Analisis kinerja usaha restoran XYZ dengan menggunakan fasilitas kredit UKM

(1)

ANALISIS KINERJA USAHA

RESTORAN XYZ

DENGAN MENGGUNAKAN FASILITAS KREDIT UKM

SKRIPSI

VANDY WIJAYA H34086094

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011


(2)

RINGKASAN

Vandy Wijaya. H34086094. Analisis Kinerja Usaha Restoran XYZ Dengan Menggunakan Fasilitas Kredit UKM. Di bawah bimbingan Heny K.S Daryanto

Salah satu usaha yang memiliki eksistensi penting dalam perekonomian nasional adalah usaha kecil dan menengah (UKM). Peran usaha kecil dan menengah dalam menunjang kegiatan ekonomi masyarakat terutama dalam menggerakkan sektor riil adalah merupakan realitas dalam kegiatan ekonomi nasional yang sangat penting dan strategis. Oleh karenanya penguatan terhadap ekonomi skala kecil dan menengah dipandang perlu menjadi prioritas yang harus dilakukan untuk menopang ekonomi nasional yang kuat dan terciptanya fundamental ekonomi yang tangguh. UKM juga merupakan usaha yang tahan terhadap krisis ekonomi ini disebabkan oleh skala usaha yang relatif lebih fleksibel dibandingkan dengan skala usaha besar yang selalu menyesuaikan dengan keadaan pasar, sehingga UKM akan lebih kreatif dalam menciptakan produk baru dan lebih fleksibel untuk memenuhi permintaan pasar.

Dalam menjalankan usahanya, pengusaha UKM dihadapkan pada beberapa kendala, salah satunya di bidang permodalan. Permodalan UKM yang berasal dari modal pengusaha sendiri dirasa kurang cukup untuk pengembangan usaha. Dalam meningkatkan peranan UKM perlu dorongan dan dukungan dari pemerintah maupun lembaga keuangan seperti perbankan.

Salah satu UKM yang cukup berkembang pada saat sekarang ini adalah usaha rumah makan atau restoran. Salah satu bisnis makanan dan restoran yang ada di Kota Bogor yang cukup berkembang adalah Restoran XYZ. Dalam pengembangan usahanya Restoran XYZ membutuhkan tambahan modal kerja dan investasi. Dalam hal ini, pemilik Restoran XYZ bekerja sama dengan lembaga keuangan dalam hal ini Bank B untuk membantunya dalam masalah permodalan yaitu melalui pemberian fasilitas kredit modal kerja untuk kegiatan operasional usahanya dan kredit investasi untuk pembiayaan tempat usahanya tersebut.

Tujuan penelitian yaitu menganalisis kinerja pemasaran Restoran XYZ sebelum dan setelah mendapatkan fasilitas kredit dan menganalisis perbandingan kinerja keuangan pada Restoran XYZ sebelum dan sesudah mendapatkan fasilitas kredit. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak-pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini, yaitu pemilik usaha Restoran XYZ, bagian keuangan restoran dan karyawan restoran. Data sekunder diperoleh dari dinas setempat dan media massa yang berkaitan dengan keadaan umum UKM, kredit UKM, restoran dan keuangan. Data internal yang digunakan adalah laporan keuangan dari perusahaan berupa neraca dan laporan laba rugi.

Hasil penelitian menunjukan perkembangan kinerja pemasaran yang dilihat dari sisi penjualan dan pertumbuhan pejualan Restoran XYZ secara umum mengalami peningkatan setiap tahunnya. Setelah menggunakan fasilitas kredit yang digunakan untuk relokasi tempat dan modal kerja restoran nilai penjualan Restoran XYZ langsung meningkat pada tahun 2007 menjadi sebesar Rp 2,1 miliar. Namun pada tahun 2008 dan 2009 pertumbuhan nilai penjualan Restoran XYZ tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Perkembangan


(3)

kinerja keuangan Restoran XYZ dari hasil analisa rasio yang dilakukan terhadap laporan keuangan Restoran XYZ berupa neraca dan laporan laba rugi memperlihatkan bahwa secara umum rasio keuangan Restoran XYZ mengalami peningkatan setelah menggunakan fasilitas kredit untuk pengembangan usahanya. Pada tingkat likuiditas Restoran XYZ nilai rasio pada Cash ratio, Current Ratio

dan Quick Ratio menunjukan pertumbuhan yang positif setelah Restoran XYZ menggunakan fasilitas kredit. Tingkat leverage Restoran XYZ mengalami peningkatan yang cukup besar pada saat setelah menggunakan fasilitas kredit karena jaminan terhadap modal dan aset yang mengalami kenaikan. Pada tingkat aktivitas didapat adanya kecenderungan penurunan terhadap Asset turn over pada saat setelah menggunakan fasilitas kredit. Pada tingkat profitabilitas dapat disimpulkan bahwa pada rasio laba bersih mengalami peningkatan namun peningkatannya tersebut relatif kecil. Hal ini mencerminkan restoran belum efesien dalam mengelola sumberdaya perusahaan. Selain itu tingkat pengembalian modal atau ekuitas dan aset mengalami peningkatan.


(4)

ANALISIS KINERJA USAHA

RESTORAN XYZ

DENGAN MENGGUNAKAN FASILITAS KREDIT UKM

SKRIPSI

VANDY WIJAYA H34086094

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011


(5)

ANALISIS KINERJA USAHA

RESTORAN XYZ

DENGAN MENGGUNAKAN FASILITAS KREDIT UKM

VANDY WIJAYA H34086094

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011


(6)

Judul : Analisis Kinerja Usaha Restoran XYZ dengan Menggunakan Fasilitas Kredit UKM

Nama : Vandy Wijaya

NIM : H34086094

Disetujui :

Pembimbing

Dr. Ir. Heny K.S Daryanto, MEc NIP. 19610916 198601 2 001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr.Ir Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002


(7)

PERNYATAAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Usaha Restoran XYZ dengan Menggunakan Fasilitas Kredit UKM” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Februari 2011

Vandy Wijaya


(8)

RIWAYAT HIDUP

Vandy Wijaya dilahirkan di Padang Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 28 April 1987 dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari Bapak Zulwi Asri, BSc dan Ibu Marliwati.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Kartika 1-11 Padang pada tahun 1999, kemudian pada tahun 2002 penulis lulus dari SLTP Negeri 8 Padang dan pada tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri10 Padang. Tahun 2005 penulis diterima di Program Diploma IPB Program Keahlian Manajemen Agribisnis melalui jalur USMI. Pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan pada strata satu (S1) di Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus Agribisnis, Departemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor.

Selain mengikuti pendidikan penulis juga bekerja pada PT Joe Aquatic Indonesia pada tahun 2008. Sejak tahun 2009 – sekarang penulis bekerja di Bank Bukopin Cabang Bogor.


(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja Usaha Restoran XYZ dengan Menggunakan Fasilitas Kredit UKM”.

Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja pemasaran usaha Restoran XYZ sebelum dan setelah mendapatkan fasilitas kredit dan menganalisis perbandingan kinerja keuangan pada usaha Restoran XYZ sebelum dan sesudah mendapatkan fasilitas kredit. Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi.

Bogor, Februari 2011 Vandy Wijaya


(10)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada bagian ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada :

1. Dr.Ir. Heny K.S Daryanto, MEc sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan pada penulis.

2. FebriantinaDewi, SE, MSc dan Rahmat Yanuar SP, Msi sebagai dosen penguji pada saat sidang

3. Ir. Netty Tinaprilia, MM sebagai dosen evaluator pada saat kolokium.

4. Ir. Yusalina, MSi yang telah menjadi dosen pembimbing akademik dan seluruh dosen serta staf Departemen Agribisnis.

5. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan dukungan do’a dan mengantarkan penulis pada satu titik menuju masa depan.

6. Pihak Restoran XYZ atas waktu, data dan informasi yang diberikan

7. Rekan-rekan mahasiswa Program Penyelenggaraan Khusus Agribisnis atas pertemanan, dukungan, kebersamaan selama kuliah hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Rekan-rekan Bank Bukopin Cabang Bogor yang telah memberi dorongan dan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

9. Semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu atas dukungan bantuan dan doanya.

Bogor, Februari 2011


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN. ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan ... 6

1.4 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……… ... ... 7

2.1 Studi Tentang Penggunaan Kredit ... 7

2.2 Studi Tentang Kinerja Keuangan Restoran ... 8

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN………... 12

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 12

3.1.1 Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ... 12

3.1.2 Kredit ... 13

3.1.2.1 Pengertian Kredit ... 13

3.1.2.2 Kredit Modal Kerja dan Investasi ... 15

3.1.3 Kinerja ... 17

3.1.3.1 Kinerja Pemasaran ... 18

3.1.3.2 Kinerja Keuangan ... 18

3.1.4 Rasio Keuangan ... 20

3.1.5 Restoran ... 23

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 24

BAB IV. METODE PENELITIAN……… ……... 26

4.1 Lokasi dan Waktu penelitian ... 26

4.2 Metode Pengumpulan Data ... 26

4.3 Metode Penelitian ... 27

4.4 Metode Analisis Data ... 27

4.4.1 Analisis Kinerja Pemasaran ... 27

4.4.2 Analisis Rasio Keuangan ... 28

BAB V. GAMBARAN UMUM RESTORAN XYZ ... 31

5.1 Sejarah dan Perkembangan Restoran XYZ ... 31

5.2 Produk Restoran XYZ ... 32

5.3 Struktur Organisasi ... 32

5.4 Segmentasi, Targeting dan Positioning ... 34


(12)

BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

6.1 Analisis Kinerja Pemasaran ... 38

6.1.1 Volume Pejualan ... 38

6.1.2 Pertumbuhan Penjualan ... 39

6.2 Analisis Kinerja Keuangan ... 40

6.2.1 Rasio Likuiditas ... 41

6.2.2 Rasio Leverage ... 45

6.2.3 Rasio Aktivitas ... 48

6.2.4 Rasio Profitabilitas ... 49

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 55


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Perkembangan Baki Debet Kredit UMKM Tahun 2007-2009 (Rp. Miliar) 2

2. Perkembangan Jumlah Restoran Berdasarkan Jenis Hidangan di ... 3

Kota Bogor Tahun 2004-2007 3. Nilai Penjualan Restoran XYZ Bulan Juni 2009 – Maret 2010 ... 4

4. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 11

5. Jenis dan Sumber Data Penelitian ... 26

6. Aktiva Lancar Restoran XYZ Tahun 2005-2009 ... 42

7. Kewajiban Lancar Restoran XYZ Tahun 2005-2009 ... 43

8. Kas Restoran XYZ Tahun 2005-2009 ... 44

9. Persediaan Restoran XYZ Tahun 2005-2009 ... 45

10. Kewajiban Restoran XYZ Tahun 2005-2009 ... 47

11. Modal Restoran XYZ Tahun 2005-2009 ... 47

12. Aktiva Restoran XYZ Tahun 2005-2009 ... 48

13. Penjualan Bersih Restoran XYZ Tahun 2005-2009... 49


(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Kerangka Pemikiran Operasional... 25

2. Struktur Organisasi Restoran XYZ ... 33

3. Volume Penjualan Restoran XYZ tahun 2005-2009... 38

4. Pertumbuhan Penjualan Restoran XYZ tahun 2005-2009... 39

5. Rasio Likuiditas Restoran XYZ tahun 2005-2009... 41

6. Rasio Leverage Restoran XYZ tahun 2005-2009 ... 46

7. Rasio Aktivitas Restoran XYZ tahun 2005-2009 ... 48


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Rasio Likuiditas Restoran XYZ Tahun 2005-2009 ... 58

2. Rasio Leverage Restoran XYZ Tahun 2005-2009 ... 59

3. Rasio Aktivitas Restoran XYZ Tahun 2005-2009 ... 60

4. Rasio Profitabilitas Restoran XYZ Tahun 2005-2009 ... 61

5. Daftar Menu dan Harga Restoran XYZ ... 62

6. Daftar Menu dan Harga Catering Restoran XYZ ... 63


(16)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peranan pemerintah, lembaga keuangan dan pelaku usaha sangat mendukung pembangunan ekonomi Indonesia. Pemerintah sebagai pembuat dan pengatur kebijakan diharapkan dapat memberikan iklim perekonomian yang baik bagi dunia usaha, sehingga lembaga keuangan baik perbankan maupun bukan perbankan serta pelaku usaha di lapangan mampu memanfaatkan dan melaksanakan kegiatan usaha dengan lancar sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang baik.

Salah satu usaha yang memiliki eksistensi penting dalam perekonomian nasional adalah usaha kecil dan menengah (UKM). Peran usaha kecil dan menengah dalam menunjang kegiatan ekonomi masyarakat terutama dalam menggerakkan sektor riil adalah merupakan realitas dalam kegiatan ekonomi nasional yang sangat penting dan strategis. Oleh karenanya penguatan terhadap ekonomi skala kecil dan menengah dipandang perlu menjadi prioritas yang harus dilakukan agar perekonomi nasional menjadi kuat dan terciptanya fundamental ekonomi yang tangguh. UKM juga merupakan usaha yang tahan terhadap krisis ekonomi ini disebabkan oleh skala usaha yang relatif lebih fleksibel dibandingkan dengan skala usaha besar yang selalu menyesuaikan dengan keadaan pasar, sehingga UKM akan lebih kreatif dalam menciptakan produk baru dan lebih fleksibel untuk memenuhi permintaan pasar1

Dalam menjalankan usahanya, pengusaha UKM dihadapkan pada beberapa kendala, salah satunya di bidang permodalan. Permodalan UKM yang berasal dari modal pengusaha sendiri dirasa kurang cukup untuk pengembangan usaha. Dalam meningkatkan peranan UKM perlu dorongan dan dukungan dari pemerintah maupun lembaga keuangan seperti perbankan. Kredit perbankan yang telah disalurkan pada UKM pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 106.432 miliar seperti yang telah disajikan pada Tabel 1.

.

1


(17)

Tabel 1. Perkembangan Outstanding Kredit UMKM Tahun 2007-2009 (Rp Miliar)

N

o Klasifikasi 2007

Perubahan

(%) 2008

Perubahan

(%) 2009

Perubahan (%) 1 Kredit Mikro 20.561,4 - 31.551,0 53 21.193,2 -33 2 Kredit Kecil 38.365,6 - 66.576,2 74 62.593,2 -6 3 Kredit Menengah 36.981,2 - 38.143,6 3 22.645,6 -41

TOTAL 96.178,2 - 136.270,8 42 106.432,0 -22

Sumber : Bank Indonesia

Tabel 1 memperlihatkan bahwa dalam kurun waktu tiga tahun penyaluran kredit perbankan pada sektor UKM mengalami peningkatan setiap tahun. Total peningkatan secara nominal mengalami peningkatan sebesar 13,87 % per tahun. Penurunan kredit UMKM pada tahun 2009 diakibatkan dampak buruk krisis global yang dinilai mempengaruhi perkembangan kredit.

Alokasi kredit UMKM berdasarkan sektor ekonomi memiliki kecenderungan yang semakin berorientasi di sektor jasa, terutama jasa perdagangan dan jasa dunia usaha lainnya karena memiliki resiko yang kecil. Pengalokasian kredit kepada industri justru semakin mengecil karena dinilai memiliki tingkat risiko yang cukup tinngi yang akan meyebabkan tingkat kemacetan menjadi tinggi2

Salah satu UKM yang cukup berkembang pada saat sekarang ini adalah usaha rumah makan atau restoran. Usaha restoran dan/rumah makan hingga saat ini masih diyakini sebagai salah satu bentuk usaha ekonomi yang memiliki prospek cukup bagus, bahkan dalam kondisi krisis sekalipun. Usaha ini juga didukung dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia yang bekerja yang menyebabkan terjadinya berbagai perubahan perilaku masyarakat di Indonesia. Dengan banyaknya kesibukan yang ada, mereka tidak cukup waktu untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yaitu makan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan permintaan masyarakat terhadap tersedianya jasa penyediaan makanan yang biasa disebut restoran atau rumah makan.

.

2


(18)

Restoran merupakan salah satu industri yang berkembang pesat di Kota Bogor. Perubahan perilaku masyarakat menjadi daya tarik pemilik modal untuk mengembangkan usaha pelayanan makanan antara lain restoran. Selain itu semakin banyaknya wisatawan lokal yang berlibur ke Kota Bogor menjadi salah satu penyebab usaha di bidang makanan ini berkembang.

Restoran yang ada di Kota Bogor cukup bervariasi. Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor membagi jenis restoran berdasarkan jenis hidangannya yaitu ada lima macam. Jenis restoran tersebut adalah restoran Indonesia, restoran tradisional, restoran internasional, restoran oriental dan restoran kontinental. Perkembangan jumlah restoran di Kota Bogor menurut jenis hidangan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan Jumlah Restoran Berdasarkan Jenis Hidangan di Kota Bogor Tahun 2005-2009

No Jenis Hidangan Jumlah (Unit)

2005 2006 2007 2008 2009

1 Restoran Indonesia 45 48 51 54 55

2 Restoran Daerah 215 216 218 220 220

3 Restoran Internasional 107 108 110 111 111

4 Restoran Oriental 35 36 40 47 47

5 Restoran Kontinental 40 43 45 50 47

Sumber : Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor,2010

Tabel 2 memperlihatkan bahwa jenis hidangan yang disajikan di Kota Bogor begitu beragam mulai dari makanan Indonesia, Daerah, Internasional, Oriental samapai makanan Kontinental. Perkembangan restoran di Kota Bogor meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2009 perkembangan restoran tidak begitu jauh dengan tahun 2008. Jenis hidangan Indonesia tahun 2009 meningkat sebesar satu unit, dari 54 unit restoran menjadi 55 unit restoran, akan tetapi untuk jenis hidangan kontinental pada tahun 2009 menurun sebanyak tiga unit yaitu dari 50 unit restoran turun menjadi 47 unit restoran.


(19)

Salah satu bisnis makanan dan restoran yang ada di Kota Bogor yang cukup berkembang adalah Restoran XYZ. Bidang usaha yang dijalani oleh Restoran XYZ adalah restoran dan jasa catering untuk beberapa pabrik dan hotel yang ada di kota Bogor.

Penjualan Restoran XYZ dari bulan Juni 2009 hingga Maret 2010 mengalami fluktuasi setiap bulannya. Hal ini disebabkan karena jumlah pengunjung yang tidak tentu setiap bulannya. Adanya fluktuasi jumlah penjualan di Restoran XYZ merupakan salah satu indikator adanya persaingan antar restoran yang ada di Kota Bogor. Nilai penjualan Restoran XYZ dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai Penjualan Restoran XYZ Bulan Juni 2009 – Maret 2010

Bulan Jumlah (Rp / bulan) Perkembangan (%)

Juni 131.441.350 -

Juli 118.058.000 -10,18

Agustus 134.001.250 13,50

September 122.808.200 -8,35

Oktober 135.171.000 10,07

November 126.611.900 -6,33

Desember 142.580.200 12,61

Januari 124.282.750 -12,83

Februari 103.756.000 -16,52

Maret 117.232.300 12,99

Sumber : Restoran XYZ, 2010

Pada Tabel 3 terlihat bahwa penjualan tertinggi terjadi pada Bulan Desember 2010. Tingginya penjualan disebabkan karena pada bulan tersebut banyak terdapat libur nasional dan keagamaan sehingga banyak keluarga dan pelanggan dari luar kota yang berkunjung.

Untuk menunjang bisnis Restoran XYZ, pemilik menambah fasilitas live music yang disajikan setiap malam dan minggu. Restoran XYZ mempunyai pelanggan yang berasal dari kalangan remaja hingga orang dewasa, dari masyarakat umum hingga pejabat daerah maupun negara. Restoran XYZ ini seringkali digunakan untuk acara-acara resmi seperti rapat, pertemuan-pertemuan, pernikahan dan maupun acara tidak resmi seperti reuni, ulang tahun ataupun arisan. Pada tahun 2002 pemilik restoran mengembangkan usahanya dengan membuka kantin di IPB.


(20)

Pada tahun 2007 pemilik Restoran XYZ yaitu Bapak B.I ingin memperluas jangkauan bisnis yang sudah ada mengingat keadaan bisnis yang sebelumnya dirasa kurang mampu meningkatkan pendapatan bisnis. Letak lokasi bisnis yang dijalankan dahulu memiliki lokasi yang kurang strategis maka yang bersangkutan mengajukan kredit investasi untuk merelokasi tempat usaha Restoran XYZ ke tempat Restoran Wong Solo yang sudah tidak beroperasi lagi yang terletak di Jl.Raya Pajajaran sehingga diharapkan dapat bersaing dengan usaha sejenis yang terdapat disepanjang Jl. Raya Pajajaran, sehingga bisa menambah pendapatan bisnis.

