7.2. Evaluasi Faktor Internal IFE
Evaluasi faktor internal perusahaan merupakan langkah mengidentifikasi faktor-faktor kunci kekuatan Strengths dan kelemahan Weaknesses yang ada
pada perusahaan. Dari hasil identifikasi yang mempengaruhi perusahaan tersebut, selanjutnya dievaluasi respon perusahaan terhadap masing-masing faktor,
sehingga diketahui seberapa besar respon perusahaan terhadap faktor internal tersebut. Teknik penentuan analisis tersebut dengan menggunakan pembobotan
dan rangking serta disusun matrik Internal Factor Evaluation IFE. Hasil analisis IFE responden dapat dilihat pada Lampiran 6 dan 8. Untuk perusahaan
pada Tabel 19. Tabel 19. Hasil Evaluasi Faktor Internal IFE Perusahaan Agro Jamur
Arismajaya
Hasil analisis IFE menunjukan bahwa kekuatan Perusahaan Agro Jamur Arismajaya adalah pelaksanaan manajemen yang sangat baik dengan bobot
0,115dan skor 0,460. Bobot ini merupakan bobot yang paling besar diantara kekuatan lainnya yang berarti faktor tersebut penting dalam menjalankan
usahanya. Rating empat yang diberikan menunjukan bahwa faktor ini dimiliki secara kuat oleh perusahaan. Kekuatan utamanya terletak pada manajemen
perusahaan yang baik dengan menerapkan sistem perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan aktualisasi yang terlaksana dengan baik. Hal tersebut terlihat
dengan kekompakan karyawan perusahaan dalam menyelesaikan pekerjaannya
Faktor Internal Bobot
Rating Skor
Kekuatan
A. Pelaksanaan manajemen baik
0,115 4,000
0,460 B.
Lahan untuk pengembangan masih luas 0,108
3,500 0,378
C. Lokasi strategis
0,094 4,000
0,376 D.
Kualitas produk baik 0,107
4,000 0,428
E. Produksi meningkat
0,107 4,000
0,428 F.
Karyawan terampil 0,105
4,000 0,420
Kelemahan
G. Modal terbatas
0,087 1,000
0,087 H.
Teknologi konvensional 0,093
1,500 0,139
I. Keterbatasan bibit jamur
0,089 1,000
0,089 J.
Tidak ada bagian pembibitan 0,095
1,500 0,143
Total
1,000 28,500
2,948
dengan target yang ditetapkan pada periode waktu tertentu. Kekuatan kedua yang dimiliki adalah kualitas produk yang baik, dilihat dari warna jamur tiram yang
putih merata bila dibandingkan dengan jamur dari daerah lain. Nilai bobot kualitas produk ini adalah 0,107 dengan rating empat dan skor 0,428. Kemudian kekuatan
berikutnya adalah produksi meningkat dengan bobot 0,107 dan diberi rating empat sehingga hasilnya sama dengan kualitas produk yaitu 0,428.
Kekuatan berikutnya adalah memiliki karyawan terampil karena sudah bekerja selama dua tahun, serta sebagian karyawan sebelumnya telah bekerja di
perusahaan jamur lain sehingga memiliki pengalaman yang baik mengenai jamur tiram putih. Nilai bobot yang diberikan adalah 0,105 dengan rating empat
sehingga skornya 0,420. Selanjutnya lahan untuk pengembangan masih luas, hal ini dilihat dari luasan area budidaya yang masih tersisa sekitar 30 persen dari total
luas area sebesar 1200 m
2
. Nilai IFE pada lahan pengembangan masih luas ini diberi bobot 0,108 dengan rating 3,5 dan skor 0,378. Kekuatan terakhir yang
dimiliki adalah lokasi perusahaan strategis. Hal ini dikarenakan perusahaan memiliki kondisi sarana produksi yang berjarak dekat dan sarana infrastruktur
yang baik dan dekat. Nilai bobot pasar tujuan tetap ini adalah 0,094 dengan rating 4 dan skor 0,376.
Kelemahan utama yang dimiliki perusahaan adalah keterbatasan modal, karena sumber modal hanya didapat dari modal pribadi pemilik perusahaan.
Selain itu, minimnya bantuan pemerintah daerah setempat untuk budidaya jamur tiram sangat dirasakan perusahaan. Nilai bobot kelemahan ini adalah 0,087
dengan rating 1 dan skor 0,087. Kelemahan kedua yang dimiliki perusahaan adalah keterbatasan bibit jamur. Perusahaan belum dapat memproduksi bibit
jamur sendiri sehingga masih mengandalkan bibit dari luar daerah seperti dari Semarang dan Yogjakarta. Hal tersebut dapat meningkatkan pengeluaran
perusahaan pada biaya pengiriman bibit. Nilai bobot dari faktor ini adalah 0,089 dengan rating satu dan skor 0,089. Kelemahan berikutnya adalah teknologi
konvensional. Nilai dari bobot ini adalah 0,093 dengan rating 1,5 dan skor 0,139. Kelemahan terakhir adalah tidak adanya bagian pembibitan dengan nilai bobot
0,095 dengan rating 1,5 dan skor 0,143. Perusahaan belum mampu memproduksi bibit jamur tiram sendiri akibat keterbatasan sarana pembibitan seperti
laboratorium dan alat-alat lainnya yang dibutuhkan untuk pembuatan bibit jamur sendiri.
7.3 Evaluasi Faktor Eksternal EFE