Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kontribusi Penelitian Tinjauan Pustaka

dikehendaki antara fungsi tujuan dengan masing-masing nilai tujuan, dengan tidak mengabaikan kendala-kendala yang ada. Beberapa hal yang dipertimbangkan secara simultan yaitu karakteristik input, parameter proses dan karakteristik ouput yang dinyatakan melalui regresi linier berganda. Dengan konsep regresi linier dengan metode kuadrat terkecil yang meminimumkan deviasi yaitu pencapaian sesungguhnya dikurangi dengan pencapaian ramalan. Hal ini sesuai dengan konsep goal programming yang meminimumkan deviasi berbagai tujuan, sasaran atau target yang telah ditetapkan. Maka kedua konsep tersebut ini digunakan untuk pengendalian kualitas. Di dunia nyata banyak situasi dimana tujuan si pembuat keputusan adalah kabur tidak jelas. Pengendalian kualitas menjadi kompleks ketika banyak karakteristik output yang dipertimbangkan dan masing-masing karakteristik ini harus memenuhi spesifikasi. Spesifikasi masing-masing karakteristik tersebut dalam bentuk interval dimana suatu produk dikatakan berkualitas apabila nilai karakteristik input, proses dan karakteristik output nya memenuhi interval spesifikasi. Sehingga pendekatan fuzzy goal programming yang digunakan untuk pengendalian kualitas. Di dalam pendekatan fuzzy goal programming dianggap bahwa tujuan nya merupakan himpunan kabur yang mana fungsi keanggotaannya memberikan derajat kepuasan sesuai dengan pencapaian target. Model fuzzy goal programming Cherif, 2008 dipergunakan untuk melakukan pengendalian kualitas suatu produk.

1.2 Perumusan Masalah

Implementasi model fuzzy goal programming dalam pengendalian kualitas apabila hubungan karakteristik input dan parameter proses terhadap karakteristik output adalah persamaan regresi linier. Kiki Winarti : Pengendalian Kualitas Menggunakan Model Fuzzy Goal Programming , 2009.

1.3 Tujuan Penelitian

Bertujuan untuk dapat memperoleh kualitas produk yang memenuhi spesifikasi yang dibuat oleh si pembuat keputusan dengan menggunakan moel fuzzy goal programming apabila hubungan karakteristik input dan parameter proses terhadap karakteristik output adalah persamaan regresi linier.

1.4 Kontribusi Penelitian

Mempermudah melakukan pengendalian kualitas dengan menggunakan model fuzzy goal programming. Bermanfaat sebagai alat pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam melakukan pengendalian kualitas.

1.5 Tinjauan Pustaka

Sebagai sumber pendukung teori dalam penulisan penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa pustaka antara lain: Konsep pengendalian kualitas diperkenalkan selama revolusi industri di dunia. Shewhart 1924 mengembangkan sebuah perencanaan statistik untuk pengendalian dari variabel produk dan berkembang menjadi Statistical Quality Control. Kemudian Dodge dan Romig 1942 melanjutkan dengan mencari nilai dari Statistical Quality Control menjadi nyata. Pengendalian kualitas semakin berkembang seiring dengan perkembangan industri di dunia. Dale 1986 menyatakan bahwa Quality Control melibatkan beberapa teknik dan aktivitas yang saling berhubungan antara lain: 1. Spesifikasi dari apa yang dibutuhkan 2. Tujuan dari produk atau jasa memenuhi spesifikasi 3. Yang dihasilkan atau pemasangan benar-benar memenuhi spesifikasi 4. Pemeriksaan untuk menentukan kesesuaian terhadap spesifikasi Kiki Winarti : Pengendalian Kualitas Menggunakan Model Fuzzy Goal Programming , 2009. 5. Memeriksa pemakaian untuk menyediakan informasi dalam merevisi spesifikasi yang dibutuhkan Charnes dan Cooper 1961 pertama kali memperkenalkan goal programming sebagai pendekatan untuk menyelesaikan masalah yang infeasibility tidak layak pada program linier yang disebabkan oleh tujuan yang bertentangan. Ijiri 1981 dan Jaaskelainen 1969 kemudian melanjutkan melengkapinya sehingga dapat dipakai secara operasional. Nasendi dan Affendi 1985 dalam bukunya menyatakan bahwa dalam keadaan dimana seseorang pengambil keputusan dihadapkan kepada suatu persoalan yang mengandung beberapa tujuan didalamnya, maka program linier tak dapat membantu untuk memberikan pertimbangan yang rasional. Karena Linier Progammning hanya terbatas pada analisis tujuan tunggal single objective function . Oleh karena itu, maka persoalan tersebut memerlukan bantuan program tujuan ganda goal programming. Dunia nyata yang kita hadapi ini adalah dunia yang penuh dengan berbagai tujuan sebagai target dan sasaran. Oleh karena itu maka goal programming merupakan alat analisis yang tepat untuk itu. Goal programming berusaha untuk meminimumkan deviasi berbagai tujuan, sasaran, atau target yang ditetapkan. Dengan analisis goal programming maka dicoba untuk memuaskan atau memenuhi target yang telah ditentukan. Kusumadewi 2002 dalam bukunya menyatakan selama beberapa dekade yang lalu, himpunan fuzzy dan hubungannya dengan logika fuzzy telah digunakan pada lingkup domain permasalahan yang cukup luas. Lingkup ini kendali proses, klasifikasi dan pencocokan pola, manajemen dan pengambilan keputusan, riset operasi ekonomi, dll. Sejak tahun 1985, terjadi perkembangan yang sangat luas pada logika fuzzy tersebut terutama dalam hubungannya dengan penyelesaian masalah kendali, terutama yang bersifat nonlinier dan situasi-situasi yang sangat kompleks. Hannan 1981 juga Ignizio 1982 pertama kali memaparkan teori himpunan fuzzy untuk masalah goal programming. Hannan mengembangkan persamaan Kiki Winarti : Pengendalian Kualitas Menggunakan Model Fuzzy Goal Programming , 2009. fuzzy goal programming Narasimhan dalam standard linier goal programming. Berdasarkan pada formulasi yang diberikan Hannan, fuzzy goal programming untuk proses kontrol diformulasikan kembali oleh Cherif 2008.

1.6 Metodologi Penelitian