Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beraneka ragam maka akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan
untuk hidup sehat dan produktif. Dengan mengonsumsi yang satu akan melengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan yang lain, sehingga diperoleh
masukan zat gizi yang seimbang. Jadi, untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin hanya dipenuhi oleh satu jenis makanan, melainkan harus
terdiri dari aneka ragam makanan.
2.3. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
Angka kecukupan Gizi yang dianjurkan AKG adalah banyaknya masing- masing zat gizi esensial yang harus dipenuhi dari makanan mencakup hampir semua
orang sehat untuk mencegah defesiensi zat gizi. AKG dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, tinggi badan, genetika dan keadaan fisiologis seperti
ibu hamil dan menyusui. Nilai AKG untuk semua zat gizi kecuali energi ditetapkan selalu lebih tinggi
daripada kecukupan rata-rata sehingga dapat dijamin, bahwa kecukupan hampir seluruh penduduk terpenuhi. Oleh karena itu asupan dibawah nilai AKG tidak selalu
berarti tidak cukup, tetapi makin jauh di bawah nilai tersebut risiko untuk memperoleh asupan tidak cukup meningkat. Khusus untuk energi, nilai
kecukupannya ditaksir setara dengan nilai pakainya sebab asupan energi yang kurang maupun lebih dari nilai pakainya akan memberikan dampak pada terganggunya
kesehatan. Angka Kecukupan Gizi Energi dan Protein rata-rata yang dianjurkan untuk
orang dewasa pada pria kelompok umur 20-60 tahun tampak pada tabel berikut :
Tabel 2.1. Angka Kecukupan Gizi Energi dan Protein Rata-rata yang Dianjurkan pada Pria Kelompok umur 20-60 tahun
Kelompok Umur
Berat Badan Tinggi Badan
Energi Protein
Kg cm
Kkal g
20- 45 tahun 46-59 tahun
≥ 60 tahun 62
62 62
165 165
165 2800
2500 2200
55 55
55
Sumber : Almatsier, 2005, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, hal.302.
2.4. Penilaian Status Gizi
Hal yang penting dalam kehidupan manusia adalah meningkatkan perhatian terhadap kesehatan guna mencegah terjadinya malnutrisi gizi salah dan resiko
untuk menjadi gizi kurang. Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah satu faktor resiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Status gizi yang baik
pada seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap kemampuan dalam proses pemulihan.
Peran dan kedudukan penilaian Status Gizi PSG di dalam ilmu gizi adalah untuk mengetahui status gizi, yaitu ada tidaknya malnutrisi pada individu atau masyarakat.
Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi dan dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik dan
lebih Almatsier, 2005. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan dalam bentuk variable tertentu atau dapat
dikatakan bahwa status gizi merupakan indicator baik-buruknya penyediaan makanan sehari-hari Supriasa, 2001.
Penilaian status gizi bertujuan untuk: 1.
memberikan gambaran secara umum mengenai metode penilaian status gizi
2. memerikan penjelasan mengenai keuntungan dan kelemahan dari masing-
masing metode yang ada 3.
memerikan gambaran singkat mengenai pengumpulan data, perencanaan dan implementasi untuk penilaian status gizi.
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu: 1.
Biokimia Pada pemeriksaan biokimia dibutuhkan spesimen yang akan diuji seperti darah,
urin, tinja dan jaringan tubuh seperti hati, otot, tulang, rambut, kuku, dan lemak bawah kulit.
2. Pemeriksaan Tanda-tanda Klinik
Penilaian tanda-tanda klinik berdasarkan pada perubahan yang terjadi yang berhubungan dengan kekurangan atau kelebihan asupan zat gizi yang dapat dilihat
pada jaringan epitel di mata, kulit, rambut, mukosa mulut dan organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
3. Pemeriksaan Biofisik
Metode bofisik adalah penentuan status gizi berdasarkan kemampuan fungsi dari jaringan dan perubahan struktur dari jaringan.
4. Pengukuran Antropometri.
Pengukuran antorpometri adalah pengukuran terhadap dimensi tubuh dan komposisi tubuh. Antropometri adalah pengukuran yang paling sering digunakan
sebagai metode PSG secara langsung untuk menilai dua masalah utama gizi yaitu: 1
Kurang Energi Protein KEP, khususnya pada anak-anak dan ibu hamil. 2
Obesitas pada semua kelompok umur.
