8
Faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya infeksi adalah:
16
a. Harus ada sumber infeksi.
b. Jumlah basil sebagai penyebab infeksi harus besar.
c. Virulensi yang tinggi dari basil TB.
d. Daya tahan tubuh yang menurun memungkinkan basil berkembang.
2.3.1 Tuberkulosis Paru Primer
Infeksi primer terjadi pada seseorang yang terpapar pertama kali dengan kuman TB. Infeksi ini dapat terjadi dalam paru dan organ lain seperti hidung, tonsil,
usus, kulit, kelenjar parotis, dan konjungtiva. Namun sebagian besar 95 infeksi primer terjadi di dalam paru. Hal ini disebabkan penularan basil TB sebagian besar
melalui udara, masuk melalui saluran pernapasan dan karena jaringan paru mudah terkena infeksi TB susceptible. Setelah kuman TB masuk ke dalam tubuh manusia
melalui pernapasan, kuman TB dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainya seperti bagian paru lain, selaput otak, otak, tulang, hati, ginjal, dan lain-lain melalui
sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, dan saluran napas.
14
TB paru primer adalah peradangan paru yang disebabkan oleh basil TB pada tubuh penderita yang belum pernah mempunyai kekebalan spesifik terhadap basil
tersebut. Tiga ribu droplet nuklei akan dikeluarkan oleh pasien TB BTA positif yang sedang batuk dan berbicara selama 5 menit. Droplet nuklei ini dapat terhirup oleh
orang-orang yang ada di sekitar penderita ini, sampai kejauhan sekitar 3 meter. Kuman TB yang ada dalam droplet nuklei yang terhirup, dapat menembus sistem
mukosilier saluran napas sehingga dapat mencapai dan bersarang di bronkus dan
alveoli.
16
Universitas Sumatera Utara
9
Pada permulaan infeksi, basil TB masuk ke dalam tubuh yang belum mempunyai kekebalan, selanjutnya tubuh mengadakan perlawanan dengan cara yang
umum yaitu melalui infiltrasi sel-sel radang ke jaringan tubuh yang mengandung basil TB. Reaksi tubuh ini disebut reaksi non spesifik yang berlangsung kurang lebih
3-7 minggu. Pada tahap ini tubuh menunjukkan reaksi radang yakni kalor, rubor, tumor, tetapi uji kulit dengan tuberkulin masih negatif.
16
Setelah reaksi radang non spesifik dilampaui, reaksi tubuh memasuki tahap alergis yang berlangsung kurang lebih 3-7 minggu. Pada saat itu sudah terbentuk zat
anti sehingga tubuh dapat menunjukkan reaksi yang khas yaitu peradangan umum ditambah uji kulit dengan tuberkulin yang positif.
17
Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung
kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh. Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TB paru.
Meskipun demikian ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persisten. Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman,
akibatnya dalam beberapa bulan yang bersangkutan akan menjadi penderita TB paru.
18
Menurut Meyer yang dikutip oleh Alsagaff ada 2 jenis TB paru primer, yaitu:
19
a. TB paru primer sederhana simple primary tuberculosis a.1 Terjadi pada 43,5 dari kasus TB.
a.2 Secara radiologis , tidak tampak kelainan. a.3 Uji kulit tuberkulin memberi reaksi positif.
Universitas Sumatera Utara
10
b. Infeksi TB paru primer dengan kelainan radiologis primary infection tuberculosis b.1 Kelainan radiologis berupa pembesaran kelenjar limfe mediastinum.
b.2 Uji kulit tuberkulin, menunjukkan reaksi positif. b.3 Kelainan ini dijumpai pada 18,5.
Umumnya TB paru primer sembuh sendiri, walaupun ada kemungkinan di kemudian hari mengalami kekambuhan dengan proses yang lebih cepat pada organ
lain, yang sumbernya berasal dari TB paru primer tersebut.
19
2.3.2 Tuberkulosis Paru Post Primer