Syarat Tumbuh Jamur Tiram . Budidaya Jamur Tiram

campuran bahan-bahan tersebut perlu diatur kadar airnya. Kadar air diatur 60-65 persen dengan menambah air bersih agar misellia jamur dapat tumbuh dan menyerap makanan dari media tanam dengan baik. Penambahan air yang tidak bersih dapat menyebabkan media terkontaminasi dengan mikroorganisme.

2.2. Syarat Tumbuh Jamur Tiram

2.2.1. Tingkat keasaman pH Tingkat keasaman media sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram. Apabila pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur akan terhambat. Bahkan mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan mengganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri. Keasaman pH media perlu diatur antara pH 6-7 dengan menggunakan kapur. 2.2.2. Suhu udara Pada budidaya jamur tiram suhu udara memegang peranan yang penting untuk mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dapat dibedakan dalam dua fase, diantaranya yaitu fase inkubasi yang memerlukan suhu udara antara 22-28 derajat celcius dengan kelembaban 60-70 persen dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16-22 derajat celcius. Pertumbuhan jamur tiram yang sangat baik biasanya pada daerah ketinggian 1.000 sampai 1.200 meter dari permukaan laut. 2.2.3. Cahaya Pertumbuhan misellia akan tumbuh dengan cepat dalam keadaan gelaptanpa sinar. Sebaiknya selama masa pertumbuhan misellia, media jamur tiram putih atau disebut dengan baglog jamur, ditempatkan dalam ruangan yang gelap, sehingga dapat memberikan rangsangan pertumbuhan yang merata sebelum terjadinya pertumbuhan badan buah jamur. Tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan adanya rangsangan sinar. Pada tempat yang sama sekali tidak ada cahaya, badan buah tidak dapat tumbuh, oleh karena itu pada masa terbentuknya badan buah pada permukaan media harus mulai mendapat sinar dengan intensitas penyinaran 60-70 persen.

2.3 . Budidaya Jamur Tiram

Dalam melakukan kegiatan budidaya jamur tiram terdapat beberapa tahapan, yaitu : 2.3.1. Pembuatan Media Tanam a. Pengayakan Pengayakan adalah kegiatan memisahkan serbuk kayu gergaji yang besar dan kecil sehingga didapatkan serbuk kayu gergaji yang halus dan seragam. Tujuannya untuk mendapatkan media tanam yang memiliki kepadatan tertentu tanpa merusak kantong plastik baglog dan mendapatkan tingkat pertumbuhan misellia yang merata. b. Pencampuran Pencampuran serbuk gergaji, dedak dan kapur dengan perbandingan 100:12:3 untuk mendapatkan komposisi media yang merata. Tujuannya menyediakan sumber hara atau nutrisi yang cukup bagi pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram sampai siap dipanen. Diusahakan agar tidak terdapat gumpalan dalam proses pencampuran. c. Pemeraman Kegiatan menimbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupnya secara rapat dengan menggunakan plastik selama satu malam. Tujuannya untuk menguraikan senyawa-senyawa kompleks dengan bantuan mikroba agar diperoleh senyawa-senyawa yang lebih sederhana, sehingga lebih mudah dicerna oleh jamur dan memungkinkan pertumbuhan jamur yang lebih baik. Proses pemeraman mengalami kenaikan suhu menjadi 50 derajat celcius dengan kadar air 60-65 persen serta pH media 6-7. d. Pengisian Media ke Kantung Plastik Baglog Kegiatan memasukan campuran media ke dalam plastik polipropilen PP dengan kepadatan tertentu agar misellia jamur dapat tumbuh maksimal dan menghasilkan panen yang optimal. Adapun tujuannya adalah untuk menyediakan media tanam bagi bibit jamur. Media yang dimasukan ke dalam plastik berupa serbuk kayu agar saat dipadatkan dapat kompak dan menyerupai kayu baglog. e. Sterilisasi Strerilisasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk menonaktifkan mikroba yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Tujuannya untuk mendapatkan serbuk kayu yang steril bebas dari mikroba dan jamur lain yang tidak dikehendaki. Sterilisasi dilakukan pada suhu 70 derajat celcius selama 8-9 jam. f. Pendinginan Proses pendinginan merupakan upaya menurunkan suhu media tanam setelah disterilkan agar bibit yang akan dimasukan ke dalam baglog tidak mati. Pendinginan dilakukan selama 8-12 jam sebelum inokulasi dengan temperatur 30-35 derajat celcius. 2.3.2 Inokulasi Bibit Kegiatan proses pemindahan sejumlah kecil misellia jamur dari biakan induk ke dalam media tanam yang telah disediakan. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan miselia jamur pada media tanam sehingga menghasilkan jamur siap panen. Inokulasi bibit dilakukan pada ruangan yang bersih oleh petugas yang terjaga kebersihannya serta pelaksanaannya harus cepat agar tidak terkontaminasi. 2.3.4. Inkubasi Proses penyimpanan atau penempatan media tanam yang telah diinokulasi pada kondisi ruang tertentu agar misellia jamur tumbuh. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pertumbuhan misellia serempak. Inkubasi dilakukan dalam suhu ruangan antara 28-30 derajat celcius dengan kelembaban 50-60 persen. Inkubasi dilakukan hingga seluruh permukaan media tumbuh dalam baglog berwarna putih merata. 2.3.5. Produksi Kegiatan menstimulasi media tanam yang telah maksimal pertumbuhan misellia- nya agar terjadi pertumbuhan badan jamur. Adapun tujuannya adalah untuk mendapatkan perubahan pertumbuhan misellia kearah pembentukan primordia badan buah jamur. Hal ini dapat dilakukan dengan membuka tutup baglog agar terjadi proses aerasi. 2.3.6. Panen Kegiatan memetik badan buah jamur tiram yang telah cukup umur, yaitu 30 hari sejak inokulasi atau seminggu setelah baglog dibuka atau 2-3 hari setelah munculnya primordia. Tujuannya mendapatkan hasil badan buah jamur tiram yang sesuai dengan ketentuan. 4 Jamur tiram sangat mudah kering dan umur pasca panennya pendek jika tidak disimpan pada suhu rendah dan kelembaban tinggi. Jamur yang tidak dikonsumsi segar, diolah melalui pengeringan udara atau dikalengkan dalam larutan garam Rubatky dan Yamaguchi, 1999. Berikut ini adalah alur pembuatan jamur tiram : Gambar 1. Alur Pembuatan Jamur Tiram

2.4. Penelitian Terdahulu