Macam-macam pengukuran antropometri yang bisa digunakan untuk melihat pertumbuhan adalah sebagai berikut :
a Massa Tubuh
Berat badan ada pengukuran antropometri yang paling sering digunakan meskipun sering terjadi kesalahan dalam pengukuran.
1 Berat Badan
Berat badan mencerminkan jumlah protein, lemak, air dan massa mineral tubuh. Pada orang dewasa terdapat peningkatan jumlah lemak sehubungan
dengan umur dan terjadi penurunan protein otot. Untuk menilai satus gizi biasanya berat badan dihubungkan dengan pengukuran lain seperti umur dan
tinggi badan. b
Pengukuran Linear panjang Dasar pengukuran linear adalah tinggi panjang atau stature dalam merefleksikan
pertumbuhan sketal. Pengukuran linear lainnya seprti tulang, biasa digunakan untuk tujuan tertentu.
1 Tinggi Badan
Pengukuran Tinggi badan seseorang pada prinsipnya adalah mengukur jaringan tulang skeletal yang terdiri dari kaki, panggul, tulang belakang, dan
tulang tengkorak. Penilaian status gizi pada umumnya hanya mengukur total tinggi yang diukur secara rutin.
2 Panjang Badan
Panjang badan dilakukan pada balita yang berumur kurang dari dua tahun atau kurang dari tiga tahun yang sukakar untuk berdiri pada waktu pengumpulan
data tinggi badan. 3
Lingkar Kepala Pengukuran lingkar kepala biasa digunakan untuk mendeteksi kelainan seperti
hydrocephalus ukuran kepala besar atau microcephaly. 4
Lingkar Dada Pertumbuhan lingkar dada pesat sampai anak berumur 3 tahun sehungga biasa
digunakan pada anak berusia 2-3 tahun. 5
Lingkar Lengan Atas Lingkar lengan atas LILA biasa digunakan pada anak balita serta wanita
usia subur. Pengukuran LILA dipilih karena pengukuran relatif mudah, cepat, harga alat murah, tidak memerlukan data umur yang tepat.
6 Tinggi Lutut
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan sehingga data tinggi badan didapatkan dari tinggi lutut bagi orang yang tidak dapat berdiri pada manula.
Pada manula digunakan tinggi lutut karena pada manula telah terjadi penurunan massa tulang yang menyebabkan bungkuk sehingga untuk
mendapatkan data tinggi badan yang akurat. c
Komposisi Tubuh Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi pada penderita KEP.
Antropometri jaringan tersebut untuk menilai status gizi di masyarakat.
Asupan makanan merupakan faktor utama yang berperan terhadap status gizi seseorang. Dalam rangka menilai status gizi individu dapat dilakukan melalui
penilaian konsumsi makanan individu. Metode pengukuran konsumsi makanan untuk individu, antara lain :
1. Metode Food Recall 24 Jam
Metode ini dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah makanan serta minuman yang telah dikonsumsi dalam 24 jam yang lalu.
2. Metode Estimated Food Records
Metode ini disebut juga food records atau diary records, yang digunakan untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Pada metode ini responden diminta untuk
dapat mencatat semua yang ia makan dan minum setiap kali sebelum makan Ukuran Rumah Tangga URT atau menimbang dalam ukuran berta gram dalam
periode tertentu 2-4 hari berturut-turut, termasuk cara persiapan dan pengolahan makanan tersebut.
3. Metode Penimbangan Makanan food weighing
Pada metode penimbangan makanan, reponden atau petugas menimbang dsn mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden selama 1 hari.
Penimbangan makanan ini biasanya berlangsung beberapa hari tergantung dari tujuan, dana penelitian dan tenaga yang tersedia.
4. Metode Riwayat Makanan dietary history
Metode ini bersifat kualitatif karena memberikan ganbaran pola konsumsi berdasarkan pengamatan dalam waktu yang cukup lama bisa 1 minggu, 1 bulan,
1 tahun.
5. Metode Frekuensi Makanan food frequency
Metode frekuensi makanan adalah memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari,
minggu, bulan atau tahun.
2.5. Indeks Massa Tubuh IMT Body Mass Index BMI