Desain Penelitian Waktu dan Tempat penelitian

Skor untuk pertanyaan positif, yaitu: Ya: 1, Tidak: 0 Skor untuk pertanyaan negatif, yaitu: Ya: 0, Tidak: 1.

E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Instrumen

Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen dapat menjawab tujuan penelitian Pratisto, 2004. Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur Nursalam, 2008. Metode yang peneliti gunakan pada pengujian validitas instrumen menggunakan rumus Pearson Product Moment. Uji ini dilakukan dengan menghitung korelasi masing-masing pertanyaan dengan pertanyaan lainnya. Uji validitas menggunakan korelasi Product Moment dan hasilnya nanti dikatakan valid jika tiap pertanyaan mempunyai nilai positif dan nilai t hitung t tabel Hidayat, 2008. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa lima pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini adalah valid. Uji coba instrumen dilakukan terhadap 30 orang ibu yang memiliki bayi berumur 6-12 bulan di luar ruang lingkup kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru, sehingga responden yang telah diteliti dalam uji instrumen ini tidak termasuk responden dalam penelitian.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Setelah mengukur validitas instrumen, peneliti perlu mengukur reliabilitas instrumen. Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan Nursalam, 2008. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pengukuran reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Suatu intrumen dikatakan variabel apabilla memberikan nilai alpha cronbach 0,60 Hidayat, 2007. Hasil uji reliabilitas pada pertanyaan dalam instrument ini adalah ɑ=0,782. Berdasarkan nilai tersebut, pertanyaan di dalam instrumen ini dapat dipercaya dan dapat diandalkan karena nilai alpha cronbach 0,60.

F. Metode Pengumpulan Data

1. Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Peneliti menyerahkan surat permohonan ijin penelitian kepada Kepala Dinas Kesehatan Jakarta Pusat sebagai surat pengantar untuk melakukan penelitian di Puskesmas Kecamatan Johar Baru. 3. Setelah surat ijin penelitian disetujui oleh pihak Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, peneliti diberikan surat pengantar oleh Dinas Kesehatan Jakarta Pusat untuk diberikan kepada kepala Kesatuan Bangsa dan Politik DKI Jakarta. 4. Setelah surat pengantar disetujui oleh pihak Kesatuan Bangsa dan Politik DKI, peneliti diberikan surat pengantar untuk diberikan kepada Kepala Suku Dinas Kota Administrasi Jakarta Pusat. 5. Setelah surat pengantar disetujui oleh pihak Suku Dinas Kota Administrasi Jakarta Pusat, peneliti diberikan surat pengantar untuk diberikan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Johar Baru. 6. Setelah ijin penelitian disetujui oleh Kepala Puskesmas Kecamatan Johar Baru, peneliti mulai mengumpulkan data di Puskesmas Kecamatan Johar Baru. 7. Peneliti menggunakan teknik accidental sampling atau sampel aksidental dalam mengumpulkan sampel. 8. Setelah mendapatkan calon responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, peneliti melakukan informed consent terhadap calon responden. Jika calon responden bersedia menjadi responden, mereka dapat membaca lembar persetujuan kemudian menandatanganinya. 9. Setelah responden menandatangani surat persetujuan, responden selanjutnya dijelaskan mengenai cara pengisian kuesioner dan responden dianjurkan bertanya apabila ada pertanyaan ataupun pernyataan yang kurang jelas.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KABUPATEN MERAUKE

0 4 72

Hubungan antara pemberian asi eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi umur 0 6 bulan di puskesmas gilingan kecamatan Banjarsari Surakarta

0 6 40

PERBANDINGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI BERUSIA 0-6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG DIBERI Perbandingan Kejadian Diare Pada Bayi Berusia 0-6 Bulan Yang Diberi Asi Eksklusif Dengan Yang Diberi Tidak Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Grog

0 2 16

PERBANDINGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI BERUSIA 0-6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG DIBERI Perbandingan Kejadian Diare Pada Bayi Berusia 0-6 Bulan Yang Diberi Asi Eksklusif Dengan Yang Diberi Tidak Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Grog

0 3 15

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT PADA BAYI USIA 1-6 BULAN Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Diare Akut Pada Bayi Usia 1-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit Surakarta.

1 2 14

PENDAHULUAN Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Diare Akut Pada Bayi Usia 1-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit Surakarta.

0 2 4

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Diare Akut Pada Bayi Usia 1-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit Surakarta.

0 2 4

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT PADA BAYI USIA 1-6 BULAN Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Diare Akut Pada Bayi Usia 1-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit Surakarta.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 4 – 6 BULAN.

0 0 6

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN I SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2010

0 1 6