21
c.3. Peningkatan imunitas tubuh dengan imunisasi BCG
2.8.2 Pencegahan Sekunder
23
Pencegahan sekunder yaitu upaya mencegah keadaan penyakit TB paru yang sudah terjadi untuk tidak menjadi lebih berat. Pencegahan ini ditujukan untuk
menurunkan mortalitas. Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan cara:
a. Penemuan kasus
Penemuan kasus case finding yaitu menemukan kasus atau penderita TB paru secara aktif yaitu mencari penderita TB paru di masyarakat maupun secara pasif
yaitu menunggu penderita TB paru yang datang ke fasilitas puskesmas.
b. Diagnosis TB Paru
31
Penetapan diagnosis TB paru dilakukan dengan berpegangan pada tiga patokan utama. Pertama adalah berdasarkan hasil wawancara dengan pasien tentang
keluhan dan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap pasien tersebut. Kedua, hasil pemeriksaan laboratorium untuk menemukan basil tahan asam BTA. Ketiga,
hasil pemeriksaan rontgen dada yang akan memperlihatkan gambaran paru pada orang yang diperiksa.
Adapun pemeriksaan diagnosis pada TB paru yaitu:
b.1 Pemeriksaan Uji Tuberkulin
Uji tuberkulin dilakukan dengan cara Mountoux test dengan menyuntikkan Tuberkulin yang dipakai yaitu Purified Protein Derivative PPD sebanyak 0,1 ml
yang mengandung 5 unit tuberkulin secara intrakutan pada sepertiga atas permukaan
Universitas Sumatera Utara
22
volar lengan bahwa. Bila dosis 0,1 ml disuntikkan dengan tepat maka terbentuk suatu gelembung. Untuk memperoleh reaksi kulit yang maksimum diperlukan waktu antara
48 sampai 72 jam sesudah penyuntikan. Reaksi harus dibaca dalam periode tersebut, yaitu dalam cahaya yang terang dan posisi lengan bawah sedikit ditekuk. Tes
tuberkulin jika indurasi sebesar 10 mm atau lebih. Hal ini menunjukkan adanya sensitivitas yang berasal dari infeksi dengan basil M. tuberkulosis.
32
b.2 Pemeriksaan Bakteriologis
Pemeriksaan bakteriologis yang paling penting dalam diagnosis tuberkulosis adalah pemeriksaan sputum. Sputum yang baik diperiksa adalah sputum yang kental
dan purulen mucopurulen berwarna hijau kekuning-kuningan dengan volume 3-5 ml tiap pengambilan. Pemeriksaan dahak untuk penegakan diagnosis dilakukan
dengan mengumpulkan 3 dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yaitu SPS sewaktu-pagi-sewaktu. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila dua atau
tiga SPS BTA hasilnya positif. Bila hanya ada satu spesimen positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut dengan foto rontgen.
3
b.3 Pemeriksaan Radiologis
Pada saat ini pemeriksaan radiologis yang paling sering digunakan dalam membantu mendiagnosa TB paru adalah foto toraks. Foto toraks hanya
digunakan pada keadaan tertentu. Kelainan foto toraks biasanya baru terlihat setelah 10 minggu terinfeksi oleh kuman TB. Bila secara klinis ada gejala TB paru, pasti ada
kelainan pada toraks sebaliknya bila secara klinis ada gejala TB paru tetapi foto toraks tidak memperlihatkan kelainan hal ini merupakan tanda kuat bukan TB.
Gambaran radiologi paru yang biasanya di jumpai pada tuberkulosis paru antara lain
Universitas Sumatera Utara
23
kompleks primer dengan atau tanpa perkapuran, pembesaran kelenjar paratrakeal, penyebaran milier, penyebaran bronkogen dan atelektasis.
24
c. Memberikan pengobatan yang adekuat c.1 Prinsip Pengobatan