1.2. Perumusan Masalah

Sebagai usaha perorangan, UKM pada umumnya menjalankan usahanya dengan mengandalkan modal sendiri (equity) dari pemilik yang jumlahnya sangat terbatas. Kondisi ini menyebabkan UKM membutuhkan dana tambahan modal kerja maupun investasi. Modal kerja dan investasi tersebut dibutuhkan untuk kegiatan operasional secara langsung dan kontinu agar memperoleh keuntungan usaha dan kontinuitas usaha. Tambahan modal kerja dan investasi dapat diperoleh dari lembaga keuangan yaitu bank.

Permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha UKM juga menjadi masalah pada usaha Restoran XYZ. Dalam menjalankan usahanya Restoran XYZ membutuhkan tambahan modal kerja dan investasi. Untuk itu pemilik Restoran XYZ mengajukan kredit kepada Bank B untuk membantunya dalam masalah permodalan yaitu melalui pemberian fasilitas kredit modal kerja untuk kegiatan operasional usahanya dan kredit investasi untuk pembiayaan tempat usahanya tersebut.

Kredit modal kerja yang diperoleh Restoran XYZ digunakan untuk menambah modal kegiatan operasional usaha-usahanya. Kegiatan operasional tersebut menyangkut persediaan bahan baku dan biaya tenaga kerja. Selain hal tersebut penggunaan kredit modal kerja ini dilatarbelakangi dengan bertambah banyaknya pemesanan catering dan telah meluasnya pemasaran atas produk yang dihasilkan. Restoran XYZ mendapatkan kontrak untuk pengadaan makan karyawan di salah satu hotel ternama di Jakarta dengan konsumsi sebanyak 1300 karyawan per hari pada tahun 2007 sampai dengan pertengahan 2009.


(21)

Kredit investasi yang diperoleh digunakan untuk membeli tempat untuk usaha Restoran XYZ. Awalnya Restoran XYZ berlokasi di Jl. Tentara Pelajar namun lokasi tersebut dirasa kurang strategis sehingga usaha tersebut kurang berkembang. Oleh sebab itu Restoran XYZ merelokasi tempat usaha ke Jl. Pajajaran yang dahulunya merupakan lokasi Restoran Wong Solo. Setelah adanya relokasi tempat ke Jl.Raya Pajajaran diharapkan restoran ini lebih dikenal lagi oleh masyarakat Bogor khususnya dan bisa menjangkau masyarakat Jakarta karena letak lokasi yang strategis dan juga merupakan jalan utama di Kota Bogor.

Restoran XYZ mendapatkan fasilitas kredit pada tahun 2007 yang mana akan berakhir pada tahun 2010 ini. Dengan adanya kredit tersebut pemilik berharap usahanya dapat mencapai tingkat rentabilitas yang maksimal.

Berdasarkan uraian sebelumnya, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kinerja pemasaran Restoran XYZ sebelum dan setelah mendapatkan fasilitas kredit?

2. Bagaimanakah perbandingan kinerja keuangan Restoran XYZ sebelum dan sesudah mendapatkan fasilitas kredit?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis kinerja pemasaran Restoran XYZ sebelum dan setelah mendapatkan fasilitas kredit.

2. Menganalisis perbandingan kinerja keuangan Restoran XYZ sebelum dan sesudah mendapatkan fasilitas kredit.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini menganalisis kinerja Restoran XYZ dari aspek pemasaran dalam hal ini nilai penjualan dan pertumbuhan penjualan serta aspek keuangan usaha Restoran XYZ sebelum dan setelah mendapatkan fasilitas kredit dari Bank B untuk pengembangan usaha.


(22)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Studi Tentang Penggunaan Kredit

Setiawan (2009) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Usaha Debitur Mikro PT. Bank Jabar Banten, Cabang Cianjur. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengkaji dan mengetahui pengaruh penyaluran kredit terhadap kinerja keuangan debitur mikro Bank Jabar Banten, Cabang Cianjur, serta pengaruhnya masing-masing berdasarkan sektor ekonomi usaha debitur mikro, lamanya usaha debitur mikro, jangka waktu kredit mikro, tahun pemberian kredit mikro, besarnya plafond kredit yang diterima pengusaha mikro dan total asset perusahaan debitur mikro terhadap kinerja keuangan usaha debitur PT. Bank Jabar Banten, Cabang Cianjur. Jenis data pada kajian ini termasuk data rasio dan diuji secara statistik dengan uji paired t-test atau t-test of diference pada taraf nyata 5%.

Dari analisis kajian tersebut diperoleh hasil rataan profit margin (PM) setelah pemberian kredit meningkat cukup nyata dibandingkan dengan rataan saat permohonan kredit, pada taraf nyata 5% dan rataan Return on asset (ROA) setelah pemberian kredit meningkat cukup nyata dibandingkan dengan rataan saat permohonan kredit, apda taraf nyata 5% selain itu rataan Return on equity (ROE) setelah pemberian kredit meningkat cukup nyata dibandingkan dengan rataan saat permohonan kredit pada taraf nyata 5%. Dari hasil kajian tersebut dapat disimpulkan terdapat peningkatan kinerja keuangan debitur mikro setelah mendapatkan kredit dari Bank Jabar Banten Cabang Cianjur berdasarkan jangka waktu kredit, sektor ekonomi usaha debitur, lama usaha debitur, tahun pencairan kredit, besarnya plafond kredit dan berdasarkan total asset usaha debitur.

Permadi (2009) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Total Kredit, PDB, dan Tingkat Suku Bunga terhadap Jumlah Unit Usaha Berskala Kecil dan Menengah (UKM). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi di Indonesia terhadap perkembangan UKM di Indonesia, serta mengukur pengaruh dunia perbankan terhadap pertumbuhan UKM di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder, Time Series tahun 2000-2008. Penelitian ini menggunakan dua metode pendekatan, metode kualitatif untuk menganalisis bagaimana hubungan antara peningkatan jenis usaha


(23)

sektor UKM dengan tingkat bunga, total PDB, dan total kredit sektor UKM. Sedangkan metode kuantitatif untuk menganalisis data pada penilitian ini adalah dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Adapun peranti lunak yang digunakan pada saat proses pemasukan data adalah dengan menggunakan Microsoft Excel 2007, sedangkan pada saat pengolahan data menggunakan

minitab.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel total kredit, dan PDB mempunyai pengaruh yang berbanding lurus terhadap peningkatan jumlah unit usaha berskala kecil dan menengah, sedangkan tingkat suku bunga yang berbanding terbalik dengan peningkatan jumlah unit usaha berskala kecil dan menengah. Koefisien variabel suku bunga pada hasil pengolahan data adalah sebesar 634.414 ini berarti bahwa penurunan suku bunga sebesar 1% dapat meningkatkan jumlah unit usaha sebesar 634.414 unit usaha. Selain itu, peningkatan jumlah UKM di Indonesia juga membuka lapangan pekerjaan baru di Indonesia.

2.2. Studi Tentang Kinerja Keuangan

Suseno (2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Keuangan PT.Bimatama Indonesia Indonesia Estetika. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perkembangan dan komposisi keuangan perusahaan, serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan selama periode 2004-2008. Metode yang digunakan menggunakan analisis rasio keuangan dan analisis Du Pont.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa perkembangan keuangan perusahaan pada kondisi keuangan jangka pendek menunjukkan bahwa hutang lancar dan aktiva lancar mengalami peningkatan secara fluktuatif. Sementara kondisi keuangan jangka panjang menunjukkan kecenderungan yang meningkat dalam dua tahun terakhir dengan laju peningkatan terbesar terjadi dalam komponen total hutang dan diikuti oleh total aktiva dan modal sendiri. Berdasrkan analisis rasio kondisi keuangan perusahaan menunjukkan keadaan kurang likuid dan kurang solvabel. walaupun begitu, perusahaan masih tetap menghasilkan keuntungan. Berdasarkan hasil analisis Du Pont, kinerja perusahaan selama lima tahun menunjukkan fluktuasi.


(24)

Pravitasari (2010) melakukan penelitian yang berjudul analisis perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations periode 2006-2008. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan selama tiga tahun terakhir dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kinerja keuangan perusahaan. Data yang digunakan dianalisis dengan analisis rasio keuangan, analisis trend dan analisis Du Pont.

Dari hasil analisis rasio keuangan dapat diketahui bahwa tingkat Likuiditas

dan aktivitas perusahaan berada dalam kondisi yang kurang baik sedangkan solvabilitas dan profitabilitas perusahaan berada dalam kondisi yang cukup baik.

Sara (2008) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Kinerja Keuangan dan Manajemen Strategis Pengembangan Restoran Canary di Hotel Mirah Bogor. Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif untuk analisis keuangan, dengan menggunakan parameter Margin Contribution, Break Event Point, Margin of Safety, Shut Down Point, dan Degree of Operating Leverage.

Metode kualitatif untuk perumusan strategi dengan menggunakan matriks IFE dan EFE, matriks SWOT, matriks IE, dan pengambilan keputusan dengan analisis QSPM.

Hasil analisis keuangan menunjukkan bahwa kinerja keuangan Restoran Canary yang terintegrasi dengan manajemen keuangan Hotel Mirah menunjukkan bahwa pendapatan dari tamu individu bagus. Hal ini dapat diketahui bahwa selisih pendapatan dengan biaya dari tamu individu positif, sehingga kegiatan untuk memisahkan tamu individu dengan tamu grup dapat terus dilanjutkan. Strategi yang digunakan Restoran Canary meningkatkan pendapatan tamu individu dan mempertahankan pendapatan tamu grup dengan memanfaatkan fasilitas produksi lama, dalam hal ini fasilitas untuk tamu grup dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan usaha yang berorientasi pada tamu individu. Hasil matriks IE, menunjukkan posisi Restoran Canary berada pada posisi growth and build strategi yang dapat dikembangkan adalah strategi intensif yaitu strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Hasil QSPM strategi alternatif utama yang dapat diterapkan Hotel Mirah untuk pengembangan Restoran Canary yaitu meningkatkan pendapatan tamu individu dan


(25)

mempertahankan pendapatan tamu grup untuk menghadapi kenaikan harga BBM dan bahan baku makanan, dengan nilai TAS tertinggi yaitu 5.761.

Pada penelitian Setiawan (2009) keberhasilan kredit mikro dilihat dari berkembangan perubahan rataan Profit Margin (PM), Return on Asset (ROA),

Return on Equity (ROE) setelah pemberian kredit. Berdasarkan penelitian Suseno (2010) dan Pravitasari (2010) penilaian kinerja keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan.

