Makanan Pendamping ASI MP ASI

8. jangan terburu-buru dalam memberi makan, terutama makanan padat 9. berikan makanan pada saat anak lapar Terdapat tanda-tanda bayi yang siap menerima makanan padat. Tanda- tandanya adalah sebagai berikut Prabantini, 2010: pertama, bayi sudah mulai memasukkan jari ke mulut dan mengunyahnya. Kedua, berat badan bayi sudah mencapai dua kali lipat berat lahir. Lalu, bayi sudah merespon dan membuka mulut saat disuapi. Keempat, hilangnya refleks menjulurkan lidah. Tanda yang kelima adalah bayi lebih tertarik pada makanan dibandingkan botol susu atau puting ibu. Keenam, bayi rewel atau gelisah, padahal sudah diberi ASI atau susu fomrula sebanyak 4-5 kali sehari. Ketujuh, bayi sudah dapat duduk disangga dan dapat megontrol kepalanya pada posisi tegak dengan baik. Tanda yang terkahir adalah, keingintahuannya terhadap makanan semakin besar. Pemberian MPASI untuk bayi selain memberi nutrisi juga dapat melatih motorik bayi dalam memegang makanannya. Metode ini disebut sebagai Baby- led Weaning BLW. Metode BLW ini artinya tidak memberikan MPASI berbentuk kental yang disuapkan pada bayi, melainkan memberikan kesempatan pada bayi untuk memgang dan menyuap makanannya sendiri Sitompul, 2012.

