52 Berdasarkan data pada Tabel 13, batas normal kehilangan tomat yang
ditetapkan oleh perusahaan adalah 30 kg per periode. Penetapan angka batas normal ini berdasarkan rata-rata kehilangan produksi sebesar 0,75 persen pada
setiap periode produksi. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai Z sebesar 1,49. Angka menunjukkan bahwa nilai tersebut berada pada sebelah kanan kurva
distribusi normal. Apabila nilai Z ini dipetakan pada Tabel distribusi Z, maka akan menunjukkan nilai 0,068. Angka ini menunjukkan probababilitas sumber
risiko yang disebabkan human error adalah 6,80 persen. Angka ini memiliki arti bahwa kemungkinan kehilangan produksi tomat yang melebihi 30 kg adalah 6,80
persen. Kehilangan produksi yang disebabkan oleh sumberdaya manusia ini disebabkan kesalahan pada saat pemupukan. Pemupukan yang dekat dengan
tanaman menyebakan kematian pada tanaman. Penanggungjawab produksi selalu mengingatkan tenaga kerjanya bagaimana pemupukan yang benar, tapi pada
kenyataannya masih ada yang tidak melaksanakan dengan baik. Ciri-ciri tanaman yang mati karena kesalahan pemupukan adalah pangkal tanaman tersebut akan
lunak dan menyebabkan tanaman mati.
6.3 Analisis Dampak Risiko Produksi
Sumber-sumber risiko produksi tomat cherry yang sudah teridentifikasi pada PD Pacet Segar memiliki dampak negatif bagi perusahaan. Dampak negatif
yang dirasakan oleh perusahaan adalah berupa kerugian finansial yang disebabkan oleh sumber-sumber risiko yang dapat dihitung berdasarkan nilai rupiah sebagai
mata uang negara Indonesia. Apablia terjadi risiko produksi yang diakibakan oleh sumber-sumber risiko tersebut, maka dapat dilakukan perkiraan kerugian.
Perkiraan kerugian tersebut tidak 100 persen sesuai dengan kejadian di lapangan. Oleh karena ini dibutuhkan penetapan besarnya kerugian dengan suatu tingkat
keyakinan. Perhitungan dampak risiko produksi tomat cherry dilakukan dengan
metode Value at Risk VaR. Perhitungan yang dilakukan menggunakan tingkat keyakinan 95 persen dan sisanya 5 persen adalah error. Proses perhitungannya
dapat dilihat pada Lampiran. Tujuan dilakukan perhitungan dampak dari masing- masing sumber risiko ini adalah untuk mengetahui perkiraan kerugian yang
diderita oleh pihak perusahaan. Data yang digunakan dalam perhitungan ini
53 adalah data produksi 10 periode terakhir Mei 2010
– Februari 2012 dan hasil pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak perusahaan. Pihak perusahaan
yang saya wawancara adalah pimpinan perusahaan selaku pembuat keputusan dan penanggung jawab produksi.
Urutan hasil perhitungan analisis dampak risiko produksi tomat cherry pada PD Pacet Segar berdasarkan masing-masing sumber risiko dari urutan
terbesar adalah perubahan cuaca, kualitas bibit, penyakit, hama, dan sumber daya manusia. Berikut pemaparan dari hasil perhitungan tersebut.