Penelitian ini mengambil topik Analisis Kinerja Usaha Restoran XYZ Dengan Menggunakan Fasilitas Kredit UKM. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh penulis terhadap penelitian sebelumnya, yaitu penulis mencoba menghubungkan kinerja usaha Restoran XYZ setelah mendapatkan kredit dengan menggunakan analisis rasio keuangan dan menilai kinerja pemasaran dari restoran tersebut. Pada penelitian ini dilakukan analisis kinerja usaha pada saat sebelum dan setelah mendapatkan fasilitas kredit pada semua aspek pemasaran dan keuangan. Diharapkan dengan menganalisis kinerja keuangan usaha ini akan dapat memperlihatkan perkembangan usaha secara kualitatif. Sedangkan persamaan penelitian dengan yang terdahulu adalah menganalisis kinerja keuangan dengan menggunakan analisis rasio. Rasio yang digunakan adalah rasio

Likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Tinjauan penelitian terdahulu secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 4.


(26)

Tabel 4. Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Alat Analisis Hasil Penelitian

1 Wawan Setiawan (2009)

Analisis Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Usaha Debitur Mikro PT. Bank Jabar Banten, Cabang Cianjur

Uji Paired T-Test atau T-Test Of Diference

Profit margin (PM) setelah pemberian kredit meningkat cukup nyata dibandingkan dengan rataan saat permohonan kredit dan rataan Return on asset (ROA) setelah pemberian kredit meningkat cukup nyata dibandingkan dengan rataan saat permohonan kredit, selain itu rataan Return on equity

(ROE) setelah pemberian kredit meningkat cukup nyata dibandingkan dengan rataan saat permohonan kredit pada taraf nyata 5%

2 I Made Rajiv Permadi (2009)

Pengaruh Total Kredit, Pdb, dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Jumlah Unit Usaha Berskala Kecil dan Menengah (UKM)

Ordinary Least Square (OLS)

variabel total kredit, dan PDB mempunyai pengaruh yang berbanding lurus terhadap peningkatan jumlah unit usaha berskala kecil dan menengah, sedangkan tingkat suku bunga yang berbanding terbalik dengan peningkatan jumlah unit usaha berskala kecil dan menengah

3 Iman Suseno

(2010) Analisis Keuangan PT.Bimatama Indonesia Indonesia Estetika Metode yang digunakan menggunakan analisis rasio keuangan dan analisis Du Pont

Perkembangan keuangan perusahaan pada kondisi keuangan jangka pendek menunjukkan bahwa hutang lancar dan aktiva lancar mengalami peningkatan secara fluktuatif. Sementara kondisi keuangan jangka panjang menunjukkan kecenderungan yang meningkat dalam dua tahun terakhir

4 Mirasti Pravitasari (2010) Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan Haneda Decorations Periode 2006-2008

Data yang digunakan dianalisis dengan analisis rasio keuangan, analisis trend dan analisis Du Pont

Tingkat Likuiditas dan aktivitas perusahaan berada dalam kondisi yang kurang baik sedangkan solvabilitas dan profitabilitas perusahaan berada dalam kondisi yang cukup baik 5 Paula Sara (2008) Analisis Kinerja

Keuangan dan Manajemen Strategis Pengembangan Restoran Canary di Hotel Mirah Bogor

Analisis keuangan, dengan menggunakan parameter Margin Contribution, Break Event Point, Margin of Safety, Shut Down Point, dan Degree of Operating Leverage

Analisis keuangan menunjukkan bahwa kinerja

keuangan Restoran Canary yang terintegrasi dengan manajemen keuangan Hotel Mirah menunjukkan bahwa pendapatan dari tamu individu

bagus. Hal ini dapat diketahui bahwa selisih pendapatan dengan biaya dari tamu individu positif, sehingga kegiatan untuk memisahkan tamu individu dengan tamu grup dapat terus dilanjutkan


(27)

III.

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU memberikan definisi Usaha Kecil Menengah (UKM), diantaranya adalah Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), Badan Pusat Statistik (BPS), Keputusan Menteri Keuangan No 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, dan UU No. 20 Tahun 2008. Definisi UKM yang disampaikan berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Menurut Kementrian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UMI), adalah entitas usaha yang mempunyai memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000 juta. Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200 juta s/d Rp 10.000 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan3

Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja lima sampai dengan sembilan belas orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99 orang (Partomo dan Soejoedono,2002).

.

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, usaha kecil didefinisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai penjualan/omset per tahun setinggi-tingginya Rp 600 juta atau aset/aktiva setinggi-tingginya Rp 600 juta (di luar tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri dari :

1. Badan Usaha (Fa, CV, PT, dan koperasi)

2. Perorangan (pengrajin/industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa)

3


(28)

Pada tanggal 4 Juli 2008 telah ditetapkan Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Definisi UKM yang disampaikan oleh Undang-undang ini juga berbeda dengan definisi di atas. Menurut UU No 20 Tahun 2008 ini, yang disebut dengan Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Kekayaan bersih lebih dari Rp 50 juta sampai dengan paling banyak Rp 500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta sampai dengan paling banyak Rp 2.500 juta.

Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta sampai dengan paling banyak Rp 10.000 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500 juta sampai dengan paling banyak Rp 50.000 juta.

3.1.2 Kredit

3.1.2.1. Pengertian Kredit

Kredit berasal dari bahasa latin credere yang berarti percaya atau to believe atau to trust. Oleh karena itu, dasar pemikiran persetujuan pemberian kredit oleh suatu lembaga keuangan/bank kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaan. Menurut UU.No.10/1998 tentang perbankan pasal 1(11) kredit adalah : “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

Bila dikaitkan dengan kegiatan usaha, kredit berarti suatu kegiatan memberikan nilai ekonomi (economic value) kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaan saat itu. Bahwa nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan kepada kreditur (bank) setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan yang sudah disetujui antara kreditur (bank) dan debitur (user).


(29)

Secara garis besar kredit memuat :

1. Transfer dana dari kreditur kepada debitur

2. Melibatkan debitur dan kreditur yang terikat perjanjian atau kesepakatan. 3. Menimbulkan kewajiban transfer asset dari debitur kepada kreditur di masa

yang akan datang.

4. Menimbulkan bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan yang menjadi pendapatan bagi kreditur (bank) dan biaya bagi debitur.

Menurut Kasmir (2008) dalam pengertian kredit diatas terkandung unsur-unsur kredit itu sendiri, yaitu unsur:

1. Kepercayaan

Yaitu keyakinan dari pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

2. Kesepakatan

Disamping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.

3. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

4. Risiko

Adanya suatu waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya.

5. Balas Jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.


(30)

Menurut Kasmir (2008), kredit bank umum dapat dibagi menjadi beberapa macam golongan berdasarkan kriteria yang dipakai, antara lain :

1. Berdasarkan tujuan penggunaan

a. Kredit konsumtif untuk pembelian barang b. Kredit modal usaha

c. Kredit Investasi

d. Kredit pembelian surat berharga 2. Berdasarkan jangka waktu pengembalian

a. Kredit jangka pendek b. Kredit jangka menengah c. Kredit jangka panjang 3. Berdasarkan jaminan

a. Kredit tanpa jaminan b. Kredit dengan jaminan 4. Berdasarkan cara pembayaran

a. Kredit dengan sistem pembayaran secara cicilan b. Kredit dengan sistem pembayaran secara sekaligus 5. Berdasarkan status hukum

a. Kredit korporasi b. Kredit perorangan

3.1.2.2. Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi

Kredit modal kerja merupakan kredit yang diberikan untuk dipergunakan sebagai tambahan modal kerja. Kredit ini diberikan untuk perorangan atau badan usaha lainnya sebagai tambahan permodalan untuk pengembangan usaha yang telah berjalan. Modal kerja berupa modal usaha dalam bentuk uang kas, piutang dagang, persediaan barang dan dagangan. Menurut Kasmir (2008), kredit modal kerja digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

Prinsip dari kredit modal kerja adalah penggunaan modal yang akan habis dalam satu siklus usaha yaitu dimulai dari perolehan uang tunai dari kredit bank kemudian digunakan untuk membeli barang dagangan atau bahan baku kemudian diproses menjadi barang jadi lalu dijual baik secara tunai taupun kredit


(31)

selanjutnya memperoleh uang tunai kembali. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan membutuhkan dana yang cukup untuk menjamin kelangsungan operasinya tersebut. Karakteristik yang melekat pada kredit modal kerja adalah

1. Umumnya berjangka pendek.

2. Kredit Umumnya disediakan dalam betuk rekening koran.

3. Kebutuhan modal dihitung berdasarkan perputaran usaha (siklus produksi). 4. Agunan lebih ditekankan pada barang yang lebih mudah dicairkan dalam

waktu singkat.

5. Persyaratan kredit dan penentuan jatuh tempo kredit dinegosiasikan dengan memperhatikan perkembangan usaha.

Menurut Bastian dan Suhardjono (2006) kredit modal kerja memiliki jangka waktu pengembalian maksimal satu tahun (bisa diperpanjang sesuai dengan kebutuhan) yang dapat dimanfaatkan untuk membiayai stok barang, piutang dagang, pembelian bahan baku ataupun kebutuhan modal kerja perusahaan lainnya. Untuk kredit modal kerja, bank menyediakan fasilitas kredit modal kerja bagi usaha kecil (plafond kredit sampai dengan Rp 500 juta) dan usaha skala menengah (plafond kredit diatas Rp 500 juta sampai dengan Rp 5 miliar). Kredit modal kerja diberikan untuk meningkatkan produksi baik peningkatan kualitatif maupun kuantitatif.

Kredit investasi merupakan kredit yang diberikan untuk keperluan investasi seperti pembelian tanah dan pembangunan gedung tempat usaha, serta pembelian barang-barang modal. Kredit ini bersifat produktif, karena pembelian barang modal dan pembangunan gedung tempat usaha tersebut bertujuan meningkatkan produktivitas. Contoh kredit investasi adalah untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin.

Jusuf (2004) mendefinisikan ciri-ciri kredit investasi adalah :

1. Bersifat tidak berputar (non revolving), yaitu pokok pinjaman yang telah dilunaskan tidak dapt ditarik lagi untuk pembelian barang investasi lainnya. 2. Merupakan kredit jangka panjang (lebih dari satu tahun).


