Susu Formula TINJAUAN PUSTAKA

Susu formula untuk bayi prematur penggunaannya harus dengan petunjuk dokter. Karena fungsi saluran cerna bayi prematur belum sempurna. Oleh karena itu, susu formula ini dibuat dengan merubah bentuk karbohidrat, protein dan lemak menjadi bentuk yang lebih mudah dicerna oleh bayi. Selain itu, kandungan energi yang terdapat dalam susu ini dibuat lebih tinggi dari formula bayi cukup bulan Nasar, Hendarto, dan Muaris, 2005. Pada referensi lain ada yang mengelompokkan jenis susu formula menjadi tiga jenis, yaitu starting formula, follow up formula, dan special formula. Starting formula yaitu untuk bayi berusia 0-6 bulan. Susu jenis ini dibagi menjadi dua macam, yaitu complete starting formula dan adapted starting formula. Complete starting formula untuk bayi lahir tanpa ada syarat khusus. Adapted starting formula untuk bayi yang lahir dengan pertimbangan khusus untuk fisiologisnya dengan syarat rendah mineral, digunakan lemak tumbuhan sebagai sumber energi, dan susunan zat gizi yang mendekati ASI K.D, 2007. Follow up formula untuk bayi berumur 6-12 bulan. Spesial formula disebut juga formula edit. Formula edit ini terdiri dari empat macam susu, yaitu susu bebas laktosa untuk bayi yang pencernaannya tidak tahan terhadap laktosa, susu dengan protein hidrolisate dan lemak sederhana untuk bayi dengan diare akut atau kronis, susu formula bayi prematur dan BBLR, dan susu penambah energi sebagai menu tambahan. Susu penambah energi juga dapatanya diberikan untuk anak yang sulit makan dan nafsu makannya kurang K.D, 2007.