Analisis dampak risiko produksi VaR yang disebabkan oleh perubahan cuaca dalam 10 periode terakhir adalah Rp 9.722.492,00 dengan tingkat
keyakinan 95 persen. Hasil analisis perhitungan dampak risiko produksi yang disebabkan oleh perubahan cuaca dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 13 Analisis Dampak Sumber Risiko Perubahan Cuaca No
Waktu Kehilangan
Produksi Tomat kg
Harga Jual
Rp Kerugian
Rp
1 Mei - Agustus 2010
718 7.500
5.385.000 2
Juli - Oktober 2010 132
7.500 992.000
3 September - Desember 2010
1.066 7.500
7.998.000 4
November 2010 - Februari 2011 1.756
7.500 13.167.000 5
Januari - April 2011 1.762
8.000 14.096.000 6
Maret - Juni 2011 1.027
8.000 8.215.467
7 Mei - Agustus 2011
399 8.000
3.188.267 8
Juli - Oktober 2011 61
8.000 484.267
9 September - Desember 2011
740 8.500
6.287.733 10 November 2011 - Februari 2012
1.425 8.500 12.114.200
TOTAL 71.927.933
Rata - Rata 7.192.793
Standar Deviasi 4.862.984
Nilai Z α = 5 1,645
VaR 9.722.492
Berdasarkan data pada Tabel 14, dapat dilihat besarnya nilai VaR adalah Rp 9.722.492,00. Nilai VaR ini berarti kerugian maksimal yang diderita oleh
perusahaan akibat adanya pengaruh perubahan cuaca. Namun ada kemungkinan sebesar 5 persen perusahaan menderita kerugian lebih besar dari Rp 9.722.492,00.
Pada periode empat, lima, dan sepuluh, dampak kerugian yang disebabkan oleh
54 perubahan cuaca relatif tinggi dibandingkan periode lainnya, hal ini disebabkan
pada periode ini curah hujan sangat tinggi dan tidak menentu, sehingga banyak tanaman tomat yang rusak diakibatkan hujan dan angin kencang. Sebaliknya pada
periode dua dan delapan Juli – Oktober, dampak risiko yang disebabkan oleh
perubahan iklim relatif kecil dibandingkan dengan periode lainnya. Hal ini disebabkan karena pada periode ini kondisi cuaca relatif stabil, sehingga risiko
yang disebabkan oleh perubahan cuaca sangat kecil. Analisis dampak risiko produksi VaR yang disebabkan oleh kualitas
bibit dalam 10 periode terakhir adalah Rp 4.391.618,00 dengan tingkat keyakinan 95 persen. Hasil analisis perhitungan dampak risiko produksi yang disebabkan
oleh kualitas bibit dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 14 Analsis Dampak Sumber Risiko Kualitas Bibit No
Waktu Kehilangan
Produksi Tomat kg
Harga Jual
Rp Kerugian
Rp
1 Mei - Agustus 2010
- 7.500
- 2
Juli - Oktober 2010 -
7.500 -
3 September - Desember 2010
235 7.500
1.762.500 4
November 2010 - Februari 2011 380
7.500 2.847.000
5 Januari - April 2011
979 8.000
7.829.333 6
Maret - Juni 2011 115
8.000 917.867
7 Mei - Agustus 2011
- 8.000
- 8
Juli - Oktober 2011 -
8.000 -
9 September - Desember 2011
413 8.500
3.509.933 10 November 2011 - Februari 2012
1.099 8.500
9.343.200 TOTAL
26.209.833 Rata - Rata
2.620.983 Standar Deviasi
3.403.793 Nilai Z α = 5
1,645 VaR
4.391.618 Berdasarkan data pada Tabel 15, dapat dilihat besarnya nilai VaR adalah
Rp 4.391.618,00. Nilai VaR ini berarti kerugian maksimal yang diderita oleh perusahaan akibat danya pengaruh kualitas bibit. Namun ada kemungkinan
sebesar 5 persen perusahaan menderita kerugian lebih besar dari Rp 4.391.618,00. Pada periode satu, dua, tujuh, dan delapan perusahaan tidak mengalami dampak
kerugian yang disebabkan oleh kualitas bibit, karena pada musim ini produktivitas
55 tanaman tomat berkisar dibatas ambang normal, yaitu antara 1,5
