61
Penderita TB paru yang mengalami komplikasi lebih banyak keluhan utamanya batuk hal ini disebabkan karena iritasi bronkus akibat dari infeksi. Batuk
darah pada komplikasi hemoptisi disebabkan pada penderita tuberkulosis terjadi ekspektorasi darah akibat infeksi tuberkulosis yang masih aktif ataupun akibat
kelainan yang ditimbulkan akibat penyakit TB yang telah sembuh. Sedangkan sesak napas pada komplikasi pneumotoraks disebabkan adanya penumpukan cairan di
dalam rongga dada sehingga menyebabkan penderita TB paru sulit untuk bernapas.
21
5.3.2 Tipe Penderita Berdasarkan Komplikasi
Proporsi tipe penderita TB paru berdasarkan komplikasi di RSUD Rantauprapat dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 5.12 Diagram Bar Proporsi Tipe Penderita TB Paru Berdasarkan Komplikasi yang Rawat Inap di RSUD Rantauprapat Tahun
2012
Dari gambar 5.12 dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB paru dengan komplikasi efusi pleura, proporsi tipe penderita tertinggi adalah kambuh 66,1.
66.1 89.5
69.2
33.9
10.5 30.8
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Efusi pleura Hemoptisis
Pneumotoraks
P rop
or si
Komplikasi
Kambuh Lalai
Universitas Sumatera Utara
62
Penderita TB paru dengan komplikasi hemoptisis, tipe penderita tertinggi adalah kambuh 89,5. Sedangkan penderita TB paru dengan komplikasi pneumotoraks, tipe
penderita tertinggi adalah kambuh 69,2. Hasil analisis statistik dengan uji Chi-square diperoleh nilai p0,05 yang
artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara tipe penderita berdasarkan komplikasi.
Hal ini berarti bahwa proporsi tipe penderita TB paru kambuh tidak berbeda secara bermakna pada komplikasi efusi pleura, hemoptisis, pneumotoraks. Demikian
pula dengan tipe penderita TB paru yang lalaiDrop out tidak berbeda secara bermakna pada komplikasi efusi pleura, hemoptisis, dan pneumotoraks.
5.3.3 Kategori pengobatan Berdasarkan Komplikasi
Kategori pengobatan penderita TB Paru berdasarkan komplikasi adalah menggunakan kategori 2. Hal ini dipengaruhi karena tipe penderita TB Paru dengan
komplikasi yaitu kambuh dan lalai. Menurut panduan OAT di Indonesia berdasarkan rekomendasi WHO dan IUATLD Internasional Union Against Tuberculosis and
Lung Disease kategori pengobatan 2 diberikan untuk penderita kambuh, penderita
gagal, dan penderita yang pengobatan lalai.
34
5.3.4 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Komplikasi
Proporsi lama rawatan rata-rata penderita TB berdasarkan komplikasi di RSUD Rantauprapat tahun 2012 dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
63
Gambar 5.13 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Penderita TB Paru Berdasarkan Komplikasi yang Rawat Inap di RSUD
Rantauprapat Tahun 2012
Berdasarkan gambar 5.13 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita TB paru dengan komplikasi efusi pleura 5,1 5 hari, hemoptisis 3,74 4
hari, pneumotoraks 4,69 5 hari. Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis diperoleh p0,05 artinya tidak ada
perbedaan bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan komplikasi. Hal ini berarti bahwa proporsi penderita tuberkulosis paru dengan komplikasi
efusi pleura, hemoptisis, pneumotoraks tidak berbeda secara bermakna berdasarkan lama rawatan rata-rata.
5.3.5 Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Komplikasi