5. Metode Frekuensi Makanan food frequency
Metode frekuensi makanan adalah memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari,
minggu, bulan atau tahun.
2.5. Indeks Massa Tubuh IMT Body Mass Index BMI
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa usia 18 tahun ke atas merupakan masalah penting, karena selain mempunyai risiko penyakit-penyakit
tertentu, juga dapat mempengaruhi produktifitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah
dengan mempertahankan berat badan ideal. Berat badan yang berada di bawah batas minimun dinyatakan sebagai under
weight atau “kekurusan”, dan berat badan yang berada di atas batas maksimun dinyatakan sebagai “over weight” atau kegemukan. Orang-orang yang berada di
bawah ukuran berat normal mempunyai risiko terhadap penyakit infeksi, sementara yang berada di atas ukuran normal mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit
degeneratif. Di Indonesia batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan
Indeks Massa Tubuh IMT. IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan, maka
mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang.
Pengunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur 18 tahun ke atas. IMT tidak tidak diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragwan.
Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut :
Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAOWHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Disebutkan bahwa batas
ambang normal untuk laki-laki adalah: 20,1–25,0; dan untuk perempuan adalah: 18,7-23,8. Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat defesiensi kalori ataupun
tingkat kegemukan, lebih lanjut FAOWHO menyarankan menggunakan satu batas ambang antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah
menggunakan ambang batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan menggunakan ambang batas pada perempuan untuk kategori gemuk tingkat berat.
BMI dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar seseorang dapat terkena resiko penyakit tertentu yang disebabkan karena berat badannya. Seseorang
dikatakan obese dan membutuhkan pengobatan bila mempunyai BMI di atas 30, dengan kata lain orang tersebut memiliki kelebihan BB sebanyak 20
IMT = m
an xTinggibad
m n
Tinggibada kg
Beratbadan
Tabel.2.2. Kategori ambang batas IMT menurut WHO Kategori
BMI kgm2 Resiko Comorbiditas
Underweight 18.5 kgm2
Rendah tetapi resiko terhadap masalah- masalah klinis lain meningkat
Batas Normal 18.5 - 24.9 kgm2
Rata-rata Pre-obese
25.0 – 29.9 kgm2 Meningkat
Obese I 30.0 - 34.9kgm2
Sedang Obese II
35.0 - 39.9 kgm2 Berbahaya
Obese III 40.0 kgm2
Sangat Berbahaya
Sumber:
Anonim,
http:www.who.intbmiindex.jsp, 2007
2.6. Gizi Kerja