Deteki Virus Hasil dan Pembahasan
40
6 PEMBAHASAN UMUM
Bawang merah merupakan tanaman hortikultura yang sangat diminati petani karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi, sehingga budidaya bawang merah
dilakukan secara intensif Sumarni dan Hidayat 2005 hampir di seluruh provinsi di Indonesia BPS 2016. Pada umumnya, sistem budidaya bawang merah yang
diterapkan oleh petani dan penangkar menggunakan umbi bibit, karena dianggap lebih efisien. Namun, hal ini berdampak terhadap menurunnya kualitas umbi yang
disebabkan akumulasi virus di dalam umbi bibit dan selanjutnya menjadi inokulum bagi tanaman sehat lainnya Gunaeni et al. 2011. Berbagai kultivar bawang merah
yang saat ini dibudidaya di Jawa Tengah, seperti Tiron dan Bima Brebes ditemukan telah terinfeksi virus OYDV
Swari et al. 2015; Wulandari 2016, yaitu virus diketahui menyebabkan menurunnya bobot dan ukuran umbi serta memperpendek
masa dormansi umbi, sehingga mengakibatkan kualitas dan kuantitas umbi menjadi rendah Brewster 2008. Hal ini yang selanjutnya membuktikan, bahwa setelah
eliminasi virus dilakukan pada tanaman yang terinfeksi maka proses eliminasi virus berpotensi meningkatkan hasil panen Conci et al. 2003.
Metode yang dikembangkan untuk mengeliminasi virus sangat bervariasi, namun kultur meristem tip merupakan metode yang paling umum digunakan
Bhojwani dan Dantu 2013. Pecobaan zat pengatur tumbuh ZPT yang diaplikasi terhadap kultur meristem tip pada penelitian ini menunjukkan bahwa ZPT tidak
memberikan pengaruh terhadap persentase tumbuh eksplan, waktu muncul daun, dan persentase eksplan berdaun. Namun, berdasarkan hasil ini didapati bahwa rata-
rata persentase eksplan yang mengalami gagal tumbuh 19 - 28, eksplan mulai membentuk daun pada 1 - 2 MST dan pembentukan daun juga terlihat cukup cepat
pada eksplan yang dikulturkan pada media tanpa ZPT. Rata-rata eksplan Bima Brebes yang berhasil membentuk daun 100. Eksplan Tiron 13 lebih rendah
dibandingkan Bima Brebes dan beberapa diantaranya memperlihatkan morfologi yang abnormal, seperti vitrifikasi maupun klorosis dengan persentase 0 - 22.
Eksplan yang diberi perlakuan ZPT tidak memperlihatkan pengaruh yang nyata terhadap jumlah tunas dan jumah daun, perlakuan ZPT berpengaruh nyata
terhadap tinggi tunas Tiron. Eksplan yang dikulturkan pada media tanpa ZPT kontrol memiliki tinggi tunas yang tidak berbeda nyata dengan eksplan yang
dikulturkan pada media dengan penambahan 2-ip, BAP, kinetin, GA
3
, dan kombinasi kinetin + IAA. Media tanpa ZPT juga terlihat paling efisien untuk
pertumbuhan meristem tip. Bhojwani dan Dantu 2013 menyatakan hal ini dikarenakan primordia daun yang terdapat pada meristem mampu mensuplai auksin
dan sitokinin untuk pertumbuhan eksplan. Selain itu, pada penelitian ini juga didapati bahwa tunas utama tumbuh tanpa diikuti oleh pembentukan kalus.
Kemoterapi merupakan eliminasi virus menggunakan senyawa kimia yang bertujuan untuk menghentikan infeksi pada tanaman yang telah terinfeksi virus
Sastry dan Zitter 2014. Pengujian ribavirin pada dua ukuran shoot tip memperlihatkan bahwa perlakuan ribavirin tidak berpengaruh nyata terhadap
persentase tumbuh eksplan, akan tetapi lebih dipengaruhi oleh jenis ukuran eksplan yang dikulturkan. Ukuran eksplan yang lebih besar 2.1 - 3.0 mm memiliki
persentase tumbuh yang nyata lebih tinggi dibandingkan dengan eksplan yang lebih kecil. Eksplan berukuran lebih besar juga memiliki pertumbuhan yang nyata lebih
41 cepat dibandingkan dengan yang kecil. Konsentrasi ribavirin juga mempengaruhi
pertumbuhan ekspan, semakin tinggi konsentrasi ribavirin yag diberikan 10 - 20 mg L
-1
, maka waktu muncul daun menjadi semakin lama. Peningkatan konsentrasi ribavirin juga dapat menghambat pembentukan
daun. Jumlah helaian daun semakin menurun setelah penambahan ribavirin 5 - 20 mg L
-1
. Tunas Bima Brebes dan Tiron yang tumbuh pada media Ribavirin 20 mg L
-1
memiliki jumlah daun masing-masing 36 dan 34 lebih rendah dibandingkan kontrol. Konsentrasi ribavirin juga secara nyata menghambat pemanjangan tunas.