D. Bayi

Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, dan pada pasca neonatus bayi akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat Perry Potter, 2005. Masa bayi dibagi menjadi dua tahap perkembangan. Tahap pertama 1- 12 bulan dan tahap kedua 1-2 tahun. Pertumbuhan pada bayi dapat dilihat dari pertumbuhan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, gigi, dan organ- organ tubuh Hidayat, 2008. Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada hari ke-10. Berat badan menjadi 2x berat badan lahir saat bayi berumur lima bulan dan menjadi 3x berat badan lahir saat berumur satu tahun Soetjiningsih, 2007. Pada umumnya tinggi badan rata-rata waktu lahir adalah 50 cm. Pada usia 0-6 bulan bayi akan mengalami penambahan tinggi badan sekitar 2,5 cm setiap bulannya. Pada usia 6-12 bulan mengalami penambahan tinggi badan hanya sekitar 1,25 cm setiap bulannya Hidayat, 2008. Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata 34 cm. Pada anak umur 6 bulan lingkar kepala rata-ratanya adalah 44 cm, dan saat umur 12 bulan lingkar kepalanya menjadi 47 cm. Pertumbuhan kepala mengikuti pertumbuhan otak, demikian pula sebaliknya. Berat otak bayi pada saat lahir adalah 14 berat otak dewasa, tetapi jumlah selnya sudah mencapai 23 jumlah sel otak orang dewasa. Pertumbuhan gigi pertama pada bayi adalah sekitar usia 5-9 bulan. Pada umur satu tahun sebagian besar anak mempunyai 6-8 gigi susu Soetjiningsih, 2007. Sejak lahir, bayi sudah mengalami pertumbuhan organ-organ tubuhnya. Secara umum bayi memiliki empat pola pertumbuhan organ, yaitu: pola umum, pols neural, pola limfoid, dan pola genital. Pertumbuhan yang mengikuti pola umum adalah tulang panjang, otot skelet, sistem pencernaan, pernafasan, peredaran darah, dan volume darah. Pertumbuhan jaringan limfoid mencapai maksimum sebelum adolesensi. Organ-organ reproduksi mengikuti pola genital, dimana pertumbuhannya lambat pada pra-remaja, kemudian disusul pacu tumbuh adolesen yang pesat Soetjiningsih, 2007. Perkembangan motorik halus pada usia 1-4 bulan adalah dapat melakukan hal-hal seperti memegang suatu objek, mengikuti objek dari sisi ke sisi, mencoba memgang dan memasukkan benda ke dalam mulut, memegang benda tapi terlepeas, memerhatikan tangan dan kaki, memegang benda dengan kedu tangan, serta menahan benda di tangan walaupun hanya sebentar. Saat usia 4-8 bulan, bayi sudah isa menggunkan ibu jari dan telunjuk untuk memegang, mampu menahan kedua benda di kedua tangan secara simultan, menggunakan bahu dan tangan sebagai satu kesatuan, serta memindahkan objek dari satu tangan ke tangan yang lain. Usia 8-12 bulan perkembangan motorik halus adalah mencari atau meraih benda kecil, bila diberi kubus mampu memindahkan, mengambil, memegang dengan telunjuk dan ibu jari, membenturkannya, serta meletakkan benda atau kubus ke tempatnya Hidayat, 2008. Perkembangan motorik kasar pada usia 1-4 bulan dimulai dengan mengangkat kepala, mencoba duduk namun ditopang, duduk dengan kepala tegak, kontrol kepala sempurna. Usia 4-8 bulan perkembangan motorik kasar adalah sudah mulai mengangkat kepala dengan melakukan gerakan menekan kedua tangannya, mampu membalikkan badan, beangkit dengan kepala tegak, berguling dari telentang menjadi tengkurap. Saat usia 8-12 bulan, bayi sudah mampu duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan dan bangkit lalu berdiri Hidayat, 2008. Dalam tahun pertama kehidupan anak yang terpenting adalah penerapan pola makan dan pola tidur Behrman, Kleigman, Arvin, 2000. Pemberian makanan yang benar ataupun salah dapat berdampak pada psikologis dan fisiologis bayi. Dampak psikologisnya diantaranya adalah Supartini, 2004: 1. Psikodinamik Freud Fase penting bayi bayi adalah fase oral. Fase oral berhasil silalui apabila anak mendapatkan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan oral saat makan dan minum. Dampak psikodinamik yang diperoleh bayi adalah kepuasan karena terpenuhinya kebutuhan dasar dan kehangtan saat pemenuhan kebutuhan dasar tersebut. 2. Psikososial Erikson Menurut pendekatan psikososial, fase awal tumbuh kembang anak adalah tercapainya rasa percaya. Makanan dapat merupakan stimulus yang dapat meringnakan rasa lapar anak, dan pemuasan yang konsisten terhadap rasa lapar dapat memenuhi kepercayaan anak pada lingkungannya terutama keluarga. 3. Maturasi Organik Piaget Perkembangan organik yang dialami anak melalui makanan adalah pengalaman mendapatkan beberapa sensoris, seperti rasa atau pengecapan, penciuman, pergerakan, dan perabaan. Selain itu, dengan makanan anak akan dapat meningkatkan keterampilan, seperti memegang botol susu, memgang cangkir, sendok, dan keterampilan koordinasi gerak, seperti menyuap dan menyendok makanan. Dampak fisiologis yang terjadi akibat makanan adalah terpenuhinya nutrisi anak untuk menunjang pertumbuhan fisiknya. Apabila asupan makanan yang diberikan tidak adekuat ataupun terpapar kuman atau bakteri, yang terjadi adalah bayi akan mengalami reaksi alergi ataupun intoleran. Intoleran dan alergi ini berbeda, karena jika intoleran tidak melibatkan sistem imunitas, sedangkan alergi melibatkan sistem imunitas. Reaksi intoleran dan reaksi alergi diantaranya timbul bercak-bercak kemerahan, infeksi telinga atau asma, pilek, mata merah dan berair, mual dan muntah, dan diare Soenardi, 2009.

E. Diare 1. Definisi Diare

Aktivitas Buang Air Besar BAB pada bayi baru lahir biasanya terjadi setiap dua hari atau tiga hari sekali jika hanya mengkomsumsi ASI Santoso, 2010. Pada hari-hari pertama kelahirannya, kotoran bayi

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KABUPATEN MERAUKE

0 4 72

Hubungan antara pemberian asi eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi umur 0 6 bulan di puskesmas gilingan kecamatan Banjarsari Surakarta

0 6 40

PERBANDINGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI BERUSIA 0-6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG DIBERI Perbandingan Kejadian Diare Pada Bayi Berusia 0-6 Bulan Yang Diberi Asi Eksklusif Dengan Yang Diberi Tidak Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Grog

0 2 16

PERBANDINGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI BERUSIA 0-6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG DIBERI Perbandingan Kejadian Diare Pada Bayi Berusia 0-6 Bulan Yang Diberi Asi Eksklusif Dengan Yang Diberi Tidak Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Grog

0 3 15

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT PADA BAYI USIA 1-6 BULAN Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Diare Akut Pada Bayi Usia 1-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit Surakarta.

1 2 14

PENDAHULUAN Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Diare Akut Pada Bayi Usia 1-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit Surakarta.

0 2 4

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Diare Akut Pada Bayi Usia 1-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit Surakarta.

0 2 4

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT PADA BAYI USIA 1-6 BULAN Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Diare Akut Pada Bayi Usia 1-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit Surakarta.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 4 – 6 BULAN.

0 0 6

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN I SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2010

0 1 6