– 2,5 kgtanaman. Metode perhitungan dampak kerugian yang disebabkan oleh kualitas bibit adalah
total risiko produksi dikurangi risiko yang disebabkan perubahan cuaca, penyakit, hama, dan sumber daya manusia. Setelah didapatkan maka dikaliakan dengan
harga yang berlaku pada saat itu. Analisis dampak risiko produksi VaR yang disebabkan oleh penyakit
dalam 10 periode terakhir adalah Rp 2.801.957,00 dengan tingkat keyakinan 95 persen. Hasil analisis perhitungan dampak risiko produksi yang disebabkan oleh
penyakit dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 15 Analisis Dampak Sumber Risiko Penyakit No
Waktu Kehilangan
Produksi Tomat kg
Harga Jual
Rp Kerugian
Rp
1 Mei - Agustus 2010
376 7.500
2.823.000 2
Juli - Oktober 2010 109
7.500 815.000
3 September - Desember 2010
322 7.500
2.412.000 4
November 2010 - Februari 2011 333
7.500 2.496.000
5 Januari - April 2011
363 8.000
2.906.667 6
Maret - Juni 2011 313
8.000 2.506.667
7 Mei - Agustus 2011
169 8.000
1.349.333 8
Juli - Oktober 2011 15
8.000 119.467
9 September - Desember 2011
299 8.500
2.544.333 10 November 2011 - Februari 2012
482 8.500
4.093.600 TOTAL
22.066.067 Rata - Rata
2.206.607 Standar Deviasi
1.144.477 Nilai Z α = 5
1,645 VaR
2.801.957 Berdasarkan data pada Tabel 16, dapat dilihat besarnya nilai VaR adalah
Rp 2.801.957,00. Nilai VaR ini berarti kerugian maksimal yang diderita oleh perusahaan akibat adanya pengaruh penyakit yang menyerang tanaman tomat.
Namun ada kemungkinan sebesar 5 persen perusahaan menderita kerugian lebih besar dari Rp 2.801.957,00. Pada periode dua dan delapan, dampak risiko yang
disebababkan oleh penyakit relatif lebih kecil dibandingkan periode lainnya. Hal ini disebabkan pada musim ini curah hujan relatif stabil, sehingga tanaman yang
terjangkit penyakit juga sedikit, karena salah satu faktor penyebab tanaman
56 terserang penyakit adalah perubahan cuaca. Namun pada periode sepuluh
November 2011 – Februari 2012 dampak risiko yang disebabkan oleh penyakit
sangat besar, yaitu sebesar Rp 4.093.600,00 , hal ini disebabkan karena pada periode ini curah hujan sangat tinggi, sehingga menyebabkan lahan menjadi
lembab dan tanaman mudah terserang penyakit, khususnya penyakit layu fusarium.
Analisis dampak risiko produksi VaR yang disebabkan oleh hama dalam 10 periode terakhir adalah Rp 2.280.154,00 dengan tingkat keyakinan 95 persen.
Hasil analisis perhitungan dampak risiko produksi yang disebabkan oleh hama dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 16 Analisis Dampak Sumber Risiko Hama No
Waktu Kehilangan
Produksi Tomat kg
Harga Jual
Rp Kerugian
Rp
1 Mei - Agustus 2010
254 7.500
1.905.000 2
Juli - Oktober 2010 96
7.500 720.000
3 September - Desember 2010
258 7.500
1.935.000 4
November 2010 - Februari 2011 236
7.500 1.770.000
5 Januari - April 2011
334 8.000
2.672.000 6
Maret - Juni 2011 353
8.000 2.824.000
7 Mei - Agustus 2011
223 8.000
1.784.000 8
Juli - Oktober 2011 26
8.000 208.000
9 September - Desember 2011
164 8.500
1.394.000 10 November 2011 - Februari 2012
350 8.500
2.975.000 TOTAL
18.187.000 Rata - Rata
1.818.700 Standar Deviasi
887.080 Nilai Z α = 5
1,645 VaR
2.280.154 Berdasarkan data pada Tabel 17, dapat dilihat besarnya nilai VaR adalah
Rp 2.280.154,00. Nilai VaR ini berarti kerugian maksimal yang diderita oleh perusahaan akibat adanya pengaruh hama yang menyerang tanaman tomat.