(32)

4. Terdapat pola pembayaran angsuran yang teratur, misalnya setiap bulan dengan sistem cicilan tetap.

Selain prospek usaha, secara finansial penanaman modal untuk proyek investasi dapat disetujui oleh bank jika dilakukan perhitungan penilaian dengan mempertimbangkan hal berikut :

1. Besarnya investasi. 2. Umur ekonomi proyek.

3. Potensi proyek dalam memperoleh penghasilan dan menghimun dana tunai. 4. Jangka waktu kredit yang dapat diberikan.

5. Kemampuan pembiayaan sendiri (self financing).

3.1.3 Kinerja

Kinerja adalah kemamapuan kerja yang ditunjukan dengan hasil kerja. Hawkins (the oxford paper back dictionary, 1979) mengemukakan pengertian kinerja sebagai berikut : performance is :

1. The procces or manner of perfoming

2. A notable action or achievement

3. He perfoming of a play or other entertaiment

Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari berbagai ukuran yang disepakati. Untuk mengetahui kinerja yang dicapai maka dilakukan penilaian kinerja.

Kata penilaian sering diartikan dengan kata assesment, sedangkan kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan.

Menurut Yuwono et al (2006) ada 2 pendekatan dalam mengukur kinerja perusahaan yaitu :

1. Ukuran keuangan yaitu ukuran kinerja yang berasal dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan

2. Ukuran non keuangan yaitu ukuran kinerja yang tidak terlihat langsung dari lapoaran keuangan, namun berhubungan dengan pencapaian ukuran keuangan


(33)

dan bersifat kualitatif seperti market share, market growt dan technological capability.

3.1.3.1Kinerja Pemasaran

Mengukur kinerja pemasaran adalah merupakan kunci agar kegiatan pemasaran menjadi efektif dan efisien. Jika kita tidak melakukan pengukuran maka berarti kita tidak melakukan pengelolaan terhadap pemasaran. Pengukuran kinerja pemasaran harus memberikan dasar terhadap pemahaman mengenai apa yang harus terjadi dengan kegiatan pemasaran dan memberikan sarana untuk perbaikan efektifitas dan efisiensi.

Kinerja pemasaran merupakan faktor yang umum digunakan untuk mengukur dampak dari sebuah strategi perusahaan. Strategi perusahaan selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja pemasaran (seperti nilai penjualan, market share dan tingkat pertumbuhan nilai penjualan maupun kinerja keuangan (Ferdinand, 1999).

Menurut Ismaya (2006) nilai penjualan adalah penjualan yang berhasil dicapai atau ingin dicapai oleh suatu perusahaan melalui jumlah produk dalam jangka waktu tertentu. Pangsa pasar (market share) merupakan porsi penjualan yang dikuasai dalam suatu segmen tertentu. Bentuk penguasaan pangsa pasar meliputi jumlah pelanggan, uang yang dibelanjakan atau nilai satuan yang terjual. Pertumbuhan penjualan dapat diartikan sebagai perubahan penjualan per tahun. Pertumbuhan penjualan suatu produk sangat tergantung dari daur hidup produk.

3.1.3.2Kinerja Keuangan

Kemampuan seoarang manajer keuangan untuk beradaptasi dengan perubahan mencari dana , menginvestasikan aktiva serta mengelolanya secara bijaksana akan sanggup mempengaruhi kesuksesan perusahaan dan ekonomi secara keseluruhan. Manajemen keuangan adalah segala aktivitas berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. Membuat keputusan yang rasional dalam usaha mencapai tujuan perusahaan, manajer keuangan harus memiliki alat-alat analisa tertentu.

Secara internal manajemen juga menggunakan analisa keuangan untuk pengendalian internal dan penyediaan informasi yang lebih baik mengenai kondisi


(34)

dan kinerja keuangan perusahaan bagi pemasok modal. Sudut pandang pengendalian internal, manajemen perlu melakukan analisa keuangan dalam rangka melakukan perencanaan dan pengawasan secara efektif. Membuat rencana untuk masa depan, manajer keuangan harus menilai posisi keuangan perusahaan saat ini.

Suatu usaha dapat dikatakan sehat apabila dapat memberikan keuntungan yang layak dan mampu memenuhi kewajibannya. Kegiatan pada aspek keuangan ini antara lain menghitung kinerja keuangan selama menggunakan fasilitas kredit. Untuk mengetahui kinerja tersebut maka digunakan alat berupa laporan keuangan. Analisa keuangan melibatkan penggunaan berbagai laporan keuangan. Laporan keuangan pada perusahaan merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi (siklus akuntansi) yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan sangat berguna bagi berbagai pihak, baik pihak yang ada didalam (internal) perusahaan maupun pihak yang berada diluar (eksternal) perusahaan.

Jusuf (2006) menyebutkan bahwa tujuan diadakannya laporan keuangan adalah sebagai berikut :

a. Memberikan informasi keuangan yang ada dapat dipercaya mengenai aktiva, kewajiban dan modal suatu perusahaan.

b. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegaiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.

c. Memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

d. Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi

e. Mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.


(35)

Dua jenis laporan keuangan yang lazim digunakan oleh perusahaan adalah neraca dan laporan rugi laba (Sugiono dan Untung,2008) yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Neraca

Dalam literatur akuntansi neaca berasal dari istilah balance sheet, statement of financial position, statement of financial conditions atau statement of recources and liabilities. Neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (assets), kewajiban (liabilities), dan modal sendiri (equity) dari sutu perusahaan pada tanggal atau waktu tertentu. Neraca bertujuan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu pada umumnya (akhir tahun). Dalam neraca analisisperbandingan untuk periode waktu yang berbeda sangat diperlukan, sehingga dapat diketahui kecenderungan dan perubahan yang timbul dari waktu ke waktu.

2. Laporan laba rugi

Dalam literatur akuntansi, laporan laba rugi diturunkan dari istilah profit and lost statement, operations statement atau income statement. Laporan laba rugi adalah laporan ringkas tentang jenis dan jumlah pendapatan atau hasil penjualan yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu, biaya selama masa itu dan keuntungan atau kerugian yang diderita selama periode tersebut. Laporan laba/rugi dapat menjawab pertanyaan tentang besarnya laba atau kerugian yang dihasilkan oleh perusahaan maupun variabel-variabel pendapatan atau pengeluaran apa yang perlu diperhatikan. Namun, laporan ini tidak dapat menggambarkan bagaimana kecenderungan keuangan perusahaan pada masa yang akan datang. Oleh sebab itu perbandingan beberapa laporan laba/rugi untuk beberapa waktu berikut perubahannya diperlukan.

3.1.4. Rasio Keuangan

Rasio keuangan (analisa rasio) merupakan salah satu teknik untuk mendeteksi kondisi keuangan perusahaan. Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk menganalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Perhitungan rasio keuangan dilakukan dengan membandingkan angka yang disajikan dalam laporan keuangan yaitu neraca dan


(36)

laporan laba rugi. Hasil analisis yang diperoleh merupakan alat yang dijadikan ukuran kinerja perusahaan. Efektivitas penggunaan analisa rasio keuangan memerlukan pengalaman dan upaya yang serius sehingga hasilnya dapat digunakan bagi kepentingan intern dan ekstern perusahaan. Dalam menggunakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam perbandingan, yaitu :

a. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang telah lalu atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama.

b. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio dari perusahaan sejenis.

Jenis rasio yang lazim dipergunakan dalam dunia bisnis adalah rasio Likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas menurut (Sugiono dan Untung,2008).

1. Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas merupakan suatu rasio yang bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio

Likuiditas terdiri dari current ratio, quick ratio, dan cash ratio. Current Ratio

adalah rasio yang dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini juga menunjukkan sejauh mana tagihan dari para kreditur segera dapat berubah menjadi tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang atau tagihan. Quick Ratio adalah rasio yang dihitung dengan menggunakan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan dibagi dengan kewajiban lancar. Rasio ini untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk memenuhi keajiban jangka pendeknya tanpa memperhitungkan persediaan. Nilai

Quick Ratio sebesar satu dianggap sudah menunjukkan kondisi keuangan jangka pendek yang cukup baik karena berarti adanya kepastian bahwa hutang lancarnya dapat dibayar dengan aktiva lancar tanpa menunggu realisasi nilai persediaan menjadi kas (Riyanto,1995). Cash Ratio adalah rasio untuk mengetahui


(37)

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan kas pada aktiva.

2. Rasio leverage

Rasio leverage bertujuan untuk menganalisa pembelanjaan yang dilakukan berupa komposisi hutang dan modal serta kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan beban tetap lainnya. Rasio yang paling banyak dilakukan yaitu Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio .

Debt to Equity Ratio menunjukkan kemampuan modal sendiri untuk menjamin hutang. Rasio ini menunjukkan perbandingan antar jumlah seluruh hutang dengan jumlah modal sendiri perusahaan. Bila nilai rasio lebih besar dari satu, maka kemampuan modal sendiri untuk menjamin hutang semakin rendah, demikian pula sebaliknya. Debt to Asset Ratio mengukur sejauh mana kewajiban perusahaan digunakan untuk mendanai pembelian atau investasi atas aktiva perusahaan. Semakin besar nilai rasio ini berarti semakin besar resiko yang ditanggung perusahaan.

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang menunjukkan tingkat pendayagunaan dari harta atau sarana modal yang dimiliki perusahaan atau dengan kata lain bertujuan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mengoperasikan dana. Rasio yang sering digunakan adalah rasio perputaran aktiva (Asset Turn Over). Rasio ini memberikan gambaran relatif mengenai efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang ada dalam perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Semakin cepat perputarannya yang ditunjukan maka semakin baik karena perusahaan dapat memanfaatkan total aktivanya dengan efisien untuk menghasilkan penjualan.

4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan atas hasil investasi melalui kegiatan perusahaan atau dengan kata lain kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba usaha. Rasio yang sering digunakan yaitu Net Profit Marjin, Return on Investment dan Return on Equity.


(38)

Net Profit Marjin adalah rasio keuntungan yang menunjukkan kemampuan dari penjualan untuk mendapat laba bersih dan memberikan gambaran relatif mengenai efisiensi perusahaan setelah memperhatikan seluruh biaya dan pajak.

Return on Investment adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dari seluruh dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih pada tahun berjalan, yaitu laba bersih setelah dikurangi bunga dan pajak.

Return on Equity merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih berdasarkan modal sendiri.

3.1.5. Restoran

Restoran merupakan industri pangan yang bergerak dalam pengolahan dan penyajian makanan siap santap. Restoran di bangun dan diorganisir secara komersil, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua konsumennya baik berupa makanan maupun minuman. Kegiatan yang termasuk dalam restoran seperti bar, kantin, warung, rumah makan,warung nasi, warung sate, katering dan lain-lain.

