Gizi Kerja Gambaran Pengetahuan Gizi, Pola Konsumsi Pangan Dan Status Gizi Pada Supir Angkot Rahayu Medanceria Trayek 104 Di Kota Medan Tahun 2008

Tabel.2.2. Kategori ambang batas IMT menurut WHO Kategori BMI kgm2 Resiko Comorbiditas Underweight 18.5 kgm2 Rendah tetapi resiko terhadap masalah- masalah klinis lain meningkat Batas Normal 18.5 - 24.9 kgm2 Rata-rata Pre-obese 25.0 – 29.9 kgm2 Meningkat Obese I 30.0 - 34.9kgm2 Sedang Obese II 35.0 - 39.9 kgm2 Berbahaya Obese III 40.0 kgm2 Sangat Berbahaya Sumber: Anonim, http:www.who.intbmiindex.jsp, 2007

2.6. Gizi Kerja

Manusia memerlukan makanan untuk memperoleh zat-zat yang sangat berguna untuk kelangsungan proses kehidupannya. Makanan yang dikonsumsi harus mengandung berbagai zat-zat gizi dengan jumlah dan mutu masing-masing yang mencukupi. Untuk menjadi sehat, setiap orang mempunyai kebutuhan gizi yang berbeda- beda tergantung pada usia dan kondisi tubuhnya. Jadi anak balita berbeda kebutuhan gizinya dengan anak usia 7 sampai 9 tahun. Orang yang kurus tidak sama kebutuhan gizinya dengan orang gemuk. Istilah “gizi” di Indonesia baru mulai dikenal sekitar tahun 1955 sebagai terjemahan kata bahasa Inggris nutrition. Kata gizi berasal dari bahasa arab “ghidza” yang berarti makanan. Menurut dialek mesir, ghidza dibaca ghizi. Selain itu sebagian orang menerjemahkan nutrition dengan mengejanya sebagai “nutrisi”. Gizi adalah suatu proses dimana semua makluk hidup memanfaatkan makanan untuk keperluan pemeliharaan fungsi organ tubuh, pertumbuhan, reproduksi dan sebagai penghasil energi. Lebih luas, gizi diartikan sebagai suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga Irianto, 2006. Gizi kerja ditujukan untuk kesehatan dan daya kerja setinggi-tingginya. Gizi kerja berarti zat gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan kalorinya sesuai dengan jenis pekerjaannya. Zat gizi yaitu zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi, yang mempunyai nilai penting tergantung pada macam-macam bahan makanannya untuk: 1. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan, terutama bagi mereka yang masih dalam poses pertumbuhan 2. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari. Yang termasuk dalam memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yaitu pergantian sel-sel yang telah rusak dan sebagai zat pelindung dalam tubuh dengan cara menjaga keseimbangan cairan tubuh. Proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yang terpelihara dengan baik akan menunjukkan status kesehatan yang baik. Seseorang yang sehat tentu mememiliki daya pikir dan kegiatan fisik sehari-hari yang cukup tinggi. Kebutuhan akan gizi bagi tenaga kerja lebih besar dari kebutuhan atau pemenuhan gizi seseorang sebagai kelompok masyarakat awam. Jumlah zat-zat gizi yang dibutuhkan tenaga kerja sangat tergantung dari jumlah tenaga yang dikeluarkan untuk melakukan pekerjaan. Jumlah tenaga yang diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan tergantung dari jumlah otot tersebut harus bekerja. Seseorang makan untuk menjaga agar tubuhnya tetap melakukan segala proses fisiologis. Makanan berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup karena ada yang berfungsi sebagai sumber sebagia sumber tenaga, pembangun, dan pelindung atau pengatur segala proses. Bila orang salah dalam mengonsumsi makanan dapat menimbulkan dampak yang tidak baik. Makanan yang dimakan sehari-hari hendaknya merupakan makanan yang tersusun secara seimbang baik kualitas maupun kuantitas untuk memenuhi syarat hidup sehat. Kekurangan akan zat-zat gizi tersebut akan menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan yang akan berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja, sebagai contoh adalah sebagai berikut: 1. Kurang memadai kebutuhan energi biasanya akan terjadi suatu proses kronis dengan akibat penurunan berat badan tenaga kerja dan kapasitas. 2. Tidak cukupnya zat gizi terutama zat gizi besi dapat mengakibatkan anemia gizi pada tenaga kerja. Ini berarti untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja yang sebaik- baiknya maka setiap tenaga kerja harus mendapatkan makanan sehari-hari yang bermacam-macam dan jumlahnya sesuaisebanding dengan jenis pekerjaannya, ciri- ciri pribadi masing-masing pekerja jenis kelamin, umur serta kesehatannya menderita penyakit atau tidak. Cukup tidaknya pangan yang dikonsumsi oleh tenaga kerja secara kuantitaif dapat diperkirakan dari nila energi kalori yang dikandungnya. Adapun energi total yang digunakan tenaga kerja untuk kegiatan sehari-hari dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu untuk tidur, untuk kerja, untuk kegiatan-kegiatan di luar pekerjaannya Suhardjo, dkk, 1992.

2.7. Supir Angkutan Kota Angkot