Kultur Meristem Tip Meristem Tip Dan Kemoterapi Untuk Eliminasi Virus Onion Yellow Dwarf Virus (Oydv) Pada Bawang Merah
7 penyebaran atau gejala yang ditimbulkan dari serangan virus, memiliki aktivitas
spektrum yang luas dalam mengeliminasi sejumlah virus penyebab penyakit. Sejumlah senyawa telah teridentifikasi memiliki kemampuan dalam mengeliminasi
virus Sastry dan Zitter 2014.
Ribavirin 1- β-D-ribofuranosil-1,2,4-trizole-3-carboxamide merupakan
senyawa yang memiliki kemampuan aktifitas antiviral, yang dapat menghambat proses sintesis RNA dan DNA virus Streeter et al. 1973. Hal ini dikarenakan
senyawa ini mampu menyerupai bentuk purin nukleotida, baik guanosin maupun adenosin dengan cara memutar rantai C3 - C6 180
o
Gambar 3. Kemampuan ribavirin memutar rantai C memungkinkannya untuk menargetkan virus dan enzim
inang yang berikatan dengan ribonukleotida ataupun nukleotida purin, yang meyebabkan ribavirin memiliki kemampuan sebagai antiviral spektrum luas.
Ribavirin atau disebut juga dengan virazole mulai ditemukan pada tahun 1969, yang disintesis dari nukleotida showdomycin dan pyrazomycin. Kedua nukleotida
tersebut diisolasi dari kultur bakteri, dan memperlihatkan aktivitas antiviral pada sejumlah virus Wu et al. 2003. Penggunaan senyawa kimia antiviral secara in vitro
dapat memberikan efek fitotoksik pada eksplan yang diberi perlakuan. Oleh karena itu, hal ini menjadi penting untuk mempertimbangkan pemilihan konsentrasi yang
efektif dalam mengeliminasi virus dan persentase tanaman yang mampu beregenerasi Verma et al. 2005.
Penggunaan senyawa ribavirin sebagai kemoterapi yang dikombinasikan dengan teknik kultur meristem dalam mengeliminasi virus secara in vitro sudah
banyak dilakukan pada berbagai tanaman dan telah berhasil mendapatkan tanaman bebas virus. Kombinasi dari kedua teknik ini juga dapat meningkatkan persentase
bebas virus pada tanaman tebu Neelamathi et al. 2014.
Lassois et al. 2013 menyatakan bahwa ketersediaan tanaman bebas virus sangatlah bergantung pada teknik yang dikembangkan dalam mengeliminasi virus,
dan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih teknik eliminasi adalah karakteristik virus, tipe jaringan yang diberikan perlakuan, dan jenis tanaman yang
digunakan. Dewi dan Slack 1994 menambahkan bahwa efisiensi protokol yang digunakan untuk mengeliminasi virus akan menurun jika eksplan yang digunakan
Gambar 3 Ribavirin beranalog dengan ribonukleotida adenosin dan guanosin dengan memutar rantai C3 - C6.
8 mengandung konsentrasi virus yang tinggi atau telah terinfeksi oleh berbagai jenis
virus. Ribavirin dapat memberikan pengaruh yang berbeda terhadap tanaman,
bergantung pada konsentrasi dan genotipe tanaman Oana et al. 2009. Neelamathi et al. 2014 menyatakan meristem tip tebu yang dikulturkan pada konsentrasi
ribavirin yang rendah 2.5, 5.0, dan 7.5 mgL
-1
tidak mengakibatkan penghambatan pertumbuhan dan multiplikasi eksplan, akan tetapi konsentrasi tersebut tidak
mampu mengeliminasi virus. Ribavirin dengan konsentrasi yang tinggi dapat menimbulkan efek fitotoksik terhadap pertumbuhan eksplan berupa penghambatan
pertumbuhan dan multiplikasi. Andriani et al. 2013 berhasil memperoleh tebu yang telah bebas dari virus Sugarcane mosaic virus SCMV melalui kultur
meristem tip yang dikombinasikan dengan ribavirin 30 mg L
-1
dan 40 mg L
-1
selama 6 minggu.