapat dibagi dalam tiga hak yang menjadi
prinsip dasar, yaitu :
86
1. Hak yang dimaksud untuk mencegah konsumen dari kerugian, baik kerugian
personal, maupun kerugian harta kekayaan; 2.
Hak untuk memperoleh barang danjasa dengan harga yang wajar;
85
Ahmadi Miru Sutarman Yodo. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Raja Grafindo Persada,2004, hlm.40
86
Ibid.hlm.46
Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
3. Hak untuk memperoleh penyelesaian yang patut terhadap permasalahan yang
dihadapi. Oleh kerena ketiga hak dasar tersebut merupakan himpunan beberapa hak
konsumen sebagaimana diatur dalam UUPK, maka hak tersebut sangat esensial bagi konsumen, sehingga dapat dijadikanmerupakan prinsip perlindungan hukum
bagi konsumen Indonesia. Seperti yang dikemukakan oleh Zoemrotin K.Susila bahwa “dengan kepastian hukum yang jelas dan tegas, pelaku usaha akan semakin
berhati-hati dalam memproduksi barang danatau jasa, sehingga secara langsung memberikan perlindungan preventif terhadap konsumen”.
87
Apabila konsumen benar-benar ingin dilindungi, maka hak-hak konsumen yang disebutkan di atas harus dipenuhi, baik oleh pemerintah maupun oleh
produsen, karena pemenuhan hak-hak konsumen tersebut akan melindungi kerugian konsumen dari berbagai aspek.
88
1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau
pemanfaatan barang danatau jasa demi kemanan dan keselamatan; Untuk penyeimbang antara hak dan kewajiban, maka dalam Undang-
Undang Perlindungan Konsumen juga terdapat kewajiban konsumen yang tercantum dalam Pasal 5, yaitu :
2. Beriktikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang danatau jasa;
3. Membayar dengan nilai tukar yang disepakati;
4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen
secara patut.
87
Zoemrotin K.Susila, Penyambung Lidah Konsumen, Jakarta:Puspa Swara, 1999, hlm.10
88
Ahmadi Miru Sutarman Yodo,Op.Cit.hlm.47
Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
Adanya kewajiban konsumen membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang danatau jasa demi keamanan
dan keselamatan, merupakan hal yang penting mendapatkan pengaturan.
89
Kewajiban lainnya yang perlu mendapat penjelasan lebih lanjut adalah kewajiban konsumen mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa
Adapun pentingnya kewajiban ini karena walaupun pelaku usaha telah menyampaikan peringatan secara jelas pada label suatu produk mereka, namun
konsumen tidak membaca peringatan yang telah disampaikan kepadanya. Dengan pengaturan kewajiban ini, memberikan konsekuensi kepada pelaku usaha tidak
akan bertanggung jawab jika konsumen yang bersangkutan menderita kerugian akibat mengabaikan kewajiban tersebut. Misalnya untuk penggunaan obat-obatan
dari dokter atau berdasarkan etiket produk tersebut telah diberikan instruksi bahwa pemakaiannya hanya dalam dosis tertentu, namun konsumen sendiri yang
tidak mematuhi instruksi tersebut. Menyangkut kewajiban konsumen beriktikad baik hanya tertuju pada
transaksi pembelian barang danatau jasa. Hal ini tentu saja disebabkan karena bagi konsumen, kemungkinan untuk dapat merugikan produsen mulai pada saat
melakukan transaksi dengan produsen. Berbeda dengan pelaku usaha kemungkinan terjadinya kerugian bagi konsumen dimulai sejak barang
dirancangdiproduksi oleh produsen pelaku usaha. Kewajiban konsumen membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati
dengan pelaku usaha, adalah hal yang sudah biasa dan sudah semestinya demikian.
89
Ibid
Hyacintha A.T. Situmorang : Tanggung Gugat PT. PLN Persero Terhadap Kerugian Konsumen Yang Ditimbulkan Akibat Pemadaman Aliran Listrik Studi PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
perlindungan konsumen secara patut. Kewajiban ini dianggap sebagai hal baru,s ebab sebelum diundangkannnya UUPK, hampir tidak dirasakan adanya kewajiban
secara khusus seperti di dalam perkara perdata, sementara dalam kasus pidana, tersangkaterdakwa lebih banya dikendalikan oleh aparat kepolisian danatau
kejaksaan. Adanya kewajiban seperti ini diatur dalam UUPK dianggap tepat, sebab
kewajiban ini adalah untuk mengimbangi hak konsumen untuk mendapatkan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut. Hak ini akan
menjadi lebih mudah diperoleh jika konsumen mengikuti upaya penyelesaian sengketa secara patut. Hanya saja kewajiban konsumen ini, tidak cukup untuk
maksud tersebut jika tidak diikuti oleh kewajiban yang sama dari pihak pelaku usaha.
90
Sebelum konsumen memakai atau mengkonsumsi produk yang diperolehnya dari pasar, tentu ada peristiwa-peristiwa yang terjadi. Peristiwa atau
keadaan-keadaan itu dapat digolongkan atau dikelompokkan ke dalam peristiwakeadaaan. Tahapan-tahapan transaksi itu dapat dibedakan dalam tiga
tahap, yaitu:
E. Hubungan Hukum Antara Konsumen Dan Pelaku Usaha