Analisis Dampak Risiko Pemetaan Risiko

25

2. Menghitung nilai standar deviasi dari kejadian berisiko

� = �� − � � �=1 � − 1 Dimana: s = Standar deviasi dari kejadian berisiko xi = nilai per periode dari kejadian berisiko = Nilai rata-rata dari kejadian berisiko n = Jumlah data

3. Menghitung z-score

� = � − � � Dimana: z = Nilai z-score dari kejadian berisiko x = Batas risiko yang dianggap masih dalam taraf normal = Nilai rata-rata dari kejadian berisiko s = Standar deviasi dari kejadian berisiko Jika hasil z-score yang diperoleh bernilai negatif, maka nilai tersebut berada di sebelah kiri nilai rata-rata pada kurva distribusi normal dan sebaliknya jika nilai z=score positif, maka nilai tersebut berada di sebelah kanan kurva distribusi z normal.

4. Mencari probabilitas terjadinya risiko produksi

Setelah nilai z-score dari budidaya tomat cherry diketahui, maka selanjutnya dapat dicari probabilitas terjadinya risiko produksi yang diperoleh dari Tabel distribusi z normal sehingga dapat diketahui berapa persen kemungkinan terjadinya keadaan dimana produksi tomat cherry yang mendatangkan kerugian.

4.4.3 Analisis Dampak Risiko

Metode yang paling efektif digunakan dalam mengukur dampak risiko adalah VaR Value at Risk. VaR adalah kerugian terbesar yang mungkin terjadi dalam rentang waktu tertentu yang diprediksikan dengan tingkat kepercayaan tertentu. Penggunaan VaR dalam mengukur dampak risiko hanya dapat dilakukan apabila terdapat data historis sebelumnya. Analisis ini dilakukan untuk mengukur dampak dari risiko pada kegiatan budidaya tomat cherry. kejadian yang dianggap merugikan berupa penurunan produksi sebagai akibat dari terjadinya sumber- sumber risiko. Dalam menghitung VaR terlebih dahulu dihitung jumlah penurunan 26 produksi tomat cherry setiap periode. Jumlah penurunan tersebut dari batas normal kemudian dikalikan dengan harga yang terjadi pada periode yang sama dan dikali berat rata-rata yang terjadi pada periode yang sama. Setelah didapat angka kerugian dari masing-masing periode kemudian dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya, setelah itu dicarai berapa besar nilai standar deviasi atau penyimpangan. Proses terakhir menetapkan batas toleransi kevalidan dan mencari nilai VaR. Nilai VaR dapat dihitung dengan rumus berikut : Kountur 2006. ��� = � + � � � Dimana: VaR = Dampak kerugian yang ditimbulkan oleh kejadian berisiko = Nilai rata-rata kerugian akibat kejadian berisiko z = Nilai z yang diambil dari tabel distribusi normal dengan alfa 5 s = Standar deviasi kerugian akibat kejadian berisiko n = Banyaknya kejadian berisiko

4.4.4 Pemetaan Risiko

Menurut Kountur 2006, sebelum dapat menangani risiko, hal yang terlebih dahulu perlu dilakukan adalah membuat peta risiko. Peta risiko adalah gambaran mengenai posisi risiko pada suatu peta dari dua sumbu, yaitu sumbu vertikal yang menggambarkan probabilitas dan sumbu horizontal yang menggambarkan dampak, ataupun sebaliknya. Contoh layout peta risiko dapat dilihat pada Gambar 6. Besar Kecil Kecil Besar Gambar 6. Peta Risiko Sumber : Kountur 2006 Probabilitas Kuadran 1 Kuadran 4 Kuadran 3 Kuadran 2 Dampak Rp 27 Probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dibagi menjadi dua bagian, yaitu besar dan kecil. Dampak risiko juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu besar dan kecil. Batas antara probabilitas atau kemungkinan besar dan kecil ditentukan oleh manajemen, tetapi pada umumnya risiko yang probabilitasnya 20 persen atau lebih dianggap sebagai kemungkinan besar, sedangkan kurang dari 20 persen dianggap sebagai kemungkinan kecil Kountur 2006.

4.4.5 Penanganan Risiko