Karakteristik Responden Gambaran Pengetahuan Gizi, Pola Konsumsi Pangan Dan Status Gizi Pada Supir Angkot Rahayu Medanceria Trayek 104 Di Kota Medan Tahun 2008

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang telah diberi skor dan dianalisa secara kuantitatif yang bersifat deskriptif dapat dilihat bahwa umur responden bervariasi anatara 23 tahun sampai 53 tahun. Jumlah responden yang paling banyak berada pada umur 23 – 30 tahun yaitu sebesar 73,77 sedangkan yang paling sedikit berumur 47 – 54 tahun yaitu sebesar 1,64. Hal ini menunjukkan bahwa supir angkot masih dalam usia produktif antara umur 23 – 30 tahun. Data Bappenas mengenai tingkat pengangguran dipaparkan oleh menneg PPNKepala Bappenas Paskah Suzetta, pada 2007 Agustus tingkat pengangguran sebesar 9,11, sedangkan kemiskinan 16,58. Lalu pada 2008 Februari tingkat pengangguran 8,46 dan tingkat kemiskinan 15,42. Kondisi ini menyebabkan supir memilih pekerjaan sebagai supir angkot karena tidak memiliki keahlian yang lain. Untuk tingkat pendidikan sebagian besar responden berpendidikan SMU yaitu sebesar 78,69, sedangkan yang paling sedikit adalah berpendidikan tamat diplomasarjana yaitu 4,92. Sulitnya mencari pekerjaan saat ini membuat supir mencari pekerjaan sebagai supir angkot dengan keahlian mengemudi yang dimilikinya. Sebagian besar status pernikahan responden adalah belum menikah sebesar 59,00, sedangkan yang sudah menikah sebesar 41,00. Peranan keluarga sangat mempengaruhi pola konsumsi pangan, apalagi yang sudah berkeluarga. Kebiasaan makan supir angkot yang sudah berumahtangga lebih diperhatikan oleh istrinya daripada supir yang belum menikah. Karena biasanya supir angkot pulang untuk makan siang di rumah. Sebagian besar pendapatan perhari responden adalah Rp 50.000,00 adalah sebesar 63,93, sedangkan paling sedikit adalah Rp. 50.000,00 adalah sebesar 36,07. Apalagi berdasarkan pengakuan supir dari hasil wawancara kadang mereka tidak membawa hasil ke rumah melainkan mereka harus menambah uang di saku untuk membayar setoran. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan mengingat tingginya biaya sehari-hari yang harus dipenuhi. Apalagi pendapatan supir perharinya tidak tetap, tergantung berapa penumpang yang naik angkot. Untuk lama bekerja sebagai supir angkot sebagian besar responden adalah antara 1 - 10 tahun yaitu sebesar 81,98, sedangkan yang paling sedikit adalah sebesar 1,64. Berdasarkan pengakuan supir angkot tersebut mereka menikmati pekerjaan sebagai supir karena adanya rasa kekeluargaan sesama supir, walaupun pada saat mengemudi mereka sering beradu mulut kalau jaraknya terlalu dekat, tetapi sesudah sampai di pangkalan mereka damai lagi.

5.2. Pengetahuan Gizi