Kehidupan supir Angkot sudah terpuruk karena tidak sebandingnya pengeluaran dengan pendapatan. Tingkat pendidikan sopir angkot yang rendah dan
tidak adanya keterampilan yang dimiliki membuat mereka tetap memilih pekerjaan supir. Karena terlalu mengejar sewapenumpang kadang membuat supir lupa untuk
makan sehingga terjadi pola makan yang salah.
2.8. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
Keterangan : Pengetahuan gizi supir angkot tentang makanan sehat dan bergizi dapat dilihat
dari karakteristiknya yaitu umur dan pendidikan mereka, yang mana pengetahuan gizi supir angkot dapat mempengaruhi pola konsumsi pangan mereka yang dapat dilihat
dari jenis makanan, frekuensi makanan dan jumlah konsumsi energi dan protein sehingga pola konsumsi pangan dapat mempengaruhi status gizi supir angkot.
Pengetahuan Gizi supir angkot tentang
makanan sehat dan bergizi.
Status Gizi Supir
Angkot Pola Konsumsi
Pangan supir angkot :
-
jenis makanan -
frekuensi -
konsumsi energi dan protein
Karakteristik supir angkot:
- umur
- pendidikan
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional pengamatan sesaat untuk mendapatkan gambaran pengetahuan gizi, pola
konsumsi pangan dan status gizi pada supir angkotan kota Rahayu Medan Ceria trayek 104 di kota Medan tahun 2008.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pangkalan angkutan kota Rahayu Medan Ceria RMC Trayek 104 di jalan nilam ujung perumnas simalingkar Medan. Lokasi ini
dipilih karena rute perjalanan angkot RMC 104 cukup panjang dan tingkat kompetisi yang tinggi antar sesama supir angkutan kota lainnya karena melewati daerah pusat
kota dan tempat tertentu lainnya. Oleh sebab itu jam makan supir angkot tidak teratur sehingga mereka jadi lupa makan dan tidak memperhatikan kondisi kesehatannya.
3.2.2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan November-Desember 2008.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh supir angkot RMC Trayek 104 di kota Medan yang berjumlah 150 orang.
3.3.2. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara accidental sampling dan besar sampel ditentukan dengan rumus : Soekidjo, 2002
n = 1
2
d N
N +
n = 1
, 147
1 150
2
+ n = 61
Keterangan : N = besar populasi
n = besar sampel d = tingkat penyimpangan yang bisa ditolerir yaitu 100,10
Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah sampel sebanyak 61 orang supir. Pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling yaitu dengan cara
mengambil sampel yang kebetulan ada atau tersedia, sampai dapat diperoleh sampel sebanyak 61 orang. Pemilihan sampel dimana individu yang dipilih adalah supir
angkot yang sedang dijumpai berada di lokasi penelitian. Dengan cara hanya supir angkot yang kebetulan berada di lokasi saja yang menjadi obyek penelitian,
yang ditemui dan bersedia diwawancarai akan terpilih menjadi sampel penelitian hingga
mencukupi 61 orang. Sampel diambil dari antara supir yang bekerja selama 6-8 jam per-hari,baik
trip pagi pukul 06.00 WIB – 14.00 WIB maupun trip siang pukul 14.00 WIB – 10.00 WIB.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder.
3.4.1. Data Primer
Data primer meliputi data responden yang diambil secara langsung melalui wawancara di pangkalan angkutan kota trayek 104 jalan nilam ujung perumnas
simalingkar Medan yaitu : -
Data tinggi badan dan berat badan supir angkot yang didapat melalui pengukuran dan penimbangan badan secara langsung.
- Data tingkat pengetahuan mengenai makanan yang sehat didapat melalui hasil
wawancara dengan menggunakan kuesioner. -
Data konsumsi pangan didasarkan pada metode food recall 24 jam sedangkan frekuensi dan jenis makanan diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan
formulir food-frequency. -
Data lama bekerja selama 1 satu hari yang diperoleh melalui wawancara.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder meliputi data jumlah supir angkot RMC trayek 104 di kota Medan tahun 2008.
3.5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah : -
Kuesioner, yang berisi data identitas diri responden dan pertanyaan tentang pengetahuan gizi
- Formulir Food Recall
- Formulir food-frequency
- Timbangan injak untuk menimbang berat badan merk Hanson, skala
0,1 sampai dengan 120 kg -
Microtoise untuk mengukur tinggi badan.
3.6. Defenisi Operasional Variabel
1. Supir angkot adalah orang yang bekerja sebagai pengemudi angkutan umum
perkotaan angkot di kota Medan. 2.
Pengetahuan gizi supir angkot adalah segala sesuatu yang diketahui oleh supir angkot tentang makanan yang sehat dan bergizi.
3. Pola konsumsi pangan supir angkot adalah jenis makanan, konsumsi energi
dan protein serta frekuensi makanan yang dikonsumsi oleh supir angkot. 4.
Jenis makanan adalah setiap macam bahan makanan yang dikonsumsi supir angkot.
5. Konsumsi energi dan protein adalah kuantitas energi kalori dan protein
gram yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi dan dihitung dengan menggunakan food recall 2 kali 24 jam kemudian dibandingkan dengan angka
kecukupan energi dan protein. 6.
Frekuensi makanan adalah keacapan mengonsumsi makanan, misalnya 1x1 hari, 1x1 hari, 4-5x minggu, 1-3x minggu, 2x1 bulan, 1x1 bulan, tidak
pernah. 7.
Status gizi adalah keadaan yang dapat menggambarkan petunjuk tentang keadaan gizi supir angkot yang diukur berdasarkan Indeks Massa Tubuh
IMT kemudian diacukan kepada kategori ambang batas IMT berdasarkan WHO.
3.7. Aspek Pengukuran Data