Angka ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 kewajiban lancar dijamin dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan sebesar Rp 9,77.
Apabila dilihat dari standar nilai rasio yang bernilai minimal 2, maka kemampuan Restoran XYZ untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan dapat dikatakan cukup baik. Berdasarkan nilai yang didapat dapat dilihat adanya kenaikan nilai
Quick Ratio pada saat Restoran XYZ setelah menggunakan fasilitas kredit. Peningkatan nilai rasio ini dipengaruhi oleh naiknya persediaan Restoran XYZ.
Pada tahun 2007 persediaan Restoran XYZ meningkat sebesar Rp 200.000.000,- Peningkatan persediaan ini dipengaruhi dengan adanya penggunaan kredit yang
mana penggunaannya untuk operasional restoran. Pertumbuhan persediaan Restoran XYZ dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Persediaan Restoran XYZ Tahun 2005-2009
Tahun Persediaan
Perubahan Rupiah Pertumbuhan
2005 52.371.469
2006 68.221.822
15.850.353 30
2007 268.221.822
200.000.000 293
2008 295.044.004
26.822.182 10
2009 324.548.405
29.504.400 10
Sumber : Restoran XYZ, 2010
6.2.2. Rasio Leverage
Analisis Leverage dilakukan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban keuangannya, baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Bagi kreditur, tingkat Leverage ini sangat penting karena menunjukkan kemampuan usaha dalam menanggung seluruh beban hutang jika
perusahaan dilikuidasi. Rasio leverage yang diwakili oleh Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset
Ratio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar porsi hutang yang digunakan untuk membiayai perusahaan. Pada Gambar 6 menunjukkan
perkembangan Rasio Leverage dengan menggunakan nilai DER pada periode 2005-2009.
0,66 0,43
0,3 0,4
0,3 0,23
0,08 0,05
0,08 0,05
0,00 0,10
0,20 0,30
0,40 0,50
0,60 0,70
2005 2006
2007 2008
2009 DER
DR
Gambar 6. Rasio Leverage Restoran XYZ tahun 2005-2009 Sumber : Restoran XYZ, 2010
a. Debt to Equity Ratio
Nilai DER pada tahun 2005 dan 2006 adalah sebesar 0,05 dan 0,08. Secara rata-rata nilai DER sebelum menggunakan fasilitas kredit adalah sebesar
0,065. Ini artinya setiap Rp 1 modal Restorann XYZ yang digunakan untuk menjamin seluruh hutang sebesar Rp 0,065.
Setelah menggunakan fasilitas kredit rata-rata nilai DER adalah sebesar 0,46. Ini artinya setiap Rp. 1 modal Restoran XYZ yang digunakan untuk
menjamin seluruh hutang sebesar Rp 0,46. Nilai yang didapat ini menunjukkan bahwa Restoran XYZ mampu menggunakan modal sendiri untuk menjamin
kewajiban perusahaan. Apabila dilihat dari standar nilai rasio yang bernilai maksimal 1, maka
kemampuan Restoran XYZ untuk menjamin seluruh hutang dengan modal dapat dikatakan cukup baik. Berdasarkan nilai yang didapat dapat dilihat adanya
kenaikan DER pada saat Restoran XYZ setelah menggunakan fasilitas kredit. Tren kenaikan dan penurunan DER dipeengaruhi oleh pertumbuhan kewajiban
dan pertumbuhan modal ekuitas. Pada tahun 2007 terjadi peningkatan yang cukup tinggi pada kewajiban Restoran XYZ karena hal ini dipengaruhi oleh
bertambahnya porsi hutang jangka panjang. Pada tahun 2008 dan 2008 terjadi penurunan kewajiban karena porsi hutang telah mulai berangsur turun karena
pembayaran kewajiban kepada bank kreditur. Pertumbuhan kewajiban Restoran XYZ dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Kewajiban Restoran XYZ Tahun 2005-2009
Tahun Total Kewajiban
Perubahan Rupiah Pertumbuhan
2005 24.877.439
2006 45.077.273
20.199.834 81
2007 445.353.126
400.275.853 888
2008 352.636.532
92.716.594 -21
2009 289.011.330
63.625.202 -18
Sumber : Restoran XYZ, 2010
Pertumbuhan modal Restoran XYZ cukup mengalami pertumbuhan yang baik. Pertumbuhan modal equitas ini dipengaruhi juga oleh kenaikan laba
ditahan yang didapat dari penjualan setiap tahunnya. Pertumbuhan modal yang paling tinggi terjadi pada tahun 2007 yang mencapai 27.
Tabel 11. Modal Restoran XYZ Tahun 2005-2009
Tahun Modal
Perubahan Rupiah Pertumbuhan
2005 479.085.252
2006 532.653.593
53.568.341 11
2007 675.413.111
142.759.518 27
2008 812.754.355
137.341.244 20
2009 958.703.430
145.949.075 18
Sumber : Restoran XYZ, 2010
b. Debt to Asset Ratio
Rasio ini menunjukkan banyaknya aktiva yang dibiayai dari pinjaman hutang. Selama tahun 2005 dan 2006 dimana sebelum restoran belum
menggunakan fasilitas kredit nilai Debt to Asset Ratio adalah sebesar 0,05 dan 0,08. Nilai rata-rata rasio pada kedua tahun tersebut adalah sebesar 0,065. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah aktiva yang dibiayai dengan hutang adalah sebesar Rp 0,065.
Nilai Debt to Asset Ratio Restoran XYZ setelah menggunakan fasilitas kredit adalah sebesar 0,40 pada tahun 2007, 0,30 pada tahun 2008 dan 0,23 pada
tahun 2009. Rataan untuk ketiga tahun tersebut adalah sebesar 0,31. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah aktiva yang dibiayai dengan hutang adalah sebesar
Rp 0,31. Apabila dilihat dari standar nilai rasio yang bernilai maksimal 1, maka
kemampuan Restoran XYZ untuk menjamin seluruh hutang dengan menggunakan
aktiva dapat dikatakan cukup baik. Berdasarkan nilai yang didapat dapat dilihat adanya kenaikan DR pada saat Restoran XYZ setelah menggunakan fasilitas
kredit. Peningkatan nilai rasio ini dipengaruhi oleh pertumbuhan aktiva yang cukup tinggi. Aktiva Restoran XYZ mengalami kenaikan yang cukup signifikan
pada tahun 2007. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh kenaikan pada sisi aktiva tetap dan persediaan pada aktiva lancar. Pertumbuhan aktiva Restoran XYZ dapat
dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Aktiva Restoran XYZ Tahun 2005-2009
Tahun Aktiva
Perubahan Rupiah Pertumbuhan
2005 503.962.690
2006 577.730.866
73.768.176 15
2007 1.120.766.237
543.035.371 94
2008 1.165.390.887
44.624.650 4
2009 1.247.714.760
82.323.873 7
Sumber : Restoran XYZ, 2010
6.2.3 Rasio Aktivitas