Namun ada kemungkinan sebesar 5 persen perusahaan menderita kerugian lebih besar dari Rp 2.280.154,00. Sama seperti dampak risiko yang disebabkan oleh
perubahan cuaca dan penyakit, dampak risiko yang disebabkan oleh hama pada periode dua dan delapan memiliki dampak yang relatif kecil, karena cuaca relatif
57 stabil. Perubahan cuaca merupakan salah satu penyebab tanaman terserang hama,
karena hama tanaman tomat suka terhadap kondisi lembab. Beda halnya dengan periode sepuluh, curah hujan pada periode sangat tinggi, sehingga tanaman tomat
banyak yang terserang hama seperti hama busuk daun dan busuk buah. Analisis dampak risiko produksi VaR yang disebabkan oleh sumber daya
manusia dalam 10 periode terakhir adalah Rp 198.339,00 dengan tingkat keyakinan 95 persen. Hasil analisis perhitungan dampak risiko produksi yang
disebabkan oleh sumber daya manusia dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 17. Analisis Dampak Sumber Risiko Sumber Daya Manusia No
Waktu Kehilangan
Produksi Tomat kg
Harga Jual
Rp Kerugian
Rp
1 Mei - Agustus 2010
22 7.500
165.000 2
Juli - Oktober 2010 26
7.500 195.000
3 September - Desember 2010
24 7.500
180.000 4
November 2010 - Februari 2011 28
7.500 210.000
5 Januari - April 2011
22 8.000
176.000 6
Maret - Juni 2011 24
8.000 192.000
7 Mei - Agustus 2011
28 8.000
224.000 8
Juli - Oktober 2011 12
8.000 96.000
9 September - Desember 2011
24 8.500
204.000 10 November 2011 - Februari 2012
18 8.500
153.000 TOTAL
1.795.000 Rata - Rata
179.500 Standar Deviasi
36.216 Nilai Z α = 5
1,645 VaR
198.339 Berdasarkan data pada Tabel 18, dapat dilihat besarnya nilai VaR adalah
Rp 198.339,00. Nilai VaR ini berarti kerugian maksimal yang diderita oleh perusahaan akibat adanya kesalahan sumber daya manusia dalam melaksanakan
budidaya tomat cherry. Namun ada kemungkinan sebesar 5 persen perusahaan menderita kerugian lebih besar dari Rp 198.339,00. Dampak kerugian yang
disebabkan oleh sumber risiko sumber daya manusia jauh lebih kecil dibandingkan sumber risiko yang lainnya. Walaupun dampak kerugiannya kecil,
namun selalu ada disetiap periode, sehingga berdasarkan hasil diskusi dengan
58 pihak perusahaan, sumber daya manusia termasuk salah satu sumber risiko
produksi.
Setelah dampak masing-masing sumber risiko diperoleh, maka nilai VaR akan lebih memiliki makna apabila diplotkan ke dalam peta risiko. Hal ini
bertujuan untuk mempermudah pihak manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan dalam penanganan risiko produksi. Perbandingan nilai VaR untuk
masing-masing sumber risiko produksi dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 18. Dampak dari Masing-Masing Sumber Risiko Produksi No
Sumber Risiko Nilai VaR dampak Rp
1 Perubahan cuaca
9.722.492 2
Kualitas bibit 4.391.618
3 Penyakit
2.801.957 4
Hama 2.280.154
5 Sumber daya manusia
198.339 Berdasarkan data pada Tabel 19, dapat dilihat besarnya dampak dari
masing-masing sumber risiko produksi. Setelah diketahui nilai VaR untuk masing-masing sumber risiko, maka sebelum dilakukan penanganan terhadap
masing-masing risiko produksi dilakukanlah pembuatan peta risiko. Pembuatan peta risiko ini bertujuan untuk menunjukkan posisi dari sumber risiko sehingga
strategi penanganan lebih efektif.
6.4 Pemetaan Risiko Produksi