C. Susu Formula

Susu formula dapat diberikan kepada bayi dengan alasan tertentu yang tepat. Contohnya, apabila sang ibu mengalami infeksi di bagian puting payudaranya. Agar bayi tidak tertular penyakit infeksi yang diderita ibu maka ASI dapat diganti dengan susu formula. Susu formula yang beredar di pasaran sangat bermacam-macam kandungan gizinya. Ada yang mengandung Omega 3, DHA, AAARA, prebiotik FOS, laktoferin, laktulosa, dan lain-lain. Semua ini memberi manfaat lebih bagi kesehatan bayi dan anak. Untuk bayi dengan kondisi tertentu, sebaiknya pemilihan susu formula dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter spesialis anak atau ahli gizi K.D, 2007. Sebagian besar susu formula untuk bayi terbuat dari susu sapi atau kedelai. Kecuali pada keadaan yang sangat langka. Susu formula yang ditambah zat besi adalah yang terbaik. Susu formula yang rendah kandungan zat besinya dianjurkan pada keadaan yang langka seperti hiperfenemia cadangan zat besi berlebihan. Penggunaan susu rendah zat besi menjadikan anak berisiko terkena anemia dan skor uji kognitif yang rendah pada usia lima tahun Simkin, Whalley, and Keppler, 2010. Secara umum, susu formula dapat dikelompokkan menjadi susu formula awal, susu formula lanjutan, susu formula growing up, dan susu formula khusus. Susu formula awal yaitu untuk bayi berumur 0-6 bulan. Susu formula lanjutan yaitu untuk bayi berumur 6-12 bulan. Susu formula growing up untuk anak berusia diatas satu tahun. Susu formula khusus antara lain susu formula prematur, susu rendah atau bebas laktosa, susu formula kedelai, susu formula hipoalergenik, dan lain-lain Nasar, Hendarto, dan Muaris, 2005. Susu formula awal dibuat dengan bahan dasar susu sapi dengan komposisi zat gizi yang mendekati ASI tetapi tidak sama dengan ASI. Ada beberapa produk yang menyebutkan bahwa susu ini juga dapat dikonsumsi bayi sampai berumur satu tahun, karena kebutuhan bayi diatas enam bulan tidak jauh beda dengan bayi berumur dibawah enam bulan. Sedikit perbedaan hanya pada kebutuhan protein dengan kandungan wheycasein: 6040 dan beberapa vitamin dan mineral Nasar, Hendarto, dan Muaris, 2005. Menurut Wong Hockenberry 2009, ada perbedaan bermakna antara susu sapi dengan ASI. Susu sapi mengandung lebih banyak protein whey dan casein dibanding ASI. Presentase whey dan casein dalam susu sapi melebihi kadar kebutuhan bayi. Protein casein yang berlebihan dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan keju keras dan besar. Bayi yang diberi whey dan casein sesuai dengan kebutuhannya, seperti pada ASI, maka pengosongan lambung lebih cepat. Susu formula lanjutan komposisinya tidak jauh beda dengan susu formula awal. Hanya saja pada kandungan protein, vitamin, dan mineralnya sedikit lebih tinggi yang disebabkan karena kebutuhan bayi juga bertambah Muaris, 2009. Susu formula kedelai dibuat dengan komposisi sama dengan susu sapi, kecuali karbohidrat dan proteinnya. Biasanya susu kedelai diberikan untuk bayi yang mengalami kelainan metabolisme bawaan seperti ketidakmampuan mencerna laktosa karena kekurangan enzim, dan bayi yang mengalami diare akut yang disertai gangguan mencerna laktosa sekunder. Susu kedelai ini juga dapat menjadi alternatif untuk bayi yang alergi dengan susu sapi. Kekurangan susu formula ini adalah rasanya yang tidak seenak susu sapi Nasar, Hendarto, dan Muaris, 2005. Susu formula untuk bayi prematur penggunaannya harus dengan petunjuk dokter. Karena fungsi saluran cerna bayi prematur belum sempurna. Oleh karena itu, susu formula ini dibuat dengan merubah bentuk karbohidrat, protein dan lemak menjadi bentuk yang lebih mudah dicerna oleh bayi. Selain itu, kandungan energi yang terdapat dalam susu ini dibuat lebih tinggi dari formula bayi cukup bulan Nasar, Hendarto, dan Muaris, 2005. Pada referensi lain ada yang mengelompokkan jenis susu formula menjadi tiga jenis, yaitu starting formula, follow up formula, dan special formula. Starting formula yaitu untuk bayi berusia 0-6 bulan. Susu jenis ini dibagi menjadi dua macam, yaitu complete starting formula dan adapted starting formula. Complete starting formula untuk bayi lahir tanpa ada syarat khusus. Adapted starting formula untuk bayi yang lahir dengan pertimbangan khusus untuk fisiologisnya dengan syarat rendah mineral, digunakan lemak tumbuhan sebagai sumber energi, dan susunan zat gizi yang mendekati ASI K.D, 2007. Follow up formula untuk bayi berumur 6-12 bulan. Spesial formula disebut juga formula edit. Formula edit ini terdiri dari empat macam susu, yaitu susu bebas laktosa untuk bayi yang pencernaannya tidak tahan terhadap laktosa, susu dengan protein hidrolisate dan lemak sederhana untuk bayi dengan diare akut atau kronis, susu formula bayi prematur dan BBLR, dan susu penambah energi sebagai menu tambahan. Susu penambah energi juga dapatanya diberikan untuk anak yang sulit makan dan nafsu makannya kurang K.D, 2007.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KABUPATEN MERAUKE

0 4 72

Hubungan antara pemberian asi eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi umur 0 6 bulan di puskesmas gilingan kecamatan Banjarsari Surakarta

0 6 40

PERBANDINGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI BERUSIA 0-6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG DIBERI Perbandingan Kejadian Diare Pada Bayi Berusia 0-6 Bulan Yang Diberi Asi Eksklusif Dengan Yang Diberi Tidak Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Grog

0 2 16

PERBANDINGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI BERUSIA 0-6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG DIBERI Perbandingan Kejadian Diare Pada Bayi Berusia 0-6 Bulan Yang Diberi Asi Eksklusif Dengan Yang Diberi Tidak Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Grog

0 3 15

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT PADA BAYI USIA 1-6 BULAN Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Diare Akut Pada Bayi Usia 1-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit Surakarta.

1 2 14

PENDAHULUAN Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Diare Akut Pada Bayi Usia 1-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit Surakarta.

0 2 4

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Diare Akut Pada Bayi Usia 1-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit Surakarta.

0 2 4

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT PADA BAYI USIA 1-6 BULAN Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Diare Akut Pada Bayi Usia 1-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit Surakarta.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 4 – 6 BULAN.

0 0 6

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN I SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2010

0 1 6