19
Berdasarkan hasil penelitian Syamsuardi di Puskesmas Muaro Patti Kecamatan Kapur IX 2008 ditemukan bahwa ada pengaruh jenis kelamin terhadap
kejadian TB paru dimana perempuan beresiko 0,425 kali lebih kecil untuk terinfeksi TB paru dibandingkan dengan laki-laki OR=0,425;95 CI 0,201-0,901.
27
a.3 Status Gizi
Keadaan malnutrisi atau kekurangan kalori, protein, vitamin, akan mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang sehingga rentan terhadap berbagai macam
penyakit termasuk TB paru. Faktor ini merupakan salah satu faktor penting penyebaran TB paru khususnya di negara miskin.
23
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Rusnoto, dkk di BP4 Pati Semarang 2006 ditemukan bahwa status gizi buruk memiliki resiko 5, 113 kali OR
5,113;95 CI 1,364-19,165 untuk terinfeksi TB paru dibanding orang dengan status gizi baik.
28
b. Agent
TB paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis dan untuk menjadi sakit dipengaruhi oleh jumlah bakteri yang mempunyai kemampuan mengadakan
terjadinya infeksi, serta virulensi dari bakteri itu sendiri.
15,29
c. Lingkungan
c.1 Kepadatan hunian
Kepadatan merupakan pre-requisite untuk proses penularan penyakit. Semakin padat hunian, maka perpindahan penyakit, khususnya penyakit yang
ditularkan lewat udara akan semakin mudah dan cepat. Resiko untuk terkena TB paru
Universitas Sumatera Utara
20
lebih tinggi pada penduduk yang tinggal di rumah yang tidak memenuhi syarat dari pada yang memenuhi syarat.
30
c.2 Ventilasi
Ventilasi rumah berfungsi untuk menjaga agar sirkulasi udara didalam rumah tetap segar sehingga dapat terbebas dari bakteri patogen. Luas ventilasi rumah
alamiah yang permanen adalah 10 dari luas lantai.
c.3 Kelembaban
Kelembaban merupakan media yang baik untuk berkembangnya bakteri patogen salah satunya bakteri : M, tuberculosis. Kelembaban udara yang baik untuk
rumah sehat adalah 50-70.
26
2.8 Pencegahan
2.8.1 Pencegahan Primer
13
Pencegahan primer adalah upaya awal pencegahan TB paru sebelum seseorang menderita TB paru. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan cara:
a. Meningkatkan kesehatan lingkungan a.1. Mengurangi tingkat kepadatan hunianover crowding
a.2. Melengkapi perumahan dengan ventilasi yang cukup b. Pendidikan dan promosi kesehatan masyarakat dengan menghimbau bahwa
meludah sembarangan memperbesar resiko penyebaran kuman TB paru. c. Meningkatkan daya tahan tubuh
c.1. Mengkonsumsi makanan mengandung zat yang bergizi c.2. Istirahat yang cukup dan olahraga teratur
Universitas Sumatera Utara
21
c.3. Peningkatan imunitas tubuh dengan imunisasi BCG
2.8.2 Pencegahan Sekunder
23
Pencegahan sekunder yaitu upaya mencegah keadaan penyakit TB paru yang sudah terjadi untuk tidak menjadi lebih berat. Pencegahan ini ditujukan untuk
menurunkan mortalitas. Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan cara:
a. Penemuan kasus
Penemuan kasus case finding yaitu menemukan kasus atau penderita TB paru secara aktif yaitu mencari penderita TB paru di masyarakat maupun secara pasif
yaitu menunggu penderita TB paru yang datang ke fasilitas puskesmas.
b. Diagnosis TB Paru
31
Penetapan diagnosis TB paru dilakukan dengan berpegangan pada tiga patokan utama. Pertama adalah berdasarkan hasil wawancara dengan pasien tentang
keluhan dan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap pasien tersebut. Kedua, hasil pemeriksaan laboratorium untuk menemukan basil tahan asam BTA. Ketiga,
hasil pemeriksaan rontgen dada yang akan memperlihatkan gambaran paru pada orang yang diperiksa.
Adapun pemeriksaan diagnosis pada TB paru yaitu:
b.1 Pemeriksaan Uji Tuberkulin