Tinggi tunas Bima Brebes secara nyata menurun setelah penambahan ribavirin 10 - 20 mg L
-1
, sedangkan pertumbuhan tunas Tiron mulai terhambat pada penambahan ribavirin 5 - 20 mg L
-1
. Penghambatan pertumbuhan tunas terjadi karena ribavirin merupakan senyawa kimia dengan struktur yang dapat beranalog
dengan nukleotida purin, sehingga ribavirin dapat menargetkan virus dan enzim inang yang berkaitan dengan nukleotida purin Wu et al. 2003, serta menggantikan
nukleotida inang. Mekanisme kerja ribavirin yang demikian dapat mengakibatkan efek fitotoksik terhadap tanaman Parker 2005.
Percobaan eliminasi virus menggunakan metode kemoterapi juga didukung dengan suhu inkubasi eksplan yang tinggi 37 ± 2
o
C. Suhu yang tinggi diduga menghambat pembentukan dan regenerasi tunas, serta rendahnya kemampuan tunas
membentuk akar. Suhu tinggi juga menyebabkan tunas menjadi hyperhydric, yang memperlihatkan pertumbuhan dan morfologi tanaman yang abnormal. Persentase
tanaman yang mengalami hyperhidric antara 37 - 46 pada Bima Brebes dan 28 - 55 pada Tiron.
Pengujian virus pada tanaman hasil kultur meristem tip menggunakan metode RT-PCR memperlihatkan bahwa seluruh sampel tanaman yang berasal dari
cv. Bima Brebes dan Tiron masih terinfeksi virus OYDV. Hasil ini menunjukkan bahwa kultur meristem tip belum dapat mengeliminasi virus. Eksplan meristem tip
berukuran kurang dari 1 mm yang digunakan pada penelitian ini diduga masih mengandung virus. Meristem tip merupakan bagian tanaman yang aktif membelah
dan belum memiliki jaringan pembuluh yang menjadi jalur cepat penyebaram virus pada tanaman Wang dan Hu 1980. Namun, virus dapat menginvasi sel melalui
plasmodesmata yang terdapat pada sel-sel meristem tip Ayabe dan Sumi 2001. Oleh karena itu, agar virus yang terdapat pada meristem tip dapat dirusak atau
dihambat penyebarannya maka dibutuhkan kombinasi metode eliminasi virus.
Termoterapi merupakan metode yang cukup efisien digunakan untuk eliminasi virus. Pramesh dan Baranwal 2015 melaporkan bahwa eradikasi virus
pada tanaman bawang putih berhasil dilakukan. Eliminasi virus tidak hanya terbatas pada virus OYDV, akan tetapi juga pada GarCLV, SLV, dan GarV-X. Termoterapi
yang digunakan, yaitu aplikasi udara panas pada suhu 42
o
C selama 21 hari ataupun aplikasi panas matahari yang dipaparkan secara langsung pada umbi selama 10 hari,
kemudian dilanjutkan dengan kultur meristem tip. Bhojwani dan Dantu 2013 menyatakan bahwa aplikasi termoterapi secara in vivo berguna untuk menekan
replikasi virus, menghambat sintesis coat protein CP dan bagian virus yang mengkode movement protein pada virus, yang berguna untuk pergerakan virus dari
sel ke sel.
Pengujian virus yang dilakukan pada tanaman hasil kemoterapi memperlihatkan bahwa seluruh tanaman dari cv. Bima Brebes dan Tiron masih
mengandung virus OYDV. Hasil deteksi virus tersebut menunjukkan bahwa