Marsum (1994) mendefinisikan ada beberapa tipe restoran, yaitu: a. Table D’ hote Restaurant

Suatu restoran yang khusus menjual makanan menu table d’ hote, yaitu suatu susunan menu yang lengkap (dari hidangan pembuka sampai dengan hidangan penutup) dan tertentu, dengan harga yang telah ditentukan pula. b. Coffee Shop atau Brasserie

Suatu restoran yang pada umumnya berhubungan dengan hotel, suatu tempat dimana tamu biasa mendapatkan makan pagi, makan siang dan makan malam secara cepat dengan harga yang relatif murah, kadang-kadang penyajiannya dilakukan dengan cara prasmanan.

c. Cafetaria atau Cafe

d. Suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cake (kue-kue), sandwich (roti isi), kopi dan teh.

e. Canteen


(39)

f. Dining Room

Terdapat di hotel kecil (motel), merupakan tempat yang tidak lebih ekonomis dari pada tempat makan biasa. Dining Room pada dasarnya disediakan untuk para tamu yang tinggal di hotel itu, namun juga terbuka bagi para tamu dari luar.

g. Inn Tavern

Restoran dengan harga murah yang dikelola oleh perorangan di tepi kota. h. Pizzeria

Ruatu restoran yang khusus menjual Pizza, kadang-kadang juga berupa spaghetti serta makanan khas Italia yang lain.

i. Speciality Restaurant

Restoran yang suasana dan dekorasi seluruhnya disesuaikan dengan tipe khas makanan yang disajikan atau temanya. Restoran-restoran semacam ini menyediakan masakan Cina, Jepang, India, Italia dan sebagainya. Pelayanannya sedikit banyak berdasarkan tata cara negara tempat asal makanan spesial tersebut.

j. Familly Type Restaurant

Restoran sederhana yang menghidangkan makanan dan minuman dengan harga yang tidak mahal, terutama disediakan untuk tamu-tamu keluarga maupun rombongan.

3.2. Kerangka Pemikiran Opeasional

Alur kerangka dalam penelitian ini diawali dengan identifikasi usaha Restoran XYZ. Dalam pengembangan usahanya serta dalam rangka merelokasi tempat usaha Restoran XYZ menggunakan modal yang berasal dari kredit untuk membantu keterbatasan permodalan. Oleh sebab itu untuk melihat kinerja keuangan usaha setelah mendapatkan fasilitas kredit modal kerja dan investasi maka akan dilakukan penganalisaan laporan keuangan sebelum dan sesudah mendapatkan fasilitas kredit. Laporan keuangan tersebut berupa neraca dan laporan laba rugi pada saat sebelum mendapatkan kredit yaitu pada tahun 2007 dan setelah mendapatkan kredit pada tahun 2010. Setelah laporan keuangan tersebut terkumpul maka akan dilakukan analisis rasio keuangan yaitu rasio


(40)

yang didapat dapat menunjukkan kinerja keuangan pada usaha ini pada saat sekarang. Untuk mengukur kinerja pemasaran akan dinilai secara kualitatif dan kuantitatif dengan melihat peningkatan jumlah penjualan dan pertumbuhan penjualan. Untuk lebih jelasnya, kerangka penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Restoran XYZ

Pengembangan usaha dan relokasi tempat usaha

Rasio Keuangan : 1. Rasio likuiditas 2. Rasio Leverage 3. Rasio aktivitas 4. Rasio rentabilitas Kinerja usaha

Penggunaan Kredit Investasi dan Modal Kerja

Pemasaran Keuangan

1. Nilai Penjualan

2. Pertumbuhan Penjualan

Pengaruh Terhadap Kinerja Usaha


(41)

IV.

METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada sebuah UKM yang bergerak di bidang industri pengolahan agribisnis yaitu Restoran XYZ yang berlokasi di Jalan Pajajaran, Bogor. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja dengan alasan bahwa Restoran XYZ merupakan salah satu restoran yang ada di kota Bogor yang dalam pengembangan usahanya didukung oleh penggunaan kredit modal kerja dan investasi dari salah satu lembaga keuangan (Bank X). Berdasarkan informasi Bank X usaha ini memiliki kinerja yang baik dalam arti lain kondisi lancar. Pengumpulan data dilakukan pada bulan September sampai dengan bulan Oktober 2010.

4. 2 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak-pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini, yaitu pemilik usaha Restoran XYZ, bagian keuangan restoran dan karyawan restoran lainnya. Data sekunder digunakan sebagai tambahan informasi untuk penunjang data primer yang ada. Data sekunder diperoleh dari dinas setempat dan media massa yang berkaitan dengan keadaan umum UKM, kredit UKM, restoran dan keuangan. Data internal yang digunakan adalah laporan keuangan dari perusahaan berupa neraca dan laporan laba rugi. Jenis dan sumber data dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jenis dan Sumber Data Penelitian

No Jenis Data Sumber

1 Data Primer :

1. Pengambilan data penjualan 2. Pengambilan data internal

Pengamatan di lapangan, wawancara dengan pihak restoran dan keusioner. 2 Data sekunder :

1. Data perkembangan kredit UKMK di Indonesia

2. Data pertumbuhan restoran di Kota Bogor

Pustaka dan Literatur, Skripsi terdahulu, Bank Indonesia, dan Dinas Pariwisata


(42)

4.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Menurut Nazir (2005) metode penelitian deskriptif adalah metode yang bertujuan untuk mencatat, mengolah, menyajikan dan menginterpretasikan data untuk memberikan gambaran secara jelas. Studi kasus merupakan penelitian yang terinci tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khusus dari keseluruhan personalitas dan unit penelitian memiliki lingkup yang kecil dan terbatas.

4.4. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan bagian sangat penting dalam penelitian, karena dapat memberikan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian (Nazir,1983). Analisis data yaitu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami. Data yang terkumpul di lapangan akan dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu data yang bersifat kuantitatif dan data yang bersifat kualitatif.

Data kuantitatif dalam bentuk persentase dan dianalisa menggunakan rasio. Data kualitatif dianalisa secara deskriptif. Data yang diolah diharapkan menggambarkan kinerja usaha.

4.4.1. Analisis Kinerja Pemasaran

1. Nilai Penjulan

Nilai Penjualan dilihat dari besarnya penjualan yang didapat pada tahun tertentu. Penjualan ini termasuk catering dan penyewaan tempat.

2. Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan dihitung dengan cara menyelisihkan antara total penjualan tahun n dan tahun (n-1) dengan total penjualan tahun ke (n-1).


(43)

4.4.2. Analisis Rasio Keuangan

1. Rasio Likuiditas

Rasio yang sering digunakan dalam mengukur rasio Likuiditas suatu usaha adalah current ratio, quick ratio, dan cash ratio.

a. Current ratio digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva lancar perusahaan digunakan untuk melunasi hutang (kewajiban lancar) yang akan segera dibayar. Rumus yang digunakan untuk menghitung current ratio

adalah sebagai berikut :

Apabila current ratio lebih besar dari satu, maka dapat dikatakan bahwa suatu usaha adalah likuid (aktiva lancar lebih besar daripada kewajiban lancar) b. Cash ratio digunakan untuk mengukur kemampuan kas perusahaan untuk

melunasi hutang lancarnya tanpa harus mengubah aktiva lancar bukan kas (piutang dagang dan persediaan) menjadi kas. Rumus yang digunakan untuk menghitung cash ratio adalah sebagai berikut :

c. Quick ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid. Rumus yang digunakan untuk menghitung quick ratio adalah sebagai berikut :

2. Rasio Leverage

Rasio yang sering digunakan dalam mengukur rasio leverage adalah Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Asset Ratio (DR).

a. Debt to Equity Ratio (DER)

Digunakan untuk mengukur seberapa besar modal sendiri yang dapat menjamin hutang perusahaan. Rumus yang digunakan untuk mengukur Debt to equity ratio adalah sebagai berikut :


(44)

b. Debt to Asset Ratio (DR)

Digunakan untuk menunjukkan besarnya aktiva yang dibiayai dengan menggunakan pinjaman. Rumus yang digunakan untuk mengukur Debt to Asset ratio adalah sebagai berikut :

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas yang menunjukkan efektivitas manajemen dalam mengelola bisnisnya dan rasio ke dalam aktivitas adalah rasio perputaran aktiva

(Asset Turn Over). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset untuk menghasilkan penjualan. Rumus yang digunakan untuk mengukur Asset Turn Over adalah sebagai berikut :

Semakin besar rasio yang didapat maka hal ini kan semakin bagus, karena merupakan pertanda bahwa manajemen dapat memanfaatkan setiap rupiah aktiva untuk menghasilkan penjualan.

4. Rasio Profitabilitas

Rasio yang sering digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas yaitu Net Profit Marjin, Return on Investment dan Return on Equity.

a. Net Profit Marjin

Net profit marjin menunjukkan berapa besar keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan. Jika profit margin suatu perusahaan lebih rendah dari rata-rata industrinya, maka hal ini dapat disebabkan oleh harga jual perusahaan lebih rendah daripada perusahaan pesaing atau harga pokok penjualan lebih tinggi dari perusahaan pesaing. Rumus yang digunakan untuk mengukur Net Profit Marjin


(45)

b. Return on Asset

Rasio Return on asset mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh asset yang ada. Atau rasio ini menggambarkan efisiensi pada dana yang digunakan dalam perusahaan, oleh karena itu sering pula rasio ini disebut return on investment. Rumus yang digunakan untuk mengukur Return On Asset adalah sebagai berikut :

c. Return On Equity

Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh modal yang ada. ROE merupakan salah satu indikator yang digunakan pemegang saham untuk mengukur keberhasilan bisnis yang dijalani. Rumus yang digunakan untuk mengukur Return On Equity adalah sebagai berikut :


(46)

V.

GAMBARAN UMUM RESTORAN XYZ

5.1 Sejarah dan Perkembangan Restoran XYZ

Restoran XYZ merupakan restoran keluarga yang menawarkan menu makanan tradisional, seafood dan juga chinnese food. Restoran ini didirikan pada tahun 2004. Pendiri dan pemilik restoran ini adalah Bapak B.I dan istrinya Ibu A.

Bapak B.I memulai kariernya dengan menjadi karyawan pada perusahaan yang bergerak dibidang perikanan terbesar di Indonesia didaerah Serang, Banten Jawa Barat. Hingga di tahun 1992 yang bersangkutan ingin mempunyai usaha dan mengembangkan pengetahuan serta kemampuannya dengan membuka usaha yang bergerak dibidang Supllier/trading ikan, udang, dan daging. Usaha tersebut cukup berhasil yang kemudian dikembangkan oleh Bapak B.I dengan mendirikan sebuah rumah makan yang dinamakan Restoran XYZ di Jl. Tentara Pelajar No.1 Balitro Cimanggu, Bogor pada tahun 2004. Untuk lebih mendekat pada konsumen Restoran XYZ tahun 2007 merelokasi tempat usaha ke Jln Raya Padjajaran Bogor yang dahulunya merupakan tempat usaha Restoran Wong Solo.

Target utama dari relokasi ke Jl.Pajajaran agar restoran ini lebih dikenal lagi oleh masyarakat Bogor khususnya dan bisa menjangkau masyarakat Jakarta karena letak lokasi yang strategis yang merupakan salah satu jalan utama. Selain itu pemilik ingin mengembangkan usaha lainnya yaitu menerima catering. Di sekitar Bogor masih banyak pabrik-pabrik yang selalu mengganti katering mereka dengan kualitas yang lebih baik tetapi dengan biaya tetap. Ini merupakan pasar potensial dimana hanya katering dengan kualitas yang baik yang akhirnya akan bisa bertahan. Hal ini amat menguntungkan yang bersangkutan yang selalu mengedepankan kualitas dengan biaya relatif murah.

Restoran XYZ buka setiap hari mulai pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 21.00 WIB, kecuali pada hari Jumat sampai Minggu buka lebih awal yaitu pukul 09.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB. Hal ini dikarenakan pengunjung yang datang di akhir pekan relatif lebih banyak dibandingkan dengan hari biasa, selain itu pada akhir pekan Restoran XYZ mengadakan Live Music untuk para pengunjung yang datang.


(47)

5.2 Produk Restoran XYZ

Produk unggulan yang ditawarkan oleh Restoran XYZ adalah sangu tutug oncom, ikan betutu dan baby lobster. Sedangkan menu favorit Restoran XYZ adalah aneka olahan lauk hewani bebek dan ayam baik dipanggang, digoreng maupun goreng kremes.

Restoran XYZ menyediakan menu khas Sunda yaitu nasi timbel komplit spesial dengan pelengkap ayam/empal goreng, bebek panggang dan goreng. Menu pendamping yang juga tersedia di Restoran XYZ terdiri dari mie, kwietiau dan sayuran. Selain itu Restoran XYZ juga menyediakan menu gaul seperti macaroni panggang dan kentang, nugget dan kentang dan spaghetti spesial yang bisa dinikamti kalangan anak sekolah dan mahasiswa. Aneka makanan seafood juga disediakan sebagai menu tambahan.

Restoran XYZ juga menyediakan menu catering. Saat ini banyak hotel dan perusahaan yang ada di Bogor dan Jakarta yang menikamati jasa dari Restoran XYZ. Umumnya perusahaan-perusahaan tersebut memesan untuk menu makan siang dan untuk acara intern kantor.

Restoran XYZ mempunyai fasilitas live music yang disajikan setiap malam Minggu. Pelanggan Restoran XYZ berasal dari kalangan remaja hingga orang dewasa, dari masyarakat umum hingga pejabat daerah maupun negara. Restoran XYZ seringkali dipakai untuk acara-acara resmi seperti rapat, pertemua-pertumuan, pernikahan dan maupun tidak resmi seperti acara reuni dan ulang tahun. Seperti namanya maka tempatnya pun berkesan asri dan romantis bagi pasangan kawula muda khususnya dengan suasana kebun maka tak heran jika malam Minggu Restoran XYZ penuh dengan pengunjung dari berbagai kalangan, baik hanya untuk makan sambil mendengarkan musik maupun dansa.

5.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi Restoran XYZ masih sangat sederhana dan komunikasi antara pemimpin dan bawahan dapat dilaksanakan secara langsung. Bentuk struktur organisasi Restoran XYZ menggunakan sistem lini (garis). Pemilik restoran merupakan pemimpin tertinggi yang dibantu oleh manajer yang langsung membawahi beberapa anggota. Jumlah tenaga kerja Restoran XYZ berjumlah 19 orang. Struktur organisasi Restoran XYZ dapat dilihat pada Gambar 2.


(48)

Gambar 2 . Struktur Organisasi Restoran Sumber : Restoran XYZ, 2010

Berdasarkan struktur organisasi Restoran XYZ, setiap jabatan memiliki tugas sebagai berikut :

1. Owner

Bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas restoran 2. Manajer Restoran

a. mengepalai seluruh operasi dari semua kegiatan restoran b. mengontrol seluruh personalia restoran

c. mengontrol jam kerja dan absensi

d. menjaga mutu pelayanan yang tinggi konsisten 3. Cook

a. mengepalai bagian dapur b. menjaga cita rasa

c. memberikan informasi terhadap campuran bahan baku yang dibutuhkan


(49)

4. Bartender

a. bertanggung jawab terhadap semua kebutuhan barang yang ada di bar b. bertanggung jawab atas cita rasa dari semua minuman

c. mengadakan pengawasan terhadap bahan-bahan yang tersedia di bar 5. Head Waiter

a. melayani tamu

b. bertanggung jawab pada persiapan restoran sebelum dibuka 6. Cashier

a. menerima uang pembayaran dari tamu

b. membuat laporan hasil penjualan secara keseluruhan 7. Petugas Gudang

Mengontrol persediaan bahan dan barang yang dibutuhkan semua bagian 8. Petugas Keamanan

Mengamankan segala sesuatu yang terjadi di restoran.

5.4 Segmentasi, Targeting dan Positioning

Perusahaan dalam menjalankan usahanya perlu mengidentifikasi segmentasi, targeting dan positioning agar perusahaan dapat melayani konsumen dengan baik.

a. Segmentasi

Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk kedalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen. Dengan melakukan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan lebih efektif dan efisien dalam rangka memberi kepuasan kepada konsumen. Segmentasi pasar yang dilakukan oleh Restoran XYZ didasarkan pada aspek geografi dan demografi. Segmentasi berdasarkan demografi yang dipilih oleh Restoran XYZ adalah keluarga dan bukan keluarga dari berbagai umur. Segmentasi berdasarkan geografi yang dipilih oleh Restoran XYZ adalah wilayah Kota Bogor dan dan di luar Kota Bogor.


(50)

Untuk bisnis catering Restoran XYZ segmentasi yang dituju adalah adalah perusahaan-perusahaan (corporate) dan perorangan. Segmentasi berdasarkan geografi untuk catering yang diambil adalah konsumen yang berada di Kota Bogor dan di luar Kota Bogor.

b. Targeting

Dalam targeting berisi kegiatan yang menilai serta memilih segmen pasar yang akan dimasuki oleh suatu perusahaan. Tujuan dari targeting ini agar arah dan tujuan dari pasar sasaran menjadi jelas. Target pasar yang dituju oleh Restoran XYZ adalah kalangan menengah. Target tersebut diambil berdasarkan harga makanan yang dijual oleh Restoran XYZ yang cukup terjangkau. Selain itu bila dilihat dari pembeli yang datang yang menggunakan motor dan mobil. Harga-harga menu produk Restoran XYZ dapat dilihat pada Lampiran 5.

Untuk bisnis catering target yang dituju oleh Restoran XYZ adalah perusahaan-perusahaan yang menyediakan fasilitas makan untuk karyawannya. Diharapkan dengan adanya penetapan target pasar, restoran akan dengan mudah memfokuskan produk-produk pada pasar sasaran yang dituju.

c. Positioning

Penempatan produk mencakup kegiatan merumuskan penempatan produk dalam persaingan dan menetapkan bauran pemasaran yang terperinci. Perusahaan perlu mengembangkan strategi penentuan posisi produk ke pasar sasaran yang dituju untuk mendapatkan keunggulan kopetitif. Positioning Restoran XYZ adalah menjadi restoran yang menyediakan berbagai jenis makanan seperti makanan tradisional, chinise food dan seafood yang dapat dinikmati dengan suasana kebun dan dengan harga yang terjangkau. Selain itu Restoran XYZ juga menawarkan catering dan tempat untuk mengadakan acara-acara formal maupun non formal seperti acara pernikahan, arisan, acara reunian ataupun acara-acara musik.

5.5 Bauran Pemasaran

Bauran Pemasaran (Marketing Mix) adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran (Kotler 1997). Secara


(51)

umum, bauran pemasaran menekankan pada suatu strategi yang mengintegrasikan produk, harga, promosi dan distribusi.

a. Product

Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen sasarannya. Restoran XYZ menyediakan berbagai macam menu yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan yang terbagi dalam beberapa kategori.

Menu unggulan yang ada di Restoran XYZ adalah sangu tutug oncom, ikan betutu dan baby lobster. Sungu tutug oncom disajikan dengan pelengkap ayam panggang/ayam kremes/empal, cabe ijo, ikan asin. Ikan betutu dan baby lobster disajikan bersama saus rica-rica, saus padang dan saus lada hitam. Restoran XYZ juga menyediakan menu khas sunda yaitu nasi timbel komplit spesial dengan pelengkap ayam/empal goreng, bebek panggang dan goreng, ikan asin, tahu/tempe, sayur asem, kerupuk dan sambal.

Menu pendamping yang disediakan Restoran XYZ yaitu mie, kwietiau dan sayuran. Selain itu restoran juga menyediakan menu gaul yaitu macaroni panggang dan kentang, nugget dan kentang serta spagheti spesial yang biasanya dinikmati oleh kalangan anak sekolah dan mahasiswa dan juga pegawai kantoran.

Selain menyediakan makanan di restoran, Restoran XYZ juga menyediakan jasa catering untuk acara seperti pernikahan, ulang tahun ataupun

corporate catering untuk melayani kebutuhan makanan suatu perusahaan. Untuk

corporate catering dilakukan dengan pengikatan kontrak kerja untuk jangka waktu tertentu.

b. Price

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk memperoleh produk, dimana harga merupakan unsur baruan pemasaran yang bersifat fleksibel. Harga produk yang terdapat di Restoran XYZ cukup bersaing dengan restoran lainnya namun harga yang ditawarkan tidak terlalu mahal sehingga masih dapat dijangkau oleh konsumen. Daftar harga dari makanan dan minuman yang ditawarkan Restoran XYZ dapat dilihat pada Lampiran 5. Harga paket catering yang ditawarkan oleh Restoran XYZ dapat dilihat pada Lampiran 6.


(52)

c. Place

Tempat (place) termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk yang ditawarkan kepada konsumen sasaran. Tempat juga merupakan berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan dan tersedia bagi pasar sasaran.

Restoran XYZ terletak di Jalan Pajajaran Bogor. Lokasi ini cukup strategis karena berada di pusat Kota Bogor yang mana dekat dengan pusat perkantoran, perbelanjaan, pendidikan dan pemukiman. Restoran XYZ didukung dengan sarana penunjang seperti lesehan, mushola, toilet, bar minuman dan lahan parkir yang cukup luas. Desain restoran dibuat seperti kebun sesuai dengan nama restorannya.

Restoran XYZ menggunakan distribusi langsung dalam melakukan penjualan. Produk yang dijual langsung disampaikan dari restoran kepada pembeli yang datang tanpa perantara terlebih dahulu.

d. Promotion

Promosi merupakan aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk konsumen untuk membelinya. Promosi digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran.

Promosi yang dilakukan Restoran XYZ adalah dengan menggunakan selebaran dan iklan di media massa. Selebaran dan iklan memuat menu yang ditawarkan serta paket catering yang ditawarkan oleh Restoran XYZ. Pemasangan billboard yang dipasang di depan restoran juga merupakan langkah promosi yang dilakukan restoran dimana dapat menarik perhatian masyarakat karena mudah dilihat. Pada billboard tersebut dimuat menu spesial dari Restoran XYZ. Namun saat ini pemilik restoran ingin melakukan promosi dengan menggunakan media internet. Media tersebut dipilih karena saat sekarang ini internet sangat mudah diakses dan banyak dinikmati oleh banyak kalangan.


(53)

VI.

HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Analisis Kinerja Pemasaran

Analisis kinerja pemasaran Restoran XYZ dilakukan dengan membagi periode menjadi 2 yaitu periode sebelum kredit (2005-2006) dan periode setelah kredit (2007-2009). Berdasarkan data yang diperoleh, disajikan kinerja pemasaran yaitu :

a. Nilai penjualan digunakan untuk mengukur penjualan yang berhasil dicapai atau ingin dicapai oleh suatu perusahaan melalui jumlah penjualan produk makanan dan catering dalam jangka waktu tertentu.

b. Pertumbuhan penjualan digunakan untuk mengetahui perubahan penjualan per tahun.

6.1.1 Nilai Penjualan Restoran

Penjualan merupakan penerimaan yang diterima perusahaan dari penyerahan barang ataupun jasa dalam bentuk tunai. Gambaran nilai penjualan Restoran XYZ tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Gambar 3.

1.112,29 1.516,40 2.189,12 2.736,40 2.955,31 0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500

2005 2006 2007 2008 2009

M illio n s Tahun Pe n ju a la n Penjualan

Gambar 3. Nilai Penjualan Restoran XYZ tahun 2005-2009 Sumber : Restoran XYZ, 2010

Penjualan Restoran XYZ pada saat sebelum menggunakan fasilitas kredit (tahun 2005 dan 2006) adalah sebesar Rp 1,1 miliar dan Rp 1,5 miliar. Pada dua tahun tesebut penjualan Restoran XYZ mengalami peningkatan sebesar Rp 494 juta.

Pada tahun 2007 pada saat Restoran XYZ menggunakan fasilitas kredit pemilik restoran melakukan relokasi tempat usaha ke Jalan Pajajaran Bogor dan


(54)

ini berpengaruh sangat banyak terhadap penjualan Restoran XYZ yaitu mencapai Rp 2,1 miliar. Pada tahun 2008 dan 2009 Restoran XYZ banyak menerima order

catering dan penyewaan tempat seperti acara musik, arisan, ulang tahun, pernikahan dan lain-lain sehingga penjualan naik menjadi Rp 2,7 miliar dan Rp 2,9 miliar. Order catering yang didapat yaitu dari PT Holcim, Hotel Santika dan perusahaan besar lainnya. Porsi penjualan catering pada saat tersebut adalah sebesar 40% dari total nilai penjualan Restoran XYZ.

6.1.2 Pertumbuhan Nilai Penjualan

Pertumbuhan nilai penjualan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk atau jasa yang ditawarkan. Pendapatan yang dihasilkan dari penjualan akan dapat digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan penjualan. Suatu usaha dikatakan mengalami pertumbuhan ke arah yang lebih baik jika terjadi peningkatan yang konsisiten dalam aktivitas operasinya. Gambaran pertumbuhan penjualan Restoran XYZ tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Gambar 4.

0,36

0,44

0,25

0,08 0

0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45

2005 2006 2007 2008 2009

Pertumbuhan Penjualan

Gambar 4. Pertumbuhan Nilai Penjualan Restoran XYZ tahun 2005-2009 Sumber : Restoran XYZ, 2010

Pertumbuhan nilai penjualan Restoran XYZ tertinggi terjadi pada tahun 2006-2007 yaitu mencapai 0,44 atau 44 %. Dari tahun 2007-2009 pertumbuhan nilai penjualan Restoran XYZ mengalami penurunan hingga 0,08 (8%).

Pertumbuhan nilai penjualan Restoran XYZ sebelum menggunakan fasilitas kredit tahun 2005-2006 yaitu sebesar 0,36 atau 36%. Restoran XYZ berusaha mencari tambahan penjualan selain dari bisnis restoran yang ada yaitu


(1)

Lampiran 4. Rasio Profitabilitas Restoran XYZ Tahun 2005-2009

1. Net Proft Marjin

TAHUN LABA BERSIH PENJUALAN BERSIH RATIO

2005 121.742.112,66 1.112.290.195,27 0,11

2006 139.638.999,87 1.516.401.138,09 0,09

2007 278.330.993,03 2.189.116.700,00 0,13

2008 321.222.520,37 2.736.395.875,00 0,12

2009 369.039.605,02 2.955.307.545,00 0,12

Sumber : Restoran XYZ, 2010

2. Return on Asset

TAHUN LABA BERSIH TOTAL AKTIVA RATIO

2005 121.742.112,66 503.962.690,47 0,24

2006 139.638.999,87 577.730.865,97 0,24

2007 278.330.993,03 1.120.766.236,80 0,25

2008 321.222.520,37 1.165.390.887,15 0,28

2009 369.039.605,02 1.247.714.760,28 0,30

Sumber : Restoran XYZ, 2010

3. Return on Equity

TAHUN LABA BERSIH MODAL RATIO

2005 121.742.112,66 479.085.251,98 0,25

2006 139.638.999,87 532.653.592,98 0,26

2007 278.330.993,03 675.413.111,13 0,41

2008 321.222.520,37 812.754.355,41 0,40

2009 369.039.605,02 958.703.430,44 0,38


(2)

(3)

Lampiran 6. Daftar Menu dan Harga Catering Restoran XYZ

No Jenis Menu Paket Harga (Rp)/Porsi

1 Menu Akasia Paket A :

55.000 - Nasi Putih

- Ayam Rica

- Tahu Cap Daging Giling - Capcay

- Kerupuk

- Nasi Goreng Sosis Paket B :

- Nasi Putih

- Kakap Tempura Saus Mayonaise - Fuyunghai

- Cah Jagung Manis - Kerupuk

- Nasi Goreng Bakso Paket C :

- Nasi Timbel

- Ayam Panggang Kecap Balado - Pepes Tahu

- Nila Cabe Hijau Pete - Karedok

- Lalap - Sambal - Kerupuk

Menu Pendamping : - Bakso Kopyok

- Sup Macaroni Daging Sapi - Buah Iris

- Pudding - Aqua

- Es Lemon tea

2 Menu Bavaria Paket A :

65.000

- Nasi Timbel

- Oseng Daging Sapi

- Pepes Tahu

- Pepes Jamur

- Karedok

- Ayam Keremes

- Kerupuk

- Sambal

- Tempe Bacem

- Bakso Kopyok

- Buah Iris

- Pudding

- Aqua

- Es Lemon tea

Paket B :

- Nasi Putih


(4)

- Fuyunghai

- Cah Wortel Ayam Fillet

- Kerupuk

- Nasi Goreng Ayam

- Kerupuk

- Sup Maccaroni Daging Sapi

- Buah Iris

- Pudding

- Aqua

- Es Lemon tea

3 Menu Catleya Paket A :

75.000

- Nasi Timbel

- Gurame Goreng

- Pepes Tahu

- Pepes Jamur

- Karedok

- Ayam Panggang

- Kerupuk

- Sambal

- Pergedel Jagung

- Sup Telur Puyuh

- Buah Iris

- Pudding

- Aqua

- Es Lemon tea

Paket B :

- Nasi Putih

- Gurame Tausi

- Ayam Goreng Mentega

- Cah Kembang Kol

- Nasi Goreng Bakso

- Kerupuk

- Sup Timlo

- Buah Iris

- Pudding

- Aqua

- Es Lemon tea

4 Menu Bella Vista Paket A :

100.000

- Nasi Putih

- Nasi Goreng Seafood

- Udang Tempura/Udang Saos Padang

- Beef Sukiyaki

- Ayam Goreng Mentega/Ayam Keremes

- Kerupuk

- Sup Buntut

- Buah Iris

- Pudding

- Aqua


(5)

Tabel 15. Hasil Rekapitulasi Rasio Keuangan

NO Indikator 2005 2006

Rata-rata Sebelum Kredit

2007 2008 2009

Rata-rata Setelah

Kredit

Standar Kondisi

1 Rasio Likuiditas :

Current Ratio 11,21 7,13 9,17 18,8 16,23 15,42 16,82 Min.2 Baik

Cash Ratio 2,86 1,85 2,36 4,79 4,96 4,69 4,81 Min.2 Baik

Quick Ratio 9,11 5,61 7,36 11,22 9,31 8,8 9,78 Min.2 Baik

2 Rasio Leverage :

DER 0,05 0,08 0,065 0,66 0,43 0,3 0,46 Maks. 1 Baik

DR 0,05 0,08 0,065 0,4 0,3 0,23 0,31 Maks. 0,5 Baik

3 Rasio Aktivitas :

ATO 2,21 2,62 2,415 1,95 2,35 2,37 2,22 Min.4 Kurang baik

4 Rasio Prfitabilitas :

NPM 0,11 0,09 0,1 0,13 0,12 0,12 0,12 Meningkat Baik

ROA 0,24 0,24 0,24 0,25 0,28 0,3 0,28 Meningkat